Kedokteran FIKKIA UNAIR Lakukan Pengecekan Kesehatan Pendaki Ijen

Insiden kecelakaan pendakian akan dapat terminimalisir. Terdapat kurang lebih 100 wisatawan yang mendapatkan pelayanan kesehatan.

Selasa, 10 Juni 2025 | 05:59 WIB - Didaktika
Penulis: Wisanggeni . Editor: Wis

KUASAKATACOM, Surabaya- Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA) Universitas Airlangga (UNAIR) Banyuwangi memberikan kesempatan mahasiswa mengeksplorasi laboratorium alam. Melalui Program Studi Kedokteran, mahasiswa melakukan field trip dan pengabdian masyarakat dalam rangka asesmen risiko kesehatan pendaki di Kawasan Gunung Ijen

Kegiatan itu berlangsung pada Jumat (23/05/2025 dan 30/5/2025) serta Sabtu (24/5/2025 dan 31/5/2025) di Kawasan Paltuding, Geopark Ijen.

BERITA TERKAIT:
Kedokteran FIKKIA UNAIR Lakukan Pengecekan Kesehatan Pendaki Ijen
Dosen UNAIR Paparkan Kriteria Pemilihan Hewan Kurban Sehat dan Berkualitas
Menelusuri Fenomena Komunitas Inses di Masyarakat dari Kacamata Psikologi
Elektrometri dan Perannya dalam Kesehatan dan Lingkungan
Dosen UNAIR Ini Tanggapi Aksi Komdigi Bentuk Tim Perlindungan Digital Bagi Anak

Kaprodi Kedokteran FIKKIA, dr Muhammad Nazmuddin MSc mengatakan tren pendakian Gunung Ijen juga terus mengalami peningkatan setiap tahun. Terkenal secara internasional dengan blue fire membuat identifikasi risiko harus segera ada untuk meminimalisir insiden yang dapat terjadi. 

Field trip mengajak mahasiswa untuk menilai risiko kesehatan yang berpotensi muncul saat pendakian. Mahasiswa melakukan asesmen dari hasil wawancara wisatawan yang akan memulai pendakian di Paltuding. Mereka juga mengumpulkan data keluhan kesehatan yang muncul pasca pendakian.

“Field trip melatih mahasiswa semester dua Kedokteran FIKKIA berkomunikasi dengan wisatawan lokal maupun mancanegara. Terutama membangun kompetensi mengidentifikasi risiko kesehatan,” katanya.

Berikan Layanan Pengecekan Kesehatan
Dosen Kedokteran FIKKIA UNAIR Banyuwangi turut melaksanakan pengabdian masyarakat dengan melakukan pemeriksaaan kesehatan bagi pendaki. Nazmuddin menyebut sekarang aturan BKSDA mensyaratkan pendaki mendapatkan surat keterangan sehat sebelum pendakian. Syarat tersebut meningkatkan kesadaran wisatawan tentang pentingnya kesehatan dan kebugaran saat hendak mendaki. 

Insiden kecelakaan pendakian akan dapat terminimalisir. Terdapat kurang lebih 100 wisatawan yang mendapatkan pelayanan kesehatan.

“Kami melaksanakan pemeriksaan kesehatan tanda vital dan konsultasi kesehatan. Yaitu pemeriksaan tekanan darah, saturasi, dan nadi dengan adanya kebijakan persyaratan surat sehat dari pengelola TWA Ijen,” sebutnya.

Risiko penyakit yang harus menjadi perhatian sebelum pendakian adalah darah tinggi, pasien dengan riwayat jantung, dan pernafasan. Dari hasil sampling data yang telah dikumpulkan tidak ada pendaki yang memiliki tekanan darah tinggi sebelum mendaki.

***

tags: #universitas airlangga #banyuwangi #pendaki #gunung ijen #pelayanan kesehatan

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI