Lima Tahun Jalani Puasa di UK, Girindra Pernah Rasakan Suasana Ramadan di Puncak Musim Panas

"Saya waktu tahun 2016/2017, waktu itu sedang titik tertinggi musim panas.  Waktu itu, sahur dan buka puasa harus dirangkum. Karena baru bisa buka jam 10 malam. Terus imsaknya jam 4 pagi. Jadi kaya makan sahur dan buka harus dimakan bareng," tambahnya. 

Selasa, 04 Maret 2025 | 12:25 WIB - Ragam
Penulis: Rahardian Haikal Rakhman . Editor: Rahardian

KUASAKATACOM, Semarang - Menjalankan ibadah puasa di negeri orang, terutama di Benua Biru bukanlah perkara yang mudah oleh sebagian orang. Banyak sekali tantangan dan hambatan yang datang, sehingga sering kali membuat seseorang  perlu beradapatasi lebih lama saat menjalankannya ibadah puasa di sana apalagi ketika puncak musim panas. Meskipun begitu, akan banyak pengalaman menarik dan berkesan ketika menjalankan ibadah puasa di sana sehingga sulit untuk dilupakan. 

Hal inilah yang saat ini tengah dirasakan oleh salah satu dosen D4 Bahasa Asing Terapan, Girindra Putri Ardana Reswari. Perempuan yang sudah lima tahun merasakan susana bulan suci Ramadan di United Kingdom (UK) itu pun menceritakan bahwa suasana bulan puasa di sana sangat berbeda dengan di Indonesia, terutama soal perbedaan waktu.

BERITA TERKAIT:
Lima Tahun Jalani Puasa di UK, Girindra Pernah Rasakan Suasana Ramadan di Puncak Musim Panas
Bahasa Asing Terapan, Jurusan Kuliah di Undip Pencetak Calon Pelaku Industri Kreatif

"Secara umum sama kaya di Indonesia. Kayanya cuman satu, yang buat berbeda yaitu waktu. Karena di sana jamnya tidak pernah pasti. Kaya geser terus, kalau di Indonesia jamnya pasti. Kalau di sini itu kaya ikut matahari. Yaudah jadi ikut musim. Jani nanti Ramadannya juga gitu," ujar perempuan yang sedang menyelesaikan program Doktoral Linguistik Terapan di University of Essex itu. 

Meskipun sudah lama merasakan puasa di UK, ia pernah merasa kesulitan beradaptasi di sana terutama karena perbedaan musim dan cuaca. 

"Saya waktu tahun 2016/2017, waktu itu sedang titik tertinggi musim panas.  Waktu itu, sahur dan buka puasa harus dirangkum. Karena baru bisa buka jam 10 malam. Terus imsaknya jam 4 pagi. Jadi kaya makan sahur dan buka harus dimakan bareng," tambahnya. 


Sebelumnya pada tahun 2022, Girindra pernah merasakan puasa saat musim panas sehingga terjadi perubahan waktu, semisal saat imsak dimulai pukul setengah lima sedangkan berbuka puasa dimulai pukul sembilan atau sepuluh malam. Jadi selama itu. Namun, berbeda dengan puasa tahun ini jam cenderung normal sama seperti di Indonesia. Selain waktu, perbedaan lainnya yang ia rasakan selama berpuasa di UK yaitu tidak ada azan sehingga harus mengecek sendiri untuk mengetahui waktu berbuka puasa dan sahur. 

Ia kembali bercerita, jumlah populasi umat muslim di London begitu banyak sehingga sering diadakan acara buka bersama. 

"Ya di UK itu kan muslimnya banyak. Jadi dimana-mana, masjid itu pasti ada buka puasa bersama. Di kampus saya juga menyediakan buka puasa bersama, tarawih bersama. Di masjid maupun kampus," tuturnya saat dihubungi tim kuasakata.com pada Senin (3/3/2025). 


Walaupun menjalankan ibadah puasa di sana, tidak terlalu sulit untuk menemukan toko atau penjual makanan halal. Bahkan, ada supermarket besar di UK yang sudah menyedikan produk pilihan halal. Selain itu, ketika Ramadan, hampir semua pertokoan menjual kurma. Namun, berbeda saat mencari restoran halal karena tidak terlalu banyak pilihannya sehingga lebih memilih untuk memasak sendiri. Meskipun begitu, untuk mencari bahan-bahannya jauh lebih mudah. 

Rata-rata penjual makanan halal di UK berasal dari Timur Tengah, Turki, Afrika, Azarbaijan, Malaysian dan negara muslim lainnya. Bahkan, orang Indonesia pun ada yang berjualan di sana dan sudah pasti halal. 

Harga-harga makanan yang dijual di sana pun relatif mahal, bahkan bisa mencapai harga 15 Pouns untuk sekali makan. 


Selama menjalankan puasa di UK, perempuan asal Ungaran tersebut mengungkapkan bahwa teman-temannya yang non-muslim sangat toleransi terhadap dirinya. 

"Mereka sangat toleransi kaya misalkan pembimbing saya itu, pembimbingnya peduli. 'Kamu mau Ramadan ya.' Banyak hal misalkan seperti pembimbing saya ingin mengajak bertemu untuk bimbingan pasti jamnya milih yang tidak terlalu pagi. Karena habis sahur pasti capek dan lain-lain. Terus misalkan kalau ketemu, selalu menanyakan 'apakah kamu baik-baik saja?'" terangnya. 

Bahkan teman-temannya pun ada yang terkejut melihat dirinya berpuasa karena tidak terjadi apa-apa.

"'Kamu puasa? Kok tidak kelihatan, kamu nampak baik-baik saja. Mereka mengira kalau puasa itu bakalan lemes. Mereka lebih ke heran. Kok bisa gitu sehingga mereka nanya-nanya," tambahnya. 


Perempuan alumni Universitas Negeri Semarang (Unnes) itu menjelaskan bahwa tahun ini merupakan Ramadan terakhirnya di UK. 

"Jadi moment-moment puasa di sini ingin saya nikmatin banget karena itu pengalaman puasa di luar negeri sendiri, jauh dari keluarga, jauh dari suasana Ramadan di Indonesia sehingga saya pengen menikmati," tandasnya.

***

tags: #bahasa asing terapan #bulan ramadan #bulan puasa #united kingdom (uk)

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI