Kolonoskopi Jadi Kunci Deteksi Dini Kanker Usus, Ini Gejala dan Penanganannya

Kolonoskopi dilakukan dengan memasukkan selang endoskopi melalui dubur untuk memeriksa permukaan usus. Lewat prosedur ini, dokter juga bisa mengambil sampel jaringan jika ditemukan kelainan untuk diperiksa lebih lanjut.

Senin, 07 April 2025 | 15:39 WIB - Kesehatan
Penulis: Ardiansyah . Editor: Wis

KUASAKATACOM, BANYUMAS- kanker kolon alias kanker usus besar menjadi salah satu penyakit yang sering kali terlambat dideteksi. Padahal, kolonoskopi bisa menjadi kunci penting untuk mendeteksi kanker sejak dini, bahkan sebelum gejala muncul.

Kolonoskopi dilakukan dengan memasukkan selang endoskopi melalui dubur untuk memeriksa permukaan usus. Lewat prosedur ini, dokter juga bisa mengambil sampel jaringan jika ditemukan kelainan untuk diperiksa lebih lanjut.

BERITA TERKAIT:
Suho EXO Diangkat Jadi Duta Kehormatan YKAKI, Bawa Harapan bagi Anak Pejuang Kanker
Kolonoskopi Jadi Kunci Deteksi Dini Kanker Usus, Ini Gejala dan Penanganannya
Instalasi Kanker RSUP Prof Ngoerah Layani 100 Pasien Per Hari
Bikin Haru, 15 Ribu Pengendara Motor Hibur Anak Penderita Kanker Getah Bening
RSUD RA Kartini Siap Operasikan Ruang Kanker Terpadu

kanker Kolon Berawal dari Polip Kecil

kanker kolon biasanya berawal dari polip kecil di usus yang mengalami mutasi genetik, lalu tumbuh dan berubah menjadi tumor ganas,” jelas dr Randy Adiwinata, Sp.PD, dokter spesialis penyakit dalam RS Siloam MRCCC Semanggi, dalam siaran pers, Senin (6/4).

Ia menekankan bahwa kanker ini tidak muncul tiba-tiba. Prosesnya butuh waktu, sehingga skrining dan deteksi dini jadi sangat penting.

gejala yang Perlu Diwaspadai

Beberapa gejala kanker kolon yang umum terjadi meliputi:

Perubahan pola dan konsistensi feses

BAB berdarah

Perasaan BAB tidak tuntas

Penurunan berat badan tanpa sebab

Anemia

Perut membesar atau benjolan di area perut

Sumbatan usus

Namun, dr Randy menegaskan bahwa banyak pasien menyangka gejala ini hanya wasir biasa.

“Kalau ada darah di feses, jangan langsung anggap itu cuma ambeien. Bisa jadi itu gejala awal kanker kolon,” katanya.

Kolonoskopi Masih Jadi Standar Emas

Menurut dr Randy, kolonoskopi tetap jadi prosedur utama untuk mendiagnosis kanker usus besar. Selain itu, dokter bisa menambahkan pemeriksaan seperti CT scan, MRI, dan PET scan untuk mengecek penyebaran kanker.

"Skrining kolonoskopi disarankan pada semua orang usia 45 tahun ke atas, bahkan jika tidak memiliki gejala," ujarnya.

Alternatif awal bisa lewat pemeriksaan darah samar pada feses, tapi jika hasilnya positif, kolonoskopi tetap wajib dilakukan.

Terapi Makin Personal Berkat Pemeriksaan Genetik

Perkembangan teknologi medis juga membuat terapi kanker kolon makin personal. Di RS Siloam MRCCC Semanggi, pasien dapat menjalani pemeriksaan mutasi genetik dan biomarker, yang membantu menentukan apakah pengobatan terbaiknya adalah kemoterapi, imunoterapi, atau terapi target.

Untuk stadium awal, operasi pengangkatan kanker jadi pilihan utama. Sedangkan stadium lanjut mungkin memerlukan kemoterapi dulu untuk mengecilkan tumor, atau bahkan kombinasi dengan radiasi.

Perawatan Terpadu dan Multidisiplin

“Pasien kanker kolon kami tangani dengan pendekatan multidisiplin, dari diagnosis sampai terapi,” jelas dr Randy.

Tim medis RS Siloam MRCCC terdiri dari dokter onkologi, gastroenterologi, radioterapi, spesialis bedah, gizi, radiologi, hingga perawat ahli luka dan tim paliatif untuk kasus stadium lanjut.

Dengan alat diagnostik lengkap mulai dari CT scan, MRI, hingga PET scan, serta layanan pemeriksaan genetik, RS Siloam MRCCC Semanggi jadi salah satu pusat rujukan kanker usus besar di Indonesia.

Kalau kamu mengalami gejala yang mirip atau punya riwayat keluarga dengan kanker usus, nggak ada salahnya mulai cek dari sekarang. Deteksi dini bisa menyelamatkan nyawa.

***

tags: #kanker #usus besar #gejala #penanganan

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI