Temanggung Book Party, Komunitas Literasi Pencerdas Kehidupan Masyarakat Temanggung

KUASAKATACOM, Temanggung - Dilihat secara umum, Indonesia masih menjadi negara dengan tingkat literasi yang sangat rendah. Namun, apabila dicermati lebih mendalam, sekarang banyak orang tua atau pasangan muda yang sudah memperkenalkan budaya literasi kepada buah hatinya sejak dini. Bahkan, seiring berjalannya waktu, komunitas literasi yang ada di kota besar maupun daerah di Indonesia terus bertumbuh. Hal ini membuktikan bahwa, saat ini akses bacaan atau literasi merupakan barang penting yang wajib ada dalam menghadapi perubahan zaman terutama seperti saat ini.      

Ketua Temanggung Book Party, Latifanny (31) menjelaskan, mendorong anak untuk melek literasi tidak hanya melalui buku.

BERITA TERKAIT:
Temanggung Book Party, Komunitas Literasi Pencerdas Kehidupan Masyarakat Temanggung

"Kalangan orang tua, terutama orang tua muda seperti saya saat ini sudah mulai mendorong anak-anak untuk berliterasi, tidak hanya buku. Bahkan dari media handphone saja, 'misalnya anak mau melihat apa', mereka bisa menceritakan kembali itu termasuk pemahaman literasi, menceritakan mengenai kesehariannya, membacakan buku sebelum tidur itu sebenarnya mulai mendorong anak untuk melek literasi," jelasnya saat diwawancarai tim kuasakata.com pada Minggu (1/6/2025).    

Kemudian, cara yang paling efektif untuk meningkatkan budaya literasi kepada anak yaitu dengan memberikan buku yang anak suka. Hal itu dikarenakan rasa penasaran anak pada buku yang ia suka akan semakin meningkat sehingga sang anak tidak akan berhenti membaca.   

Temanggung Book Party

Komunitas literasi tidak hanya terdapat di kota-kota besar saja, melainkan di daerah pun juga ada, salah satunya di Kabupaten Temanggung yang tidak kalah kontribusinya dalam mencerdaskan kehidupan masyarkat Temanggung.  

Komunitas literasi, Temanggung Book Party didirikan pada tahun awal 2024 oleh pasangan muda, Aisyah dan Anwar. Pada waktu itu, keduanya berinisiatif membentuk komunitas literasi di Kota Tembakau lantaran belum ada. Selain itu, pada awal kepengurusan komunitas, kedua pasangan juga merangkap sebagai penanggungjawab. Setelah setahun tahun berjalan, karena mereka semakin sibuk, akhirnya mereka memilih Fani sebagai ketua komunitas hingga sekarang. Tak hanya itu, dalam menjalankan kegiatan, ia ditemani oleh pengurusnya yang solid.

Dalam menjalankan kegiatan, Temanggung Book Party masih belum mempunyai jadwal tetap karena harus menyesuaikan dengan para pengurus yang mempunyai kesibukan masing-masing. 

Ia menuturkan selain kegiatan membaca bersama, Temanggung Book Party juga pernah melaksanakan kegiatan bersama dengan komunitas lainnya yang ada di Temanggung.

"Selain membaca bareng, kami punya kegiatan tembahan surprise activity gitu kaya membuat zine, merajut juga. Terus kemarin bulan Mei itu, kita ngadain event bersama penerbit Bentang. Paling kita baru 2 kali nyobain kegiatan Book Party seperti biasa tapi formatnya dipindah ke online, cuman silent readingnya, kita ganti diskusi. Yang kedua, kita pengen obrolannya lebih terarah, jadi kita kolaborasi bersama sejarah Temanggung," tutur perempuan asli Kertosari, Temanggung itu.

Selama ini, bentuk upaya yang dilakukan Temanggung Book Party agar dikenal oleh kalangan luas yaitu dengan cara menunjukkan secara langsung kegiatan 'baca bareng' di ruang publik yang terbuka sehingga masyarakat yang berlalu-lalang dapat melihat kegiatan komunitas secara langsung dan dapat menilai bahwa kegiatan 'baca bareng' itu menyenangkan.

Kedepannya, ia berharap Temanggung Book Party akan selalu ada dan memiliki ruang public space yang ramah anak. 

"Aku berharap ini bekelanjutan, contohnya mungkin kalau aku punya kesibukan lain, tetap ada yang mau ngisi supaya tidak hilang. Karena komunitas ini sudah diharapkan beberapa orang cuman belum ada karena mulai jalan jadi sulit menjalani. Semoga tetap bisa terus ada dan kita punya public space yang ramah anak," tandasnya.