Kemenag Tekankan Pentingnya Masjid sebagai Pusat Kesejahteraan Umat

Masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah ritual.

Selasa, 08 Juli 2025 | 20:09 WIB - Ragam
Penulis: Hafifah Nurchasanah . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Jakarta - Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) menekankan penguatan peran masjid sebagai pusat kesejahteraan umat melalui pengelolaan yang profesional, kolaboratif, dan partisipatif, di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks.

"masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah ritual, tetapi juga merupakan ruang sosial dan kultural umat Islam," kata Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag Arsad Hidayat dalam Sarasehan Kemasjidan dan Lokakarya Nasional di Jakarta, Senin.

BERITA TERKAIT:
Kemenag Gelar Festival Majelis Taklim 2025
Kuatkan Moderasi Beragama, Kemenag Luncurkan Buku Ekoteologi, Trilogi Kerukunan, dan Peta Jalan Penguatan
Kemenag Ingatkan Pentingnya Keharmonisan Keluarga di Era Digital
Kemenag Gelar Bimbingan Remaja Usia Nikah ke Kampus
Sebanyak 100 Penceramah Antusias Ikuti Penguatan Strategi Dakwah Ramah dan Moderat

Arsad menyampaikan, masjid memiliki potensi besar sebagai pusat pendidikan, pelayanan sosial, penguatan keluarga, dan pemberdayaan ekonomi umat.

Ia mencatat, saat ini terdapat sekitar 695 ribu masjid dan mushala, serta lebih dari 28 ribu lembaga Badan kesejahteraan masjid (BKM) yang tersebar di seluruