Tingkatkan Kualitas Hasil Ternak, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jateng Gelar Sarasehan Ternak Ayam Petelur Se-Jateng
Indonesia sudah menjadi negara yang dijadikan rujukan oleh negara-negara lain seperti India hingga Asia Pasifik.
Kamis, 12 Desember 2024 | 17:22 WIB - Ragam
Penulis:
. Editor: Fauzi
KUASAKATACOM, Semarang - Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah bersama LP UMKM Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan Lembaga Pengembangan UMKM PWM Jawa Tengah menggelar acara Sarasehan Temu UMKM dengan tema "Kaji Terap Ternak ayam Petelur Skala UMKM se-Jawa Tengah".
Sarasehan ini dihadiri oleh beberapa narasumber diantaranya Perwakilan MPM PP Muhammadiyah, Arya Khoirul Hammam, Ketua JATAM Difable, Eko Suwito, Manager PT. Januputra Sejahtera Tbk, Rully Sulstyawan, dan Ketum LP-UMKM PWM Jateng, Toni Firmansyah. Dan dipandu oleh 2 moderator yakni Perwakilan LHKP PP Muhammadiyah, Abduh Zulfikar dan Pemuda Tani HKTI Jateng, Heriwanto.
BERITA TERKAIT:
Imam Ajak Mahasiswa dan Pelaku UMKM Pertajam Keilmuwan lewat "Kaji Terap Ternak Ayam Petelur Skala UMKM se-Jawa Tengah"
Tingkatkan Kualitas Hasil Ternak, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jateng Gelar Sarasehan Ternak Ayam Petelur Se-Jateng
Berikut Nama-nama Pengurus LSBO PWM Jateng yang Baru Dikukuhkan
Tafsir Kembali Tegaskan Pentingnya Industrialisasi di Internal Muhammadiyah
Musypimwil Tetapkan 39 Calon Anggota Tetap PWM Jawa Tengah, Berikut Daftar Namanya
Acara yang berlangsung pada Kamis (12/12/2024) di Hotel Neo Semarang ini bertujuan memberikan pengetahuan kepada para pelaku UMKM yang bergerak di bidang peternakan dan mahasiswa jurusan Agribisnis, Unimus supaya dapat meningkatkan kualitas produk ternak, terutama telur dari ayam petelur.
Diketahui saat ini Indonesia sudah menjadi negara yang dijadikan rujukan oleh negara-negara lain seperti India, negara-negara Afrika dan Asia Pasifik untuk mempelajari ayam petelur. Sehingga dengan hal ini di targetkan Indonesia dapat mengekspor hasil ternaknya ke luar negeri. Meskipun dengan skala dan jumlah populasi yang kecil diharapkan dapat memiliki harga jual yang tinggi saat diekspor.
Acara dilangsungkan selama 2 sesi. Sesi pertama di isi oleh Arya Khorul Hammam dan Eko Suwito. Sebagai pembicara pertama, Arya menjelaskan mengenai pakan ternak yang murah dengan populasi yang sedikit.
"2000 ekor menyediakan pakan sendiri misalnya. Pasti akan menjadi tantangan yang luar biasa. Karena pakan ayam ini dengan genetik yang telah di sediakan. Ketika acuannya, energinya, proteinnya memang sudah segitu. Untuk mencapai hal tersebut, bahan bakunya apa? Mayoritas bahan pakan bisa ditekan karena faktor skala ekonomi. Apabila tidak mencapai skala ekonomi pasti akan berat. 1000 - 10.000 ekor kita harus punya wadah sendiri, mixing sendiri. Apakah itu akan menjadi efisien? Belum tentu juga. Malahan nanti memelihara ayamnya akan terpecah. Mungkin salah satu solusinya dengan cara bersama-sama," ujarnya.
"Pakan berbeda dengan vaksin. Vaksin itu anti bodi biar virus yang beredar dan kami di peternakan wajib pakai vaksin. Kalau tidak pakai vaksin mati juga ayamnya. Kami coba seribu ekor tidak di vaksin mati 500 kalau polanya diumbar seperti tadi karena ekstreme sekali. Jadi tidak divaksin tapi coba diupayakan, di naikan imunitasnya menggunakan pakan. Jadi strategi untuk meningkatkan imunitas itu memang vaksin. Tapi kalau dari pendekatan pakan tidak bisa langsung responsif. Tidak bisa tiga hari langsung naik. Jadi jangka panjang. Jadi meningkatkan imuntas dari pakan," tambahnya.
Ada satu hal yang sedang diteliti saat ini yakni sumber pakan alternatif yakni rumput. Rumput dinilai dapat menjadi sumber protein sehingga hal inilah yang menjadi sebab harga susu di Selandia Baru murah dan memiliki nilai ekspor tinggi. Hal tersebut dikarenakan pakannya murah. Meskipun begitu, yang menjadi masalah yaitu jumlah produktifitas di Indonesia yang tinggi dalam menghasilkan hasil ternak namun belum bisa dimanfaatkan dengan baik terutama SDM.
Sehingga untuk mencapai hal tersebut dalam bisnis peternakan, Arya mengimbuhkan bahwa dalam bisnis tidak hanya mencari nilai materi saja namun nilai yang lain juga. Pertama yakni kesejahteraan manusia. Hal ini dinilai penting karena dapat mempengaruhi kualitas kesehatan telur sehingga berpengaruh juga terhadap harga di pasaran dan harus sesuai dengan kualitas. Kedua yakni kesejahteraan hewan. Hal ini penting juga karena ada sertifikasi dan standarisasi. Ketiga yakni Berkelanjutan. Yang dimaksud yaitu sebuah program lanjutan yang berhubungan dengan pelestarian ekosistem dan lingkungan.
Di sisi lainnya, Arya juga berbicara mengenai kualitas pakan ayam yang dapat berdampak langsung pada kualitas telur nantinya.
"Telur ayam ini cukup sensitif. Bentuk pakannya berubah atau ditambahkan atau terserang. Apa yang kita kasih baik ke ayam akan berpengaruh pada telur. Dan itu telah dibuktikan. Permasalahan saat ini, apabila yang kita masukan tidak baik artinya secara tidak langsung juga akan berpengaruh langsung ke kualitas telur menjadi tidak baik. Akhirnya secara terus-menerus dimakan oleh manusia setiap harinya sehingga akan menimbulkan masalah," tuturnya.
Masih di sesi pertama, lalu Eko Suwito menjelaskan bahwa komunitas JATAM Difable terdapat di tiga lokasi di Yogyakarta.
"Ada JATAM Difable Gamping di Kec Gamping, ada JAMAT Difable di Ngaglik, Kec Ngaglik, dan JATAM Difable di Kab Sleman," jelasnya.
Selanjutnya dalam sesi ke 2, pembicara ketiga, Rully Sulstyawan menjabarkan mengenai penyakit flu burung atau Avian Influenza (AI) yang menyerang ayam petelur.
"Jadi pendarahan semua. Terjadi pengumpalan itu efek dari salah satu contoh pengaruh dari virus AI. Jadi salah satunya AI adalah waktu itu AI H5. Jadi AI itu ada 2: H5 dan H9. Kalau H5 itu parah bisa menyebabkan kematian. Itu proses kematiannya menular dan cepat sekali. Dari satu air minum. Itu bisa terjadi karena tidak divaksin AI. Kalau sekarang ada yang H9. H9 itu menyebabkan produksinya turun sampai 20 sampai 50 persen. Itu mempengaruhi hasil yang didapatkan," ucapnya.
"ayam itu kalau dipelihara di tempat yang dingin itu 130 per-gram dan perekor. Yang daerah panas 120 perekor. Jadi kalau jumlah ayam yang dimiliki nanti tinggal kalikan jumlah pakan kalikan 120 atau 130,"pungkasnya.
*Ditulis oleh wartawan magang Rahardian Haikal Rakhman
***tags: #pimpinan wilayah muhammadiyah #jateng #umkm #peternak #ayam
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI

Indonesia Terima 100 Ton Kurma dari Saudi, Warganet:Baru Tau, Terus Kurmanya Kemana?
19 Februari 2025

Pria Lansia di Brebes Jadi Tersangka Kasus Pencabulan Anak
19 Februari 2025

Warak Ngendog Menghilang, Pemkot Semarang Tak Serius Gelar Acara Dugder Jelang Ramadan
19 Februari 2025

Tim Gabungan Polda Jateng Gelar Ramp Check untuk Persiapan Mudik Lebaran
19 Februari 2025

Kemenkum Jateng Gelar Rapat Bahas Fidusia
19 Februari 2025

Kasus Pembunuhan di Semarang: Suami Korban Geram, Pelaku Diduga Anak Sendiri
19 Februari 2025

Ribuan Jamaah Hadiri MAN 1 Kota Semarang Bersholawat
19 Februari 2025

Perpisahan PJ Gubernur Jateng, Nana Beri PR Kepada Luthfi dan Gus Yasin
19 Februari 2025

Fariz RM Ditangkap Terkait Narkoba, Polisi Amankan Sabu dan Ganja
19 Februari 2025