Penyakit Arteri Perifer Kerap Tak Terdeteksi, Berisiko Kematian dan Amputasi

Kami menemukan tingginya angka pasien PAP yang tidak mendapatkan pengobatan, disertai tingkat kematian yang juga tinggi. Sistem kesehatan harus lebih aktif menjaring dan menangani pasien PAP,

Rabu, 09 April 2025 | 13:17 WIB - Kesehatan
Penulis: Ardiansyah . Editor: Wis

KUASAKATACOM, JAKARTA- Penyakit Arteri Perifer (PAP) merupakan kondisi ketika pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke lengan dan kaki menyempit atau tersumbat akibat penumpukan plak. Kondisi ini dapat berujung pada komplikasi serius seperti amputasi anggota tubuh bahkan kematian, meskipun sering tidak terdiagnosis atau tidak mendapatkan penanganan yang memadai.

Seperti dilansir Medical Daily, Selasa (8/4), Penyakit ini sering berkembang secara diam-diam tanpa gejala yang jelas. Namun, beberapa tanda umum seperti kaki terasa dingin, nyeri atau kram saat beraktivitas yang hilang setelah istirahat, serta luka di kaki atau telapak kaki yang sulit sembuh bisa menjadi petunjuk awal.

BERITA TERKAIT:
Penyakit Arteri Perifer Kerap Tak Terdeteksi, Berisiko Kematian dan Amputasi

Gejala lain meliputi perubahan fisik pada kaki, seperti otot yang melemah, kerontokan rambut, kulit yang tampak mengilap atau terasa dingin, serta denyut nadi kaki yang melemah—semua ini dapat mengindikasikan berkurangnya aliran darah.

PAP cenderung lebih banyak terjadi pada usia lanjut, terutama pada individu berusia di atas 65 tahun.

Sebuah studi terbaru yang menganalisis lebih dari 7.000 pasien PAP menunjukkan bahwa tingkat pengobatan yang diberikan masih sangat rendah. Hanya sekitar 29,6% perempuan dan 33,5% pria yang menerima pengobatan lengkap sesuai panduan medis.

Studi itu juga menunjukkan bahwa risiko komplikasi seperti serangan jantung, stroke, atau amputasi besar sedikit lebih rendah pada perempuan dibandingkan pria. Meski begitu, baik pria maupun perempuan memiliki risiko kematian lebih dari 50% akibat Penyakit ini.

Viet T. Le, penulis utama studi dan profesor madya penelitian kardiovaskular di Intermountain Health, menegaskan pentingnya deteksi dini dan perawatan menyeluruh bagi penderita PAP.

“Kami menemukan tingginya angka pasien PAP yang tidak mendapatkan pengobatan, disertai tingkat kematian yang juga tinggi. Sistem kesehatan harus lebih aktif menjaring dan menangani pasien PAP,” jelasnya.

Le juga menambahkan bahwa setiap pasien PAP seharusnya mendapatkan terapi antiplatelet dan statin. Namun, kenyataannya hanya satu dari tiga pasien yang menerima terapi tersebut sesuai anjuran medis.

***

tags: #arteri perifer #kematian #amputasi #penyakit

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI