Tradisi Pemandian Patung Buddha Tidur di Mojokerto, Simbol Penyucian Batin Sambut Waisak

Sementara patung Buddha tidur dicat emas pada tahun 1999 untuk menunjukkan penghormatan tertinggi.

Rabu, 07 Mei 2025 | 21:52 WIB - Budaya
Penulis: Ardiansyah . Editor: Wis

KUASAKATACOM, Mojokerto- Menjelang perayaan Waisak, tradisi memandikan rupang Buddha Maha Paranibbana atau Patung Buddha Tidur di Maha Vihara Mojopahit, Mojokerto, kembali digelar sebagai simbol penyucian batin umat manusia. Kegiatan ini dilaksanakan oleh lima orang pada Rabu (7/5/2025) sekitar pukul 10.30 WIB, melibatkan tidak hanya umat Buddha, tetapi juga warga muslim sekitar yang turut serta membantu persiapan.

Mereka menggunakan air bunga yang disebut “Kembang Macan Kerah” — campuran bunga mawar, melati, dan kenanga — yang biasanya digunakan untuk merawat benda pusaka. Air ini disiramkan ke patung raksasa Buddha Tidur, kemudian dibersihkan menggunakan kain lap dan air bersih.

BERITA TERKAIT:
Wabup Boyolali Ajak Jaga Persatuan dan dan Kesatuan
Libur Panjang Waisak, 38 Ribu Orang Pilih Berlibur dengan Kereta Wisata
Libur Waisak Usai, Penjualan Tiket Kereta di Daop 5 Purwokerto Tembus 133%
Ribuan Lampion Terbang Warnai Langit Borobudur
Delapan Napi di Lapas Semarang Dapat Remisi Waisak

tradisi yang berlangsung sekitar 30 menit ini menjadi bagian dari penghormatan kepada Buddha Gautama. Menurut Pandita Maha Vihara Mojopahit, Saryono, tidak ada ritual khusus yang dilakukan selain membersihkan patung sambil merenungkan ajaran Buddha secara batin.

Perayaan Waisak 2569 BE tahun ini akan berlangsung pada Senin, 12 Mei 2025 pukul 19.00 WIB dengan mengangkat tema "Semangat Kebersamaan untuk Indonesia Maju". Tema ini mencerminkan harapan umat Buddha untuk berkontribusi membangun bangsa secara kolektif.

Patung Buddha Tidur sendiri merupakan ikon penting di kawasan ini. Dibangun pada tahun 1993 dengan panjang 22 meter, lebar 6 meter, dan tinggi 4,5 meter, patung ini berdiri megah di tengah kolam ikan. Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) mencatatnya sebagai patung Buddha tidur terbesar di Indonesia pada tahun 2001.

Relief di sekitar pondasi patung menceritakan kisah Buddha Gautama menjelang wafatnya (paranibbana), perjalanan ke Kusinara, dan ajaran hukum karma. Patung ini menggambarkan Buddha yang wafat dalam posisi miring ke kanan — posisi yang kerap digunakan Buddha saat beristirahat.

Pembangunan Maha Vihara Mojopahit dimulai pada tahun 1987 atas prakarsa Bhikkhu Viriyanadi Maha Tera, dan diresmikan pada 31 Desember 1989. Sementara patung Buddha tidur dicat emas pada tahun 1999 untuk menunjukkan penghormatan tertinggi.

Selain menjadi tempat ibadah, vihara ini juga dikenal sebagai objek wisata religi yang dikelola oleh Yayasan Lumbini. Pengunjung dikenakan sumbangan kebersihan Rp 5.000 untuk dewasa dan Rp 3.000 untuk anak-anak. Toleransi antarumat beragama pun tumbuh subur di tempat ini, mencerminkan semangat keberagaman dalam harmoni.

***

tags: #waisak #tradisi #mojokerto

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI