Universitas Paramadina dan LP3ES Gelar Diskusi Terkait 100 Hari Pemerintahan Prabowo
Diskusi juga menyoroti berbagai kontroversi yang muncul dari jajaran menteri Prabowo.
Sabtu, 25 Januari 2025 | 05:33 WIB - Didaktika
Penulis:
. Editor: Wis
KUASAKATACOM, Jakarta- Universitas Paramadina bekerja sama dengan LP3ES menggelar diskusi publik bertajuk "Evaluasi Kritis 100 Hari pemerintahan Prabowo Bidang Politik dan pemberantasan korupsi".
Acara itu menghadirkan sejumlah pakar, antara lain Rektor Universitas Paramadina Prof. Didik J. Rachbini, Kaprodi Paramadina Graduate School of Diplomacy Ahmad Khoirul Umam, PhD, Dr. Hendri Satrio selaku Dosen Universitas Paramadina, dan Direktur Eksekutif LP3ES Fahmi Wibawa.
BERITA TERKAIT:
Universitas Paramadina dan LP3ES Gelar Diskusi Terkait 100 Hari Pemerintahan Prabowo
Diskusi secara daring itu diselenggarakan pada Kamis 23 Januari 2025, dipandu oleh Dosen Universitas Paramadina/LP3ES, Joko Arizal.
Dalam sambutannya, Prof. Didik J. Rachbini menyoroti pentingnya fungsi DPR dalam mengawasi jalannya pemerintahan di tengah dominasi koalisi partai politik yang mendukung pemerintahan Prabowo. "Jika parlemen tidak menjalankan fungsinya dengan baik, maka yang akan menjadi korban adalah demokrasi itu sendiri," ujar Didik.
Dr. Hendri Satrio, dalam paparannya, menyatakan bahwa kondisi keuangan negara menjadi salah satu isu utama dalam 100 hari pemerintahan Prabowo. "Pidato-pidato Prabowo yang menyiratkan perlunya sumber dana tambahan, seperti pengusulan pemilihan kepala daerah oleh DPRD atau amnesti bagi koruptor yang mau mengembalikan uang, menunjukkan adanya tekanan fiskal yang besar," jelas Hendri.
Ia juga menyoroti bahwa program unggulan pemerintah saat ini sebagian besar bersifat spending, seperti program Makan Bergizi Gratis (MBG), sementara kebijakan yang berpotensi mendatangkan pemasukan, seperti kenaikan PPN 12%, justru dibatalkan.
Hendri juga menyinggung hubungan antara Presiden Prabowo dan mantan Presiden Joko Widodo yang dianggap sangat baik, sesuatu yang belum pernah terjadi dalam transisi pemerintahan sebelumnya. Namun, hal ini memicu spekulasi mengenai kesinambungan program-program di era Prabowo dengan kebijakan Jokowi.
Sementara itu, Fahmi Wibawa menggarisbawahi adanya indikasi pemusatan kekuasaan di pemerintahan baru. "Masih terlihat jejak pengaruh dari pemerintahan sebelumnya, dengan orang-orang lama yang masih berperan dalam kebijakan-kebijakan strategis," ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa dalam bidang pemberantasan korupsi, Prabowo masih menghadapi warisan sistem yang dianggap koruptif dari pemerintahan sebelumnya.
"Sebenarnya Prabowo punya modalitas atau bekal, di mata masyarakat telah timbul kesan dari idealisme Prabowo yang menganggap korupsi itu penyakit yang sangat merusak image Indonesia." ujarnya.
Di sisi lain, Ahmad Khoirul Umam, PhD, menyoroti stabilitas politik yang berhasil dicapai dalam 100 hari pertama. "Survei Litbang Kompas menunjukkan tingkat approval masyarakat mencapai 80,9%, namun stabilitas ini tidak serta-merta mencerminkan kondisi ideal karena masih adanya indikasi rekayasa politik di tingkat lokal," kata Umam.
"Di balik stabilitas politik, terdapat indikasi rekayasa kekuasaan di tingkat lokal, seperti banyaknya kotak kosong dalam pilkada serentak dan meningkatnya praktik money politics. Adanya pergeseran kepentingan politik dengan PDIP yang mengklaim diri bukan sebagai oposisi melainkan mitra strategis pemerintah." lanjut Umam.
Selain itu, diskusi juga menyoroti berbagai kontroversi yang muncul dari jajaran menteri Prabowo. "Banyak keputusan kontroversial, mulai dari permintaan anggaran besar hingga insiden kecil yang berdampak besar pada citra pemerintahan," ungkap Hendri Satrio.
diskusi publik ini diakhiri dengan harapan agar pemerintahan Prabowo mampu melakukan langkah-langkah nyata dalam pemberantasan korupsi dan menjaga stabilitas politik yang sehat bagi demokrasi di Indonesia.
***tags: #diskusi publik #universitas paramadina #pemerintahan #presiden prabowo subianto #pemberantasan korupsi
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI

Peringati Hari Anak Nasional, Dinsos Boyolali Gelar Jambore Anak LKS
09 Juli 2025

Massimiliano Allegri: Modric ke AC Milan Pada Agustus
09 Juli 2025

Sebanyak 208 Koperasi Merah Putih Siap Beroperasi di Sragen
09 Juli 2025

AS Roma Dikabarkan akan Perpanjang Kontrak Kiper Mile Svilar
09 Juli 2025

Polisi Tangkap Pengedar Sabu-sabu di Cirebon
09 Juli 2025

AS Roma dan Boca Juniors Capai Kesepakatan untuk Transfer Paredes
09 Juli 2025

Semeru Kembali Erupsi, Tinggi Letusan Mencapai 1.000 Meter
09 Juli 2025

Tottenham Hotspur Resmikan Bek Asal Jepang Kota Takai
09 Juli 2025

Tim SAR Gabungan Temukan Dua Mayat Diduga Korban Kapal Tunu di Pantai Jembrana
09 Juli 2025

Newcastle Sepakati Transfer Anthony Elanga dari Nottingham
09 Juli 2025