USM Gelar Simulasi Pasar Tradisional di Kuala Lumpur untuk Tingkatkan Literasi Ekonomi dan Numerasi Anak Diaspora

menggabungkan unsur bermain dan belajar secara menyenangkan

Rabu, 14 Mei 2025 | 20:22 WIB - Didaktika
Penulis: Holy . Editor: Surya

KUASAKATACOM, Malaysia – Universitas Semarang (USM) menunjukkan komitmennya dalam mendukung pendidikan anak-anak diaspora Indonesia di luar negeri. Melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dengan menggelar kegiatan edukatif berbasis budaya bertajuk "Simulasi Pasar Tradisional Indonesia" di Sanggar Belajar Indonesia, Kuala Lumpur, pada Selasa (6/05/2025).

Tim USM yang dipimpin oleh Kepala Satuan Internasional Office (IO) Faisal Yusuf BA MM MBA, bersama Dr MM Shinta Pratiwi MA, Andi Nur Cahyo SPd MPd, dan Desika Nurjannah SPd MMPar, serta diikuti 30 anak-anak diaspora Indonesia berusia 7-12 tahun.

BERITA TERKAIT:
Tim Dosen USM Dampingi Penyusunan DED Masjid di Demak
Idul Adha, USM Berbagi Satu Sapi kepada Warga Desa Surodadi Demak
Upaya Pelestarian Lingkungan, USM Tanam 5.000 Mangrove di Sayung Demak
Pilmapres di USM: Pengembangan Mahasiswa yang Kompetitif
UKM Bola Voli USM Gelar Pertandingan Antar Fakultas

Dalam kegiatan ini, anak-anak terlibat langsung dalam praktik jual-beli dengan berperan sebagai pedagang dan pembeli. Mereka diajarkan konsep ekonomi dasar seperti penentuan harga dan promosi produk, serta mengaplikasikan kemampuan numerasi melalui penggunaan uang mainan Rupiah dan Ringgit, menghitung kembalian, dan melakukan penjumlahan sederhana. 

Ketua Tim PkM USM mengungkapkan kegiatan ini bertujuan untuk mengatasi tantangan rendahnya literasi ekonomi dan numerasi, serta minimnya pemahaman budaya Indonesia di kalangan generasi muda yang tumbuh di perantauan. 

"Anak-anak sangat antusias, namun ada salah satu hal yang kami sedihkan karena masih ada anak usia 8 tahun yang masih belum bisa menghitung dan menulis angka dengan benar," ungkap Faisal Yusuf, Ketua Tim PkM.

Faisal Yusuf, mengatakan pentingnya perhatian khusus untuk anak-anak dispora.

"Hal ini menggarisbawahi pentingnya perhatian terhadap pendidikan dasar bagi anak-anak diaspora yang mungkin memiliki keterbatasan akses terhadap pendidikan berkualitas," jelasnya. 

Sementara itu, Aisyah (10 tahun), salah satu peserta, mengatakan senang dapat belajar berhitung.

"Saya belajar cara menghitung uang dan mengenal nama-nama buah, seru sekali," ungkap Aisyah.

Pengurus Sanggar Belajar Indonesia di Kuala Lumpur memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif USM ini. Mereka menilai Simulasi Pasar Tradisional ini sebagai model pendidikan informal yang efektif, menggabungkan unsur bermain dan belajar secara menyenangkan.

***

tags: #usm #simulasi pasar tradisional #kuala lumpur

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI