Pesta Lomban Jepara, Tradisi Larung Kepala Kerbau sebagai Wujud Syukur Nelayan
“Larungan ini bukan hanya simbolis, tetapi mencerminkan filosofi masyarakat pesisir Jepara. Laut bukan sesuatu yang ditakuti, melainkan sahabat yang harus dihormati dan dijaga,”
Senin, 07 April 2025 | 19:50 WIB - Budaya
Penulis:
. Editor: Wis
KUASAKATACOM, Jepara- Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, kembali meriah dengan perayaan pesta Lomban yang digelar di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Ujung Batu pada pagi hari. tradisi budaya ini menjadi momentum penting bagi masyarakat nelayan setempat untuk menunjukkan rasa syukur atas hasil laut yang selama ini menjadi sumber mata pencaharian utama mereka.
Bupati Jepara, Witiarso Utomo, menyampaikan bahwa larung kepala kerbau bukan sekadar prosesi adat semata, melainkan juga bentuk nyata ungkapan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ia menjelaskan bahwa tradisi ini telah lama mengakar dalam sejarah Jepara, bahkan tercatat dalam jurnal Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië tahun 1868 dan surat kabar Slompret Melajoe edisi Agustus 1893.
BERITA TERKAIT:
Gelar Olah TKP Kasus Kejahatan Seksual di Jepara, Polda Jateng Tegaskan Investigasi Gunakan Metode Ilmiah
Geledah Rumah Predator Seks di Jepara, Polda Jateng Temukan Sejumlah Bukti Pendukung
Polisi Geledah Rumah Predator Seks Jepara, Temukan Kondom dan Barang Bukti Lain
Seorang Wisatawan Tewas Usai Digulung Ombak Perairan Mandalika Jepara
Pesta Lomban Jepara, Tradisi Larung Kepala Kerbau sebagai Wujud Syukur Nelayan
“Larungan ini bukan hanya simbolis, tetapi mencerminkan filosofi masyarakat pesisir Jepara. Laut bukan sesuatu yang ditakuti, melainkan sahabat yang harus dihormati dan dijaga,” ungkapnya pada Senin (7/4/2025).
Ribuan warga mulai memadati area pantai sejak pukul 06.15 WIB untuk menyaksikan puncak acara, yaitu melarung kepala kerbau ke tengah laut. Kepala kerbau tersebut dibawa oleh kapal utama dan diiringi ratusan kapal nelayan yang membentuk iringan megah di lautan. Setelah dilarung, beberapa pemuda terjun ke laut dan berlomba mengambil kepala kerbau yang dipercaya membawa berkah bagi yang berhasil mendapatkannya. Sorak sorai dan semangat kebersamaan pun menyatu dengan deburan ombak.
Bupati juga menambahkan bahwa tradisi ini memiliki potensi besar sebagai daya tarik wisata. Ia berencana mengemasnya dengan lebih meriah di tahun-tahun mendatang, dengan melibatkan lebih banyak pelaku seni dan pariwisata.
Sebagai penutup rangkaian acara, digelar Festival Kupat Lepet—atau dikenal juga sebagai Perang Kupat Lepet. Dua gunungan besar yang terdiri dari lebih dari 4.000 kupat lepet disiapkan untuk diperebutkan masyarakat. Kupat tersebut diyakini membawa keberuntungan dan kemakmuran, sehingga menjadi rebutan warga dengan penuh semangat.
Dini Fitria, seorang wisatawan asal Bandung, mengaku sangat terkesan dengan kemeriahan acara. “Luar biasa! Ini pengalaman pertama saya menyaksikan langsung dan sungguh berkesan. Tahun depan saya pasti datang lagi. Ternyata budaya Jepara tak kalah menarik dari wisata pantainya atau seni ukirnya,” ujarnya.
pesta Lomban menjadi bukti bahwa warisan budaya bukan sekadar peninggalan sejarah, tetapi juga aset berharga yang bisa dirayakan dan dikembangkan bersama dalam bingkai kebersamaan dan identitas bangsa.
***tags: #jepara #pesta #lomban #tradisi
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI

Mensos Sebut Sekolah Rakyat Khusus untuk Warga Miskin
22 Mei 2025

Arkhan Fikri Masuk Nominasi Pemain Muda Terbaik BRI Liga 1 2024/25
22 Mei 2025

Petugas Kesehatan Pastikan Menu Makanan Aman Dikonsumi Jemaah Haji
22 Mei 2025

Jemaah Dilarang Lakukan Penyembelihan Dam di RPH Kota Makkah
22 Mei 2025

Kemenag akan Pantau Hilal Awal Dzulhijah pada 27 Mei Mendatang
22 Mei 2025

Job Fair di Kebumen, Bupati Lilis: Solusi Nyata Mengurangi Pengangguran
22 Mei 2025