Petani Madiun Keluhkan Anjloknya Harga Jagung di Musim Panen Raya

KUASAKATACOM, Madiun- panen raya jagung di Kabupaten Madiun bukannya membawa keuntungan, justru menjadi sumber keluhan bagi para Petani. Harga jagung turun drastis, jauh di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan Badan Pangan Nasional (Bapanas).

Harga Jual Jauh di Bawah HPP

BERITA TERKAIT:
Petani Madiun Keluhkan Anjloknya Harga Jagung di Musim Panen Raya
Alhamdulillah, Petani di Grogol Sukoharjo Panen Raya Jagung

Beberapa Petani di Desa Wonorejo, Kecamatan Mejayan, menyebutkan bahwa harga jagung baru panen hanya Rp 3.300 per kilogram, jauh lebih rendah dari HPP yang ditetapkan dalam SK Bapanas Nomor 18 Tahun 2025, yaitu Rp 5.500 per kg.

"Merata harga sama Rp 3.300 per kilogram. Hujan tiap hari ndak sempat jamur. Minta tolong kepada pemerintah, Pak Prabowo mohon solusinya," ujar Nia (35), Senin (17/3/2025).

Keluhan serupa disampaikan oleh Mbah Ndut (60), yang menyebut bahwa harga jagung kering hanya Rp 4.400 per kg, masih di bawah HPP yang diumumkan pemerintah.

Tengkulak Diduga Bermain Harga

Beberapa Petani menduga adanya permainan harga di tingkat tengkulak. Didik (45), Petani dari Desa Klangon, Kecamatan Saradan, meminta pemerintah turun tangan menindak tengkulak yang diduga mempermainkan harga.

"Harga jagung basah Rp 3.300, kalau kering kemarin Rp 4.400. Petani berharap Pak Prabowo bisa memerintahkan timnya menindak tengkulak yang nakal," ujar Didik.

Sementara itu, Warsito (50), Petani asal Desa Ngranget, Kecamatan Dagangan, melaporkan bahwa harga jagung pipil basah hanya Rp 3.200–Rp 3.500 per kg, sementara jagung kering berada di kisaran Rp 4.500 per kg.

Petani Desak Bulog Beli Sesuai HPP

Para Petani berharap Bulog bisa segera turun tangan dan membeli jagung dengan harga yang sesuai HPP, yaitu Rp 5.500 per kg.

Jika tidak ada tindakan konkret, Petani terancam terus mengalami kerugian akibat harga yang terus ditekan oleh tengkulak di musim panen raya ini.

4o