Menurunnya Jumlah Pemudik Lebaran 2025 Akibat Daya Beli yang Melemah

Situasi ini berdampak pada konsumsi masyarakat. Direktur Ekonomi CELIOS, Nailul Huda, mencatat bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) mengalami penurunan sebesar 0,4 persen pada Januari 2025 dibandingkan dengan Desember 2024, yang biasanya justru mengalami

Senin, 31 Maret 2025 | 19:59 WIB - Ekonomi
Penulis: Ardiansyah . Editor: Wis

KUASAKATACOM, JAKARTA- Perayaan Idul Fitri 1446 H/2025 kali ini tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya, salah satunya karena berkurangnya jumlah Pemudik. Data dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat bahwa jumlah Pemudik tahun ini hanya mencapai 146,48 juta orang atau sekitar 52 persen dari total penduduk Indonesia. Angka ini mengalami penurunan 24 persen dibandingkan tahun 2024 yang mencapai 193,6 juta orang.

Menurut Ekonom dan Wakil Direktur INDEF, Eko Listiyanto, melemahnya DAYA BELI masyarakat menjadi faktor utama menurunnya angka Pemudik. Banyak masyarakat yang mengalami penurunan pendapatan, bahkan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), sehingga sebagian dari mereka memutuskan untuk tidak mudik karena keterbatasan anggaran.

BERITA TERKAIT:
Menurunnya Jumlah Pemudik Lebaran 2025 Akibat Daya Beli yang Melemah
Stagnasi Gaji Pekerja di Indonesia Ancam Daya Beli dan Ekonomi

Eko menjelaskan bahwa biaya mudik tidak hanya mencakup transportasi, tetapi juga pengeluaran lain seperti membeli hampers, kue kering, bahan makanan khas Lebaran, serta memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada sanak saudara. Dengan turunnya pendapatan, banyak orang harus membatasi pengeluaran mereka.

Lembaga riset ekonomi CELIOS juga mengungkapkan bahwa lonjakan PHK pada awal tahun 2025 turut memperburuk kondisi ekonomi, termasuk saat Ramadan dan Idul Fitri. Data dari Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa sebanyak 18.610 orang terkena PHK antara Januari hingga Februari 2025, lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sementara itu, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mencatat sudah ada 60.000 buruh yang kehilangan pekerjaan dari 50 perusahaan.

Situasi ini berdampak pada konsumsi masyarakat. Direktur Ekonomi CELIOS, Nailul Huda, mencatat bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) mengalami penurunan sebesar 0,4 persen pada Januari 2025 dibandingkan dengan Desember 2024, yang biasanya justru mengalami kenaikan di awal tahun. Selain itu, Indeks Penjualan Riil (IPR) juga turun dari 222 poin pada Desember 2024 menjadi 211,5 poin di Januari 2025.

Dengan kondisi ini, perputaran uang selama Ramadan dan Idul Fitri juga mengalami penurunan. Tambahan jumlah uang beredar dalam arti sempit (M1) tercatat hanya Rp 114,37 triliun, lebih rendah dibandingkan tahun 2024 yang mencapai Rp 136,97 triliun.

Direktur Eksekutif CELIOS, Bhima Yudhistira, menyebut bahwa penurunan ini berdampak langsung pada Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Pada tahun 2024, tambahan PDB akibat Ramadan dan Idul Fitri mencapai Rp 168,55 triliun, sementara pada tahun 2025 hanya Rp 140,74 triliun atau turun 16,5 persen. Keuntungan pengusaha juga turun menjadi Rp 84,19 triliun, lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai Rp 100,83 triliun.

Selain itu, indikator lain yang mencerminkan melemahnya DAYA BELI masyarakat adalah turunnya porsi simpanan perorangan dalam Dana Pihak Ketiga (DPK), yang hanya mencapai 46,4 persen. Bhima menjelaskan bahwa kondisi ini menunjukkan bahwa masyarakat terpaksa menguras tabungan mereka untuk bertahan hidup, akibat upah yang terlalu kecil, tunjangan yang berkurang, serta ancaman PHK yang terus berlanjut.

***

tags: #daya beli #phk #pemudik #lebaran

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI