Israel Bunuh 3 Jurnalis Al Jazeera
Layanan darurat sipil adalah layanan kemanusiaan dan bukan politik. Mereka bekerja di masa perang dan damai untuk melayani masyarakat,
Selasa, 17 Desember 2024 | 22:54 WIB - Internasional
Penulis:
. Editor: Wis
KUASAKATACOM, Gaza- Serangan udara Israel menewaskan jurnalis foto Palestina Ahmed Al-Louh dan lima pekerja Pertahanan Sipil Palestina di kamp Nuseirat, Gaza tengah, ketika Tel Aviv (Pemerintahan Israel) mengumumkan bahwa mereka akan melipatgandakan permukiman ilegal di Dataran Tinggi Golan.
Al-Louh, yang bekerja sebagai juru kamera untuk Al jazeera bersama dengan media lainnya, terbunuh pada hari Minggu tepatnya 2 hari yang lalu dalam serangan terhadap pos Pertahanan Sipil di kamp Gaza tengah, menurut petugas medis dan wartawan setempat.
BERITA TERKAIT:
Dubes Iran Sebut Tak Terjadi Gencatan Senjata Antara Iran dan Israel
Israel Lancarkan Serangan Udara Baru di Lebanon Selatan
AS Pasok Penjualan Sistem Panduan Bom Rp8,2 Triliun untuk Israel
Iran Sebut Korban Jiwa Akibat Konflik dengan Israel Capai 935 Jiwa
Komandan Senior IRGC Gugur dalam Serangan Israel Usai Gencatan Senjata
Serangan tersebut terjadi ketika serangan militer Israel di Jalur Gaza menewaskan sedikitnya 28 warga Palestina pada hari Minggu, kata petugas medis. Allouh adalah jurnalis ketiga yang terbunuh di Gaza dalam 24 jam terakhir.
Sementara itu, Diwaktu yang sama pemerintah Israel telah menyetujui sebuah rencana untuk meningkatkan jumlah pemukim di Dataran Tinggi Golan yang diduduki secara ilegal, beberapa hari setelah merebut lebih banyak wilayah Suriah setelah penggulingan diktator Suriah, Bashar al-Assad, seperti yang dikutip dari laporan Al jazeera.
Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa pemerintah “dengan suara bulat menyetujui”, “pengembangan demografis” wilayah pendudukan, yang akan berusaha menggandakan populasi Israel di sana.
Rencana pemukiman baru ini di bagian Dataran Tinggi Golan yang direbut dan diduduki Israel pada tahun 1967. Pada tahun 1981, parlemen Israel, Knesset, bergerak untuk memberlakukan hukum Israel di wilayah tersebut, dalam sebuah aneksasi.
Al jazeera melaporkan bahwa wartawan Al-louh sedang bekerja saat dia terbunuh, mengenakan rompi “pers” dan helm. Dia dibawa ke Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di kota Deir el-Balah, Gaza.
Al jazeera Media Network mengutuk Pembunuhan Al-Louh, dan menyerukan kepada organisasi-organisasi hak asasi manusia dan media “untuk mengutuk Pembunuhan sistematis terhadap jurnalis yang dilakukan oleh Pendudukan Israel dengan darah dingin, penghindaran tanggung jawab di bawah hukum humaniter internasional, dan untuk menyeret para pelaku kejahatan keji ini ke meja hijau”.
“Kami mendesak lembaga-lembaga hukum internasional yang relevan untuk mengambil langkah-langkah praktis dan mendesak untuk meminta pertanggungjawaban pihak berwenang Israel dan semua pihak yang bertanggung jawab atas kejahatan keji mereka dan mengadopsi mekanisme untuk mengakhiri penargetan dan Pembunuhan terhadap jurnalis,” Tambahnya
Al-Louh sendiri telah meliput perang Israel di Gaza ketika pertama kali dimulai pada Oktober 2023, bergabung dengan tim Pertahanan Sipil Palestina di Jalur Gaza, kata wartawan Al jazeera Hind Khoudary.
“Ini adalah hari yang memilukan bagi warga Palestina, tim Pertahanan Sipil, dan para jurnalis. Kami bertanya-tanya, berapa kali lagi kami akan terus melaporkan Pembunuhan terhadap rekan-rekan dan orang-orang yang kami cintai?”, Kata Khoudary, melaporkan dari Deir el-Balah.
Kantor media Gaza mengatakan bahwa kepala layanan darurat sipil di Nuseirat, Nedal Abu Hjayyer, juga terbunuh dalam serangan pada hari Minggu.
“Markas besar darurat sipil di kamp Nuseirat dihantam pada saat para kru berada di sana. Mereka bekerja sepanjang waktu untuk melayani masyarakat,” kata Zaki Emadeldeen dari layanan darurat sipil kepada wartawan di rumah sakit.
