36 TPA Masih Open Dumping, Ancaman bagi Lingkungan

"Seharusnya yang diterapkan adalah controlled landfill atau sanitary landfill,"

Rabu, 26 Maret 2025 | 07:16 WIB - Ragam
Penulis: Ardiansyah . Editor: Wis

KUASAKATACOM, SEMARANG- Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jawa Tengah mengungkap fakta mencengangkan: 36 dari 46 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Jateng masih menerapkan sistem open dumping. Artinya, Sampah hanya ditumpuk begitu saja tanpa pengolahan, berisiko mencemari lingkungan.

Dampak Buruk Open Dumping

BERITA TERKAIT:
36 TPA Masih Open Dumping, Ancaman bagi Lingkungan
Peringatan Hari Orang Miskin, Gereja Santa Theresia Bongsari Semarang Bagikan 200 Pax Nasi Box
BREAKING NEWS: TPA Jatibarang Semarang Kembali Terbakar
Gunung Sampah Tertinggi di Jateng Ternyata Ada di Kudus 
Pemkab Kudus Galakan Olah Sampah Rumah Tangga untuk Kurangi Beban TPA 

Menurut Kepala DLHK Jateng, Widi Hartanto, metode ini tidak direkomendasikan karena bisa menyebabkan:
? Pencemaran tanah dan air akibat air lindi yang meresap ke dalam tanah.
? Pencemaran udara dari gas metana yang dihasilkan Sampah organik.
? Bau menyengat dan penyebaran penyakit akibat berkembangnya bakteri dan serangga.

"Seharusnya yang diterapkan adalah controlled landfill atau sanitary landfill," ujar Widi, Selasa (25/3).

Solusi: Beralih ke Teknologi Modern

Sebagai solusi, DLHK Jateng mendorong daerah untuk menerapkan controlled landfill, di mana Sampah ditimbun dengan tanah agar lebih aman dan tidak terbuka. Sementara sanitary landfill lebih ideal karena sudah dilengkapi sistem pengolahan limbah cair dan penangkapan gas metana sebagai sumber energi.

Kendala di Lapangan

Meski sistem modern lebih ramah lingkungan, banyak daerah terkendala anggaran dan keterbatasan lahan. Idealnya, TPA harus berjarak minimal 1 km dari pemukiman, namun banyak daerah kesulitan memenuhi syarat ini.

"Sebagian besar sudah mencoba controlled landfill, tapi karena keterbatasan biaya, pengurukan belum maksimal," kata Widi.

Untuk mengatasi masalah ini, Pemprov Jateng sedang mengembangkan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Regional dan teknologi RDF (Refuse-Derived Fuel) yang mengubah Sampah menjadi bahan bakar alternatif bagi industri semen.

Harapan ke Depan

DLHK berharap pemerintah daerah lebih serius dalam menangani pengelolaan Sampah. Teknologi seperti insinerator dan komposter juga bisa menjadi alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada TPA konvensional.

Sampah adalah masalah kita bersama! Menurutmu, apa solusi terbaik untuk mengatasi masalah Sampah di Jateng?

***

tags: #tpa #dlhk #sampah #seputar semarang

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI