Sistem Penyediaan Air Minum Lumpuh, Warga Gaza "Hampir Mati Kehausan"
Secara terpisah, kantor media pemerintah yang dikelola Hamas di Gaza menuduh Israel melakukan "kejahatan terorganisasi" terhadap lebih dari dua juta warga sipil.
Rabu, 14 Mei 2025 | 06:59 WIB - Internasional
Penulis:
. Editor: Wis
KUASAKATACOM, Jakarta- Otoritas Sumber Daya Air Palestina (Palestinian Water Authority/PWA) pada Sabtu (10/5) memperingatkan bahwa saat ini Jalur Gaza menghadapi krisis air dan warganya "hampir mati kehausan" akibat layanan penyediaan air minum dan sanitasi yang nyaris sepenuhnya lumpuh di tengah konflik dengan Israel.
Dalam sebuah pernyataan, pihak berwenang mengungkapkan bahwa operasi militer Israel, kerusakan infrastruktur yang meluas, pemadaman listrik, dan pembatasan suplai bahan bakar serta pasokan esensial lainnya hampir membuat layanan penyediaan air hampir terhenti sepenuhnya.
BERITA TERKAIT:
Negara-negara OKI Didesak Bantu Pengungsi Palestina
BAZNAS Salurkan Daging Kurban bagi Pengungsi Palestina di Yordania
BAZNAS Cianjur Salurkan Infak Kemanusiaan untuk Palestina
BAZNAS Salurkan Infak Kemanusiaan Palestina Rp690 Juta
Serangan Isreal ke Gaza sejak 2023 Tewaskan 54.000 Warga Palestina
PWA melaporkan bahwa 85 persen fasilitas air dan sanitasi di daerah kantong tersebut rusak parah, sehingga warga hanya memiliki rata-rata tiga hingga lima liter air per orang setiap hari, jauh di bawah standar darurat minimum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebanyak 15 liter.
Pernyataan tersebut juga memperingatkan soal meningkatnya risiko kesehatan masyarakat, merujuk pada pembuangan air limbah yang belum diolah ke daerah permukiman serta penggunaan air asin yang tidak layak konsumsi oleh warga.
PWA menuding Israel telah melanggar hukum kemanusiaan internasional dan menyerukan penghentian operasi militer sesegera mungkin, penghentian atas apa yang disebutnya sebagai "praktik pendudukan sistematis", pencabutan blokade, dan perlindungan terhadap para pekerja di sektor air.
Secara terpisah, kantor media pemerintah yang dikelola Hamas di Gaza menuduh Israel melakukan "kejahatan terorganisasi" terhadap lebih dari dua juta warga sipil di daerah kantong tersebut dengan memberlakukan blokade menyeluruh dan membatasi masuknya pasokan kemanusiaan.
Dalam pernyataan yang dirilis pada Jumat (9/5), kantor media tersebut mengungkapkan bahwa Israel telah menutup semua jalur perlintasan Gaza selama 70 hari berturut-turut, memblokir akses masuk bagi sekitar 39.000 truk bantuan yang membawa bahan bakar, makanan, dan pasokan medis terlepas dari apa yang disebutnya sebagai krisis kesehatan dan kemanusiaan yang semakin memburuk.
Israel menutup akses ke Gaza pada 2 Maret, menyusul berakhirnya tahap pertama dari kesepakatan gencatan senjata yang dicapai dengan Hamas pada Januari lalu. Sampai saat ini, tahap kedua gencatan senjata belum terlaksana akibat belum tercapainya kesepakatan antara kedua belah pihak.
***tags: #palestina #gencatan senjata #gaza #air minum
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI

Polisi Tangkap Terduga Pelaku Tindak Pidana ITE terkait Manipulasi Data Pribadi
24 Juni 2025

Polisi Ungkap Motif Pembunuhan di Losmen Malang karena Pelaku Sakit Hati
24 Juni 2025

Ratusan Warga Binaan dan Petugas Lapas Brebes Ikuti Senam Sehat Bersama
24 Juni 2025

Seorang Anak Tega Aniaya Ibunya di Bekasi, Ini Tampangnya
24 Juni 2025

Pemprov Jateng Upayakan Pengelolaan Sampah Terpadu Aglomerasi antar Wilayah
24 Juni 2025

PSSI Bangun Sepak Bola Usia Dini di Papua
24 Juni 2025

Masyarakat Pesisir Diimbau Waspadai Gelombang Tinggi di Perairan Selatan Jateng
24 Juni 2025