“Layanan darurat sipil adalah layanan kemanusiaan dan bukan politik. Mereka bekerja di masa perang dan damai untuk melayani masyarakat,” katanya, seraya menambahkan bahwa tempat itu terkena serangan udara Israel secara langsung.
Sementara itu, Militer Israel mengelak dan mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki serangan tersebut.
“Sejak perang di Gaza dimulai, para jurnalis telah membayar harga tertinggi dengan nyawa mereka untuk laporan mereka. Tanpa perlindungan, peralatan, kehadiran internasional, komunikasi, atau makanan dan air, mereka masih melakukan pekerjaan penting mereka untuk menyampaikan kebenaran kepada dunia,” kata direktur program Committee to Protect Journalists (CPJ) Carlos Martinez de la Serna di New York.
“Setiap kali seorang jurnalis terbunuh, terluka, ditangkap, atau dipaksa pergi ke pengasingan, kita kehilangan serpihan-serpihan kebenaran. Mereka yang bertanggung jawab atas jatuhnya korban ini menghadapi dua pengadilan: satu di bawah hukum internasional dan satu lagi di hadapan tatapan tak kenal ampun dari sejarah.”
Beberapa jurnalis Palestina lainnya terbunuh minggu lalu, dengan 195 orang terbunuh di Gaza sejak perang Israel dimulai, kata Khoudary.
Hani Mahmoud dari Al jazeera mengatakan pada hari Minggu bahwa jurnalis Palestina Mohammed Jabr al-Qrinawi terbunuh bersama dengan istri dan anak-anaknya dalam serangan udara Israel yang menargetkan rumah mereka di kamp pengungsi Bureij, di Gaza tengah, pada hari Sabtu.
Sebelumnya pada hari Sabtu, Al Mashhad Media mengatakan bahwa jurnalisnya, Mohammed Balousha, terbunuh dalam sebuah serangan Israel di Gaza.
Beberapa jurnalis Al jazeera telah terbunuh sejak dimulainya perang Israel di Gaza, termasuk Ismail al-Ghoul, Rami al-Rifi, Samer Abudaqa dan Hamza Dahdouh.
Juga pada hari Minggu, sebuah serangan udara menghantam orang-orang yang melindungi truk-truk bantuan di sebelah barat Kota Gaza. Petugas medis mengatakan beberapa orang terbunuh atau terluka, namun angka pastinya belum terungkap.
Warga juga mengatakan sedikitnya 11 orang tewas dalam tiga serangan udara Israel yang terpisah di Kota Gaza. Sembilan orang tewas di kota Beit Lahiya, Beit Hanoon dan kamp Jabalia ketika sejumlah rumah dibom atau dibakar, dan dua orang tewas akibat tembakan pesawat tak berawak di Rafah.
Sebelumnya pada hari Minggu, sedikitnya 15 warga Palestina tewas setelah pasukan Israel menyerbu Sekolah Khalil Oweida di Beit Hanoon, sumber mengatakan kepada Al jazeera.
Beberapa serangan Israel lainnya pada hari Minggu menewaskan warga Palestina di dekat Rumah Sakit Kamal Adwan di utara Gaza; dan di Shujayea, di Khan Younis.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, setidaknya 44.976 warga Palestina telah terbunuh oleh pasukan Israel sejak 7 Oktober 2023. Seperti yang dikutip dari Pacific Media Watch, Al jazeera dan kantor-kantor berita.
***tags: #israel #jurnalis #al jazeera #pembunuhan
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI

Klasemen Leg Kedua SEA V League: Indonesia Masih di Puncak
20 Juli 2025

Liverpool Dikabarkan Capai Kesepakatan untuk Rekrut Hugo Ekitike
20 Juli 2025

Habib Ja’far Sebut 'Ngaji Soccer' MAS Dakwah Bil Hikmah Kreatif
20 Juli 2025

Densus 88 Tangkap Warga Terduga Teroris di Tolitoli
20 Juli 2025

Pesantren dan Kurikulum Cinta Dinilai Bisa Jadi Solusi Pembentukan Karakter Anak
20 Juli 2025

Cari berkah di Bulan Sura, Warga Desa Jambu Timur Krayahan Bubur Sura
20 Juli 2025

Heritage Colour Fun Run 2025 di Rest Area Banjaratma Brebes Berlangsung Meriah
20 Juli 2025

Sragen Dinilai Siap Jadi Rujukan Nasional
20 Juli 2025

Kalahkan Pedro Acosta, Marc Marquez Menangi Sprint Race MotoGP Ceko
20 Juli 2025

Pariwisata Olahraga di Jateng Terus Menggeliat, Sumarno: Perekonomian Meningkat
20 Juli 2025