Curah Hujan Meningkat, Edy Supriyanta Tetapkan Jepara Siaga Darurat Bencana Hidrometereologi

Masyarakat juga perlu bersama-sama melakukan mitigasi.

Selasa, 10 Desember 2024 | 06:32 WIB - Ragam
Penulis: Wisanggeni . Editor: Wis

KUASAKATACOM, Jepara- Penjabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyanta menetapkan Jepara siaga darurat bencana hidrometereologi mulai Senin (9/12/2024). Status itu diputuskan saat Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan penanggulangan bencana di Pendapa RA. Kartini Jepara pada Senin (9/12/2024).

Pj Bupati Jepara mengungkapkan jika penetapan status siaga tersebut didasarkan pada prakiraan cuaca yang dilakukan oleh BMKG dan hasil kaji cepat tim reaksi cepat (TRC) Badan penanggulangan bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara

BERITA TERKAIT:
Pamitan ke Pegawai Pemkab Jepara, Edy Supriyanta Minta Mebel Ukir Dijaga dan Dilestarikan
Jelang Purna, Edy Supriyanta Safari ke Kantor OPD Pemkab Jepara untuk Pamitan
Gagas Pengusulan Kalinyamat Sebagai Pahlawan, Pj Bupati Jepara Berikan Penghargaan kepada Lestari Moerdijat
Lanal Semarang Tetapkan Desa Kedungmalang Sebagai Kampung Bahari Nasional
Polres Luncurkan Smart Satkamling, Edy Supriyanta Minta Semua Desa di Jepara Berpartisipasi

"Berdasarkan prakiraan dari BMKG dan hasil kaji dari TRC BPBD mulai hari ini (Senin) Jepara statusnya siaga darurat bencana hidrometetereologi," kata Edy di hadapan jajaran Forkopimda, Kepala Perangkat Daerah dan perwakilan relawan kebencanaan di Jepara.

Edy dalam paparannya, mengungkapkan jika berdasarkan prakiraan musim hujan dari BMKG Semarang, curah hujan di Jepara pada Januari dan Februari 2025 sangat tinggi yakni lebih dari 500 mm. Meningkat dibandingkan Desember ini yang berkisar 300-500 mm atau kategori tinggi.

"Awal musim hujan pada November, puncaknya pada Februari dan berakhir pada pertengahan April 2025," jelas Edy Supriyanta.

Ia menjelaskan jika pada musim hujan bencana yang biasa terjadi diantaranya banjir, longsor, angin kencang, abrasi pantai, banjir rob hingga petir. "Untuk banjir rawan terjadi di sebelas kecamatan, longsor di empat kecamatan. Sedangkan angin di enam kecamatan,  abrasi pantai di 3 kecamatan dan rob di dua kecamatan," lanjutnya.

Untuk mengantisipasi potensi bencana tersebut, jelas Edy, pihaknya telah melakukan upaya mitigasi. Diantaranya perbaikan infrastruktur seperti perbaikan tanggul-tanggul sungai. Termasuk juga melakukan penghijauan di daerah perbukitan, penanaman mangrove, sistem peringatan dini hingga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana dan menyiapkan seluruh stake holder yang terkait dengan kebencanaan. 

"Masyarakat juga perlu bersama-sama melakukan mitigasi. Yakni melakukan identifikasi dan antisipasi resiko bencana hidrometereologi. Melakukan pencegahan dan mitigasi dengan bergotong royong membersihkan lingkungan, membangun awarenes dan kesiapan posko darurat," tandasnya.

Dalam rakor ini sejumlah camat dan pimpinan perangkat daerah juga diminta laporan kondisi wilayahnya masing-masing. Diantaranya Camat Donorojo, Jepara, Welahan, Kepala DPUPR, Dinsospermasdes dan Kepala Dinas Kesehatan. "Saya minta para camat mulai hari ini untuk stanby 24 jam dengan buat posko kedaruratan. Identifikasi berbagai potensi bencana dan kebutuhan yang dibutuhkan," ungkapnya.

***

tags: #kabupaten jepara #pj bupati jepara #edy supriyanta #bencana hidrometeorologi #penanggulangan bencana

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI