Kebijakan Baru Devisa Hasil Ekspor SDA Berlaku Maret 2025, Airlangga Prediksi Dampak Besar bagi Perbankan

Dengan pengelolaan yang lebih optimal, kita harapkan investasi bisa dilakukan oleh sovereign wealth fund milik kita sendiri. Ini akan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi di masa depan, terutama untuk jangka menengah dan panjang

Rabu, 19 Februari 2025 | 17:03 WIB - Ekonomi
Penulis: Wisanggeni . Editor: Wis

KUASAKATACOM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memperkirakan kebijakan baru terkait devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA), yang mulai diberlakukan pada 1 Maret 2025, akan memberikan dampak signifikan terhadap sektor perbankan nasional. Dalam aturan terbaru ini, pemerintah mewajibkan seluruh DHE SDA untuk ditempatkan dalam sistem keuangan Indonesia dengan tingkat kepatuhan 100 persen selama satu tahun di rekening khusus DHE SDA pada bank-bank nasional.

"Untuk tahun ini, diperkirakan devisa yang masuk ke sistem perbankan kita—karena aturan ini baru berlaku 1 Maret—akan mencapai USD 80 miliar," ujar Airlangga dalam acara Kumparan The Economics Insight di Hotel Westin Jakarta, Rabu (19/2).

BERITA TERKAIT:
Kebijakan Baru Devisa Hasil Ekspor SDA Berlaku Maret 2025, Airlangga Prediksi Dampak Besar bagi Perbankan
Nama-nama Terkuat yang Gantikan Airlangga Hartarto sebagai Ketum Golkar 
Sampaikan Mundur sebagai Ketum Golkar, Airlangga Hartarto Singgung Stabilitas Transisi Pemerintahan
Empat Menteri Kompak Sampaikan Bansos Tak Ada Hubungan dengan Pemilu 2024 
Airlangga Hartarto dan Ari Dwipayana Bantah Isu Sri Mulyani Mundur dari KIM

Ia menjelaskan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk memperkuat fundamental ekonomi serta meningkatkan stabilitas perbankan nasional. Saat ini, kondisi perbankan Indonesia diklaim cukup solid, dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio / CAR) mencapai 27 persen, pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 13 persen, dan peningkatan dana pihak ketiga hingga 9 persen.

"Langkah-langkah yang diambil pemerintah, terutama Presiden, bukan hanya berdampak dalam jangka pendek, tetapi lebih ke arah jangka menengah dan panjang. Ekonomi Indonesia saat ini dalam kondisi relatif kuat, begitu juga dengan sektor perbankan kita," tambahnya.

Selain aturan DHE SDA, pemerintah juga tengah mempersiapkan peluncuran badan pengelola investasi bernama Danantara pada 24 Februari 2025. Badan ini akan mengelola aset sekitar USD 900 miliar, yang setara dengan 85 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

"Dengan adanya Danantara, aset yang dikelola bisa mencapai sekitar USD 900 miliar, atau sekitar 85 persen dari PDB Indonesia," jelas Airlangga.

Ia optimistis bahwa keberadaan Danantara akan mampu menarik lebih banyak investasi serta memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional dalam jangka menengah hingga panjang.

"Dengan pengelolaan yang lebih optimal, kita harapkan investasi bisa dilakukan oleh sovereign wealth fund milik kita sendiri. Ini akan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi di masa depan, terutama untuk jangka menengah dan panjang," pungkasnya.

***

tags: #airlangga hartarto #finansial #perbankan #devisa

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI