Civitas Akademika Unisnu dan Pengasuh Ponpes di Jepara Apresiasi Buku Karya Nawal
Korban perundungan perlu dilindungi.
Rabu, 14 Mei 2025 | 18:35 WIB - Ragam
Penulis:
. Editor: Wis
KUASAKATACOM, Jepara- Buku karya Ketua TP PKK Jateng Nawal Arafah Yasin, bertajuk "Pesantren Anti-Bullying dan Kekerasan Seksual", diapresiasi civitas akademika Unisnu dan pengasuh pondok pesantren di Bumi Kartini. Buku ini, menawarkan kontribusi menciptakan institusi pendidikan yang inklusif, aman, dan mengembangkan kolaborasi mencegah perundungan.
Hal tersebut terungkap saat peluncuran buku dan gelar wicara, yang dihelat di aula Perpustakaan Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara, Kamis (14/5/2025). Acara tersebut, dihadiri oleh Nawal Arafah, Rektor Unisnu Prof Dr Abdul Djamil, dan civitas akademika Unisnu. Hadir pula perwakilan RMI PCNU Jepara, pengurus organisasi perempuan Islam dan para pengasuh pondok pesantren.
BERITA TERKAIT:
TP PKK Jateng Dorong Kencan Bumil Guna Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi
Di Depan Ratusan Mahasiswa Brebes, Ketua TP PKK Jateng Beberkan Peran Perempuan Bentuk Generasi Unggul
Pecahkan Rekor Muri, Gerakan Membatik Bersama Bunda PAUD Jateng Libatkan 27 Ribu Siswa
Nawal Yasin Luncurkan Layanan 6 SPM di Posyandu Ananda 2 Jepara
Jawa Tengah Borong Penghargaan Dekranas Award 2025, Nawal Yasin Banggakan Produk Kerajinan Lokal
Rektor Unisnu Prof Abdul Djamil mengatakan, karya itu merupakan sumbangsih penting, tidak hanya bagi dunia pendidikan Islam, tetapi bisa diadopsi pada lingkungan pendidikan secara general. Menurutnya, secara parsial memang ada kasus kekerasan yang terjadi di lembaga pendidikan tersebut. Namun, hal tersebut tak lantas bisa digeneralisasi terjadi di seluruh ponpes.
Pada buku tersebut, Nawal memberikan solusi terhadap pencegahan terhadap perundungan dan kekerasan di pesantren.
"Karena itu perlu ada upaya antisipasi dan salah satunya secara konseptual, seperti gagasan ini apa yang harus dilakukan untuk menangkal itu di masa mendatang. Untuk memberi informasi pencegahan, sampai membentuk satgas misalnya," ungkapnya, pada acara yang diselenggarakan Pusat Studi Gender dan Anak Unisnu Jepara.
Pengasuh Ponpes Tahfidz bagi difabel rungu "Irhamnyy Robby" Murniati, mengapresiasi konsep kolaborasi yang ditawarkan buku tersebut. Ia mengungkapkan, kolaborasi antara pengasuh, pembimbing (musyrif), orang tua dan stakeholder terkait wajib dilakukan. Ini mutlak, agar pesantren menjadi lembaga yang aman dan nyaman bagi peserta didik.
"Saya kira buku ini sangat kontributif terkait fenomena pesantren yang menurut saya harus dishare secara terbuka. Sehingga ini mengedukasi kepada pengasuh, musyrif juga orang tua, bahwa fenomena sisi lain ada satu sisi di ruang pesantren yang mungkin butuh kita perhatikan sehingga terjadi kolaborasi dengan orang tua, sehingga anak yang jadi santri akan aman," urainya.
Ketua TP PKK Jateng Nawal Arafah Yasin mengungkapkan, buku tersebut lahir dari sebuah kasus perundungan di pesantren. Berangkat dari kasus tersebut, dia lantas menyusun buku yang menawarkan upaya resolusi terhadap kekerasan di lembaga pendidikan Islam. Beberapa poin yang ditawarkan di antaranya, kolaborasi pesantren dengan lembaga bantuan hukum, psikolog dan sektor kesehatan.
Selain itu, buku itu menawarkan upaya rehabilitasi bagi korban perundungan dan pelaku perundungan. Korban perundungan perlu dilindungi dan dikuatkan mental, mendapat afirmasi positif. Sebaliknya, pelaku perundungan acapkali mendapatkan perlakuan serupa di masa lalu atau di lingkungan rumah. Oleh karenanya, pelaku melampiaskannya pada junior atau mereka yang dianggap rentan.
Keduanya, menurutnya perlu mendapatkan perhatian agar mereka pulih secara mental, fisik dan sosial. Harapannya, mereka dapat tumbuh secara sehat dan tetap berprestasi. Perlu juga, sebuah sistem acuan (SOP) untuk pengawasan terhadap anak didik. Juga internalisasi nilai sosial dan agama, pada anak.
"Untuk anti bullying itu kita perlu ada satu sistem pelaporan, yang bisa membuat nyaman dan aman, anak-anak juga bisa yakin, bahwa ini akan bisa diselesaikan dengan baik. Kemudian di samping itu ada identifikasi masalah, juga kegiatan korektif dan rehabilitasi," pungkas Nawal.
***tags: #nawal arafah yasin #ketua tp pkk #jawa tengah #perundungan
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
KAI Services Gelar Pelatihan Cleaning Service untuk Tim On Trip Cleaning
14 November 2025
KAI Services Apresiasi Petugas Keamanan Berintegritas yang Kembalikan Tas Berisi Emas Rp130 Juta
14 November 2025
Perkuat Ketahanan Pangan, Pemprov Jateng Tahun Ini Rampungkan 10 Embung
14 November 2025
Nawal Yasin Raih Penghargaan Bunda PAUD Nasional
14 November 2025
Polrestro Jakut Tangkap Polisi Gadungan di Penjaringan
13 November 2025
SWS Basketball Club Mulai Persiapkan Diri Hadapi IBL 2026
13 November 2025
Peringati Hari Bakti Kemenimipas ke-1, Pegawai Lapas Brebes Ikuti Donor Darah
13 November 2025
Marak Kasus Anak Hilang, Mabes Polri Pastikan Perkuat Koordinasi
13 November 2025
Tim Renang Indonesia Raih Medali Perunggu di ISG 2025
13 November 2025

