Review Rumah Teteh: Horor Berpotensi yang Gagal Menjadi Epik
Meskipun memiliki banyak kekurangan, Rumah Teteh masih bisa menjadi hiburan bagi penonton yang menyukai horor ringan dengan sentuhan komedi. Beberapa adegan dan dialog memang terasa cringe, tetapi interaksi anak-anak kos yang konyol memberikan hiburan ter
Minggu, 16 Februari 2025 | 14:05 WIB - Ragam
Penulis:
. Editor: Wis
KUASAKATACOM, Kendal- Rumah Teteh: Story of Helena merupakan film horor terbaru yang diangkat dari kisah nyata di Bandung tahun 2007 serta diadaptasi dari novel populer. Dengan materi dasar yang kuat, film ini sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi sajian horor yang mencekam. Namun, sayangnya, alur cerita yang tidak konsisten dan kurangnya eksplorasi terhadap karakter membuat film ini terasa kurang maksimal dalam eksekusinya.
Film ini mengisahkan hubungan antara manusia dan makhluk gaib bernama Teteh, dengan durasi 86 menit yang cukup padat. Sejak awal, nuansa horor sudah mulai dibangun melalui scoring musik yang efektif dalam menciptakan suasana tegang. Teror dan jumpscare yang disajikan juga tidak terasa murahan, menjadi salah satu kelebihan film ini. Namun, kehadiran sosok Teteh yang terlalu sering muncul justru mengurangi elemen misteri dan membuat horornya kehilangan daya kejut yang seharusnya lebih kuat.
BERITA TERKAIT:
REVIEW "The Dark House": Liburan Berujung Teror dalam Rumah Tua di Lereng Gunung Slamet
"Halabala: Mimpi Buruk Organik dari Kedalaman Hutan"
Ulasan Film: The Ritual – Drama Eksorsisme yang Kembali Terjebak Klise Lama
Ulasan Karate Kid: Legends – Aksi Seru dan Nostalgia yang Terasa Familiar
Review dan Sinopsis Holy Night: Demon Hunters, Aksi Muscular Melawan Kekuatan Iblis
Kembalinya sutradara Nanang Istiabudi setelah 12 tahun vakum tentu menjadi sorotan tersendiri. Gaya penyutradaraannya cukup baik dalam beberapa aspek, tetapi masih ada kelemahan dalam color grading yang terlihat ketinggalan zaman. Sayangnya, kelemahan terbesar film ini terletak pada naskahnya yang kurang matang. Beberapa karakter, seperti pemilik kos, terasa tidak memiliki kontribusi signifikan terhadap jalan cerita, sehingga kehadiran mereka seolah hanya sebagai pelengkap.
Selain itu, subplot yang ada dalam film ini juga terasa kurang berkontribusi terhadap narasi utama. Alih-alih menggali lebih dalam asal-usul keangkeran Rumah Teteh dan bagaimana Helena terhubung dengan kisah tersebut, film ini justru lebih menyoroti gangguan supranatural yang dialami Brii dan teman-temannya. Akibatnya, film ini kehilangan fokus dan terasa kurang menggigit. Salah satu hal yang paling disayangkan adalah kurangnya eksplorasi terhadap latar belakang perselingkuhan yang menjadi pemicu peristiwa tragis di Rumah Teteh. Dalam novel, bagian ini dijelaskan dengan lebih dalam, tetapi dalam film, elemen ini hanya disinggung sekilas, sehingga mengurangi dampak emosional cerita.
Dari segi teknis, sinematografi film ini cukup baik meskipun masih memiliki beberapa kekurangan, terutama dalam penggunaan CGI yang terasa kasar dan kurang halus. Namun, pemilihan lagu Kala Sang Surya Tenggelam dari Chrisye menjadi keputusan yang cerdas, karena berhasil menghadirkan nuansa sendu yang sesuai dengan suasana film.
Meskipun memiliki banyak kekurangan, Rumah Teteh masih bisa menjadi hiburan bagi penonton yang menyukai horor ringan dengan sentuhan komedi. Beberapa adegan dan dialog memang terasa cringe, tetapi interaksi anak-anak kos yang konyol memberikan hiburan tersendiri. Film ini memang bukan yang terbaik dalam genre horor tahun ini, tetapi juga bukan yang terburuk. Dengan naskah yang lebih kuat dan eksplorasi karakter yang lebih matang, Rumah Teteh seharusnya bisa menjadi film yang jauh lebih berkesan dan menakutkan.
***tags: #review film #horor #rumah teteh: story of helena
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI

BAZNAS Tekankan Transparansi dalam Pengelolaan Zakat
10 Juli 2025

62 Pelaku UMKM Jateng Ikuti Dekranasda Expo 2025, Transaksinya Tembus Rp452 Juta
10 Juli 2025

Wagub Jateng Lantik 183 Pejabat Fungsional, Minta Mereka Tekankan Integritas
10 Juli 2025

Warga Binaan Lapas Brebes Dibekali Pelatihan Pramuka
10 Juli 2025

Antisipasi Dampak Tarif Trump, Gubernur Jateng Siapkan Langkah Mitigasi
10 Juli 2025

Libur Sekolah, KAI Daop 5 Purwokerto Berangkatkan 288 Ribu Lebih Pelanggan
10 Juli 2025

Calon Siswa Sekolah Rakyat Mulai Jalani Cek Kesehatan
10 Juli 2025

Jateng Siap Jadi Tuan Rumah MTQ 2026, Taj Yasin Temui Menag
10 Juli 2025