Tanah Longsor di Tambang Emas Ilegal Gunung Botak Tewaskan 7 Orang

Dua korban lainnya, Hendra (59) dan Sudin (41), yang berasal dari Desa Dava, Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru, telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat.

Minggu, 09 Maret 2025 | 17:32 WIB - Ragam
Penulis: Wisanggeni . Editor: Wis

KUASAKATACOM, MalukuBencana Tanah Longsor melanda area tambang emas ilegal di Gunung Botak, Kabupaten Buru, Maluku, tepatnya di wilayah kapuran tambang, Desa Persiapan Wansait, pada Sabtu (8/3). Kejadian ini menyebabkan tujuh penambang kehilangan nyawa setelah tertimbun material longsor akibat jebolnya bak penampung.

Di antara korban, tiga di antaranya merupakan satu keluarga, yaitu Isra (51), istrinya Sarbia (49), dan anak mereka Iman (8). Korban lainnya adalah Badrun (41) serta Asni, warga Desa Tahane, Pulau Makean, Ternate, Maluku Utara. Kapolres Buru, AKBP Sulastri Sukidjang, mengonfirmasi bahwa kelima jenazah telah dievakuasi ke Maluku Utara menggunakan speedboat milik pemerintah daerah.

BERITA TERKAIT:
Tragedi Longsor Pacet: Satu Korban Tewas Ditemukan, Enam Lainnya Masih Hilang
Seorang Pria Dikabarkan Tertimbun Longsor di Brebes
Tanah Longsor di Tambang Emas Ilegal Gunung Botak Tewaskan 7 Orang
Bertambah, Tim SAR Gabungan Temukan Tiga Jenazah Korban Longsor Pekalongan
Terjadi Longsor di Purworejo, Seorang Balita Tewas dan Kakek Tua Luka Berat

Dua korban lainnya, Hendra (59) dan Sudin (41), yang berasal dari Desa Dava, Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru, telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat.

Selain korban tewas, terdapat beberapa penambang yang mengalami luka-luka, di antaranya Awi (40) yang mengalami patah tangan kiri dan cedera di pinggang, serta Anak Beta (27) yang mengalami luka pada tangan kiri. Korban lain, Dedi Putabuga (39), mengalami trauma akibat tertimbun material longsor, sementara Gio Putabuga (38) mengalami cedera di bagian rahang dan mulut. Ali Putabuga (27) mengalami luka-luka di kaki kiri, dan Ecan Putabuga (28) menderita patah kaki kiri.

Menurut keterangan saksi, hujan deras mengguyur lokasi sebelum terjadinya longsor. Saksi juga sempat mendengar suara air mengalir deras dari tebing sebelum material tanah dan batu menghantam tenda-tenda penambang. Diduga, bencana ini dipicu oleh curah hujan tinggi yang menyebabkan tanah menjadi labil.

Pihak kepolisian masih belum dapat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) karena kondisi tanah yang belum stabil. "Kemungkinan olah TKP baru bisa dilakukan besok, tergantung situasi di lapangan," ujar AKBP Sulastri Sukidjang.

Pihak berwenang juga memperkirakan jumlah korban masih bisa bertambah, mengingat ada beberapa tenda penambang yang ikut tertimbun material longsor. Upaya pencarian dan evakuasi akan terus dilakukan untuk memastikan tidak ada korban yang tertinggal.

***

tags: #tanah longsor #maluku #tambang emas #gunung botak

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI