Surat Seorang Dokter di Garda Terdepan Hadapai COVID-19
"Berdiamlah di Rumah, Biar Kami yang Perangi Virus ini"
Ketika kami melepaskan pakaian pelindung, pakaian di dalam kami basah kuyub seluruhnya. Pada bagian wajah kami juga timbul garis-garis guratan bekas kaca mata pelindung
Senin, 23 Maret 2020 | 11:13 WIB - Kesehatan
Penulis:
. Editor: Wis
KUASAKATACOM, Jakarta - Banyaknya pasien terinfeksi virus corona, menurut updater terakhir yang disampaiakan pemerintah ada 514 pasien positif Corona, dengan pasien meninggal sebanyak 48 orang.
Banyaknya penderita virus COVID-19 membuat Paramedis khususnya dokter bekerja keras untuk menyembuhkan pasien-pasien tersebut biar cepat sembuh dan kembali menjalani kehidupan normal mereka.
BERITA TERKAIT:
461 Anak di Brebes Jadi Yatim-Piatu Akibat Covid-19, Baznas Berikan Santunan
Sempat Pamit dari Medsos, Deddy Corbuzier Ternyata Terpapar Covid-19
28 Anak di Klaten Jadi Yatim Piatu Lantaran Ortu Meninggal Covid-19
Gibran Terpapar Covid-19: Saya Sehat Tanpa Gejala
Ganjar: Situasi Sekarang Sedang Tidak Baik-baik Saja!
KUASAKATACOM mendapatkan surat dari seorang dokter dari garda terdepan, surat tersebut ditujukan kepada seluruh masyarakat Indonesia.
"Saya adalah seorang dokter garda depan melawan wabah. Sejak timbulnya wabah, kami semua tenaga medis menghadapinya sebagai peperangan tanpa asap senapang, dan tanpa ragu kami bergabung ke dalam medan perang pertahanan melawan wabah," Kalimat pembuka surat tersebut.
Dokter tersebut menganggap dirinya dan teman seprofesinya sebagai prajurit, yang berkewajiban maju ke depan, dengan darah dan daging melawan wabah penyakit, merebut nyawa seseorang dari cengkraman malaikat maut.
"Namun sebenarnya kami juga hanyalah manusia dan bukan malaikat," tulisnya.
Dia menambahkan di area isolasi penyakit yang paling berbahaya, pakaian pelindung yang kami pakai harus betul-betul sangat tebal dan ketat, dengan demikian baru bisa menjamin keselamatan hidup mereka.
"Masker harus pakai 2 lapis, Pembungkus Sepatu (shoe cover) pakai 2 lapis, Sarung tangan pakai 5 lapis, di bagian luar kaca mata pelindung masih harus pasang masker pelindung. Setiap 5 jam sebagai 1 shift. Setelah memakai pakaian pelindung, kami tidak bisa makan, minum atau ke toilet," lanjutnya.
Dengan mengenakan pakaian isolasi yang rapat tidak tembus udara dan kaca mata pelindung, seluruh team bekerja keras dalam perjuangan, semua orang merasakan keterbatasan fisik. "Ketika kami melepaskan pakaian pelindung, pakaian di dalam kami basah kuyub seluruhnya. Pada bagian wajah kami juga timbul garis-garis guratan bekas kaca mata pelindung," tulisnya lagi
Dia menuliskan ada dokter yang sudah teramat capek, badannya sudah hampir ambruk, setelah masuk daerah penyangga dan minum seteguk air, kembali masuk ke area isolasi untuk melanjutkan bekerja. Ada juga dokter yang jari tangannya terluka, setelah dibungkus rapat dengan kantong plastik kembali ke tempat berjuang di garda depan.
"Kami juga punya orang tua, kami juga punya anak dan keluarga. Kami tidak memikirkan keselamatan diri kami, tidak memikirkan apakah diri sendiri hidup atau mati, demi merebut nyawa manusia dari malaikat maut, semuanya adalah agar bisa memenangkan peperangan ini. Supaya keluarga kita, dan saudara semua bisa melepaskan masker dan menghirup udara segar!" ungkapnya.
"Teman-teman semua, mohon kalian bekerja sama dengan negara, bekerja sama dengan kami, dengan kesadaran sendiri mengisolasi diri, jangan keluar rumah dan melakukan pembatasan diri yang tentu tidak menyenangkan, bolehkah?" himbaunya.
"Sehingga kita layak terhadap pengorbanan para tenaga medis. Jangan sia-siakan air mata kami. Kamu pikir keluar rumah sebentar tidak masalah, dia juga pikir keluar rumah sebentar tidak masalah. Besok semua orang pada keluar rumah semua, maka peperangan ini akan mengalami kemunduran ke belakang lagi. Bila satu orang, dua orang, tiga orang .... hanya memikirkan dan mementingkan kesenangan diri sendiri, maka semua perjuangan sebelumnya dalam peperangan ini akan menjadi sia-sia," pintanya.
Oleh sebab itu, dokter resebut sangat mengharapkan masyarakat untuk bisa bekerjasama dan tidak keluar rumah.
"Jagalah pikiran dan perasaan dengan baik. Rumah yang menurut kalian adalah tempat yang membosankan, bagi kami para tenaga medis dan petugas yang berjuang di garda depan melawan wabah, adalah tempat yang kami ingin pulang pun tidak bisa pulang," ungkapnya lagi.
Masa yang sulit ini apakah bisa segera terlewati, tidak hanya tergantung pada para tenaga medis, melainkan juga mengandalkan kita setiap orang, ungkapnya dalam tulisan tersebut. Asalkan kita semua tidak keluar rumah, maka kita bisa memusnahkan wabah ini! Mencegah dan mengendalikan wabah adalah tanggung jawab setiap orang!
Dia melanjutkan tulisannya dengan mengatakan saat ini virus sedang mengamuk, semua petugas medis di garda depan berusaha mencegah dan mengendalikan wabah, dengan mendahulukan keselamatan orang banyak di atas keselamatan mereka sendiri, maju terus di tengah kesulitan dalam melawan virus. Terima kasih mereka telah membangun pertahanan pengaman untuk semua orang.
Diakhir tulisannya dia berharap tulisannya ini bisa disebarkan ke grup masyarakat. "Bagikanlah ke semua grup tersebut. Supaya mereka tahu, hati semua orang bersama mereka, bersama-sama mendukung mereka. Semua mahluk memulihkan hidupnya, kita pasti juga bisa berangsur-angsur pulih, pasti akan membaik kembali."
***tags: #virus corona #paramedis
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
KPK dan Pemkot Semarang Terus Koordinasi Pencegahan Korupsi
28 Maret 2024
Penemuan Mayat Tanpa Kepala di Kali Tangerang Gegerkan Warga
28 Maret 2024
Antisipasi Peredaran Makanan Tak Layak Konsumsi, Dinkes Wonosobo Gelar Inspeksi
28 Maret 2024
Gunung Marapi Erupsi, Bandara Minangkabau Hentikan Operasional Sementara
28 Maret 2024
KPK Tetapkan Windy Idol sebagai Tersangka Kasus Pencucian Uang
28 Maret 2024
Rp85 Miliar dari DBHCHT untuk Kesehatan, RSUD Kudus Tambah Ruang ICU
28 Maret 2024
Diimpor Secara Ilegal, Sejumlah Produk Senilai Rp9,3 Miliar Dimusnahkan Kemendag
28 Maret 2024
Pemkab Magelang Adakan GPM di Halaman Kantor Kecamatan Dukun
28 Maret 2024
Ayunkan Celurit di Jatingaleh Semarang, Tersangka Ridwan: Habis Minum Miras, Refleks
28 Maret 2024
Bea Cukai Jateng DIY Dorong Penyerapan 8.000 Tenaga Kerja di Jawa Tengah
28 Maret 2024
Pemerintah Pastikan Jalan Nasional di Jateng Siap Dilintasi Pemudik Lebaran 2024
28 Maret 2024