Warga Gantiwarno Sragen "Sulap" Limbah jadi Kerajinan yang Menguntungkan

Proses pembuatan keset dilakukan dengan bantuan mesin jahit dan alat pemotong kain.

Kamis, 16 Januari 2025 | 14:14 WIB - Ragam
Penulis: Hafifah Nurchasanah . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Sragen - Produk ramah lingkungan dan unik saat ini semakin diminati oleh masyarakat, khususnya masyarakat Dukuh Gantiwarno RT 09 RW 12 Desa Mojokerto, Kedawung, Sragen.

 Usaha kerajinan keset dari kain perca memberikan nilai tambah pada kain perca yang seringkali dianggap sebagai limbah. Keset perca anti slip ini tak hanya memiliki nilai fungsi tetapi juga memiliki nilai estetika karena motif dan bentuknya yang beragam, seperti keset bentuk kartun, buah, hewan dan pesanan nama.

BERITA TERKAIT:
Dosen Unwahas Semarang Dampingi Perusahaan Syrup Hasilkan Limbah Sesuai Regulasi Lingkungan
DLH Bojonegoro Ambil Sampel Air Irigasi yang Diduga Tercemar Limbah Pengeboran Minyak
Warga Gantiwarno Sragen "Sulap" Limbah jadi Kerajinan yang Menguntungkan
Debat Calon Walikota Semarang: Iswar Koreksi Pernyataan Paslon 02 Terkait Dana Pengolahan Limbah
Mahasiswa DKV Unika Soegijapranata Soroti Pengelolaan Limbah Pangan dalam Pameran Aksarasa

 Di Dukuh Gantiwarno RT 09/RW 12 Desa Mojokerto, Kedawung, Sragen terdapat 10-15 pengrajin keset perca yang salah satunya Sri Sunarni (50) yang juga memproduksi berbagai bentuk dan motif keset yang dijual dengan harga bervariasi tergantung pada kerumitan jahitan dan permintaan ukuran dan bentuk dari pelanggan seperti keset tulisan nama kitchen, welcome termasuk bentuk karakter seperti keropi, doraemon, hello kitty, mobil, kucing, kaki, ikan, bola, semangka, jeruk dan lainnya.

“Saya mengawali usaha keset ini pasca terdampak Covid-19. Usaha keset ini saya labeli dengan merek “ShineDoormat” yang artinya keset kaki yang bersinar dengan harapan usaha ini dapat semakin bersinar/berjaya kedepannya. Saya memilih usaha ini karena bisa diproduksi sendiri di rumah dan bahan baku perca mudah didapatkan dari sisa konveksi. Omset penjualan keset ini per minggunya bisa menghasilkan kisaran 100 – 350 ribu dengan distribusi ke pedagang dan dijual sendiri di Car Free Day (CFD) Sragen.”jelasnya.

 Selain itu, ibu yang akrab dipanggil Sri ini juga menjelaskan terkait proses pembuatan keset dilakukan dengan bantuan mesin jahit dan alat pemotong kain untuk mempercepat produksi keset.

 Bermodal ketekunan dan kreativitas ia dapat menghasilkan puluhan keset setiap minggunya. Terkadang, ia juga merasa kewalahan untuk  memenuhi permintaan keset saat sedang ramai pesanan atau mendapat pesanan antar pulau sehingga ia membagi orderan pesanan ke pengrajin keset lain.

“Saya akan terus meningkatkan dan memperbanyak variasi bentuk dan pemilihan warna keset yang dapat menarik pelanggan. Selain menerima pesanan, saya juga  melayani pengiriman keset dengan sistem COD pada area sekitar Sragen, Solo, Karanganyar.” ungkapnya.

Untuk promosi keset perca ini, Sri mulai memasarkan kesetnya melalui media sosial Instagram @shinedoormat dan WhatsApp (081228185774). Melalui platform ini, diharapkan bisa memperluas jangkauan pasar dan memperkenalkan keset “ShineDoormat” lebih luas lagi.

***

tags: #limbah #kerajinan #sragen

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI