BSI Catat Tren Positif di Bisnis Griya

BSI telah menggandeng lebih dari 2.900 proyek developer KPR FLPP.

Selasa, 13 Mei 2025 | 06:58 WIB - Ekonomi
Penulis: Wisanggeni . Editor: Wis

KUASAKATACOM, Jakarta- PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) mencatatkan pertumbuhan bisnis griya sebesar 8,63% secara tahunan menjadi Rp58,03 triliun pada kuartal I/2025. Peningkatan itu didorong oleh berbagai aspek seperti pembiayaan rumah baru, rumah inden, dan renovasi yang terus diminati, terutama oleh generasi Z dan milenial.

“Pada kuartal I/2025, terlihat tren positif pembiayaan BSI Griya melalui berbagai skema,” kata Direktur Sales & Distribution BSI, Anton Sukarna, dalam keterangan resminya belum lama ini.

BERITA TERKAIT:
BSI Gencar Ajak Masyarakat Merencanakan Ibadah Haji Sejak Dini
Tak Hanya Sukses Selenggarakan GIFS, BSI Juga Catatakan Kinerja Solid di Kuartal I 2025
BSI Catat Tren Positif di Bisnis Griya
Kementerian BUMN akan Gelar Jelajah Kuliner Nusantara
BSI Semarakan Ramadan 1445 H dengan Berbagai Kegiatan Bermanfaat

Anton menyebutkan bahwa produk BSI Griya kini dilengkapi dengan beragam pilihan tenor hingga 30 tahun dan skema angsuran yang menyesuaikan proyeksi pendapatan nasabah. Salah satu produk andalan untuk generasi muda adalah Griya Simuda, yang menawarkan proses mudah dan angsuran tetap.

BSI juga meluncurkan fitur tambahan seperti program qurban dan wakaf produktif melalui kerja sama dengan BSI Maslahat, memperkuat aspek sosial dari pembiayaan griya.

“Kami optimistis tahun ini pembiayaan griya BSI akan tetap tumbuh seiring dengan kebutuhan rumah bagi masyarakat di semua segmen. Baik pembiayaan griya komersial maupun pembiayaan KPR Sejahtera Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

"Hal ini sejalan dengan program Asta Cita Pemerintah untuk pemenuhan rumah bagi masyarakat MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah),” ujar Anton.

Selain itu, BSI telah menggandeng lebih dari 2.900 proyek developer KPR FLPP. Secara keseluruhan, pembiayaan BSI mencapai Rp287,20 triliun per Maret 2025, tumbuh 16,21% secara tahunan. Rasio pembiayaan bermasalah (NPF) pun tetap terjaga di bawah 2,2%.

“Upaya BSI memberikan kemudahan masyarakat  mengakses layanan ini tak terlepas pula dari komitmen perseroan untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui pertumbuhan pembiayaan yang sehat dan sustain,” tutup Anton.

***

tags: #bank syariah indonesia #kpr #flpp

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI