Ada Kebijakan Opsen Pajak, Sumanto Dorong Pemprov Jateng Kreatif Optimalkan Pendapatan

Sumanto mengatakan, Rakor tersebut penting karena PAD menjadi hal krusial dalam membangun Jateng.

Kamis, 13 Maret 2025 | 07:28 WIB - Ragam
Penulis: Wisanggeni . Editor: Wis

KUASAKATACOM, Solo- Ketua DPRD Jawa Tengah Sumanto meminta Pemprov Jateng kreatif untuk mempertahankan pendapatan daerah yang menurun akibat kebijakan opsen Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Ia juga mendorong Pemprov Jateng mengoptimalkan sektor pendapatan lain seperti dari pemanfaatan aset hingga deviden Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Sumanto mengungkapkan hal tersebut di sela Rakor Penyusunan Pendapatan Rencana Jangka Menengah Tahun 2025- 2030 Provinsi Jawa Tengah di Solo, Rabu, 12 Maret 2025.

BERITA TERKAIT:
Jateng Jadi Rujukan DPRD Sekadau dalam Pengelolaan Sampah dan Penerimaan Pendapatan Daerah
Ada Kebijakan Opsen Pajak, Sumanto Dorong Pemprov Jateng Kreatif Optimalkan Pendapatan
Jalankan Inpres Efisiensi dan Opsen PKB, Ketua DPRD Jateng Minta Pemda Optimalisasi PAD
Di Rancangan Perubahan APBD 2024, Pemprov Jateng Tambah Pendapatan Daerah Rp380 Miliar
1.117 Mahasiswa Praja IPDN Diterjunkan di Jateng Guna Bantu Genjot Pendapatan Daerah

"Sektor lain perlu dioptimalkan. Bisa dari aset daerah dan BUMD untuk menutupi pendapatan yang turun," ujarnya.

Rakor tersebut juga dihadiri Wagub Jateng Taj Yasin, Kepala Bapenda Jateng Nadi Santoso, dan sejumlah Kepala OPD.

Lebih lanjut, Sumanto juga mengkritisi masih adanya BUMD yang tak menyetorkan deviden selama bertahun-tahun dengan alasan masih konsolidasi.

Ia mengungkapkan Pemerintah Pusat telah menetapkan Undang-Undang No 1 tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah. Salah satu pilarnya adalah ketentuan mengenai pajak daerah dan retribusi daerah. Aturan tersebut membawa perubahan yang signifikan bagi struktur pendapatan Pemprov Jateng.

Selama ini PKB dan BBNKB memberi kontribusi terbesar bagi PAD Jateng dari sumber pajak daerah. Dengan adanya opsen PKB dan opsen BNKB yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota, penerimaan Pemprov akan berkurang signifikan.

"Yang patut kita rinci, ini ada opsen sehingga PAD menurun. Kalau dulu aturan pembagiannya 20 persen pendapatan ditransfer ke kabupaten/kota, sekarang jadi 30 persen. Penyebabnya, Pemprov diangap sebagai perwakilan pemerintah pusat yang ada di daerah," ungkapnya.

Kondisi tersebut membuat PAD Jateng yang semula mencapai Rp27 triliun, turun menjadi Rp24 triliun. Menurut Sumanto, tren ke depan PAD Pemprov akan semakin menurun. Karena itu, perlu kreatif dalam menggali sumber pendapatan daerah.

Selain kebijakan opsen PKB dan BBNKB, ada juga Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD Tahun Anggaran 2025. Aturan ini mengarahkan pemerintah daerah untuk melakukan peninjauan dan penghematan dalam belanja anggaran.

Sumanto mengatakan, Rakor tersebut penting karena PAD menjadi hal krusial dalam membangun Jateng. Menurutnya, perlu dukungan kapasitas fiskal yang kuat serta ruang fiskal yang memadai guna memastikan kesinambungan pendanaan program-program prioritas.

***

tags: #pendapatan daerah #pemprov jateng #ketua dprd jateng #sumanto #pendapatan asli daerah

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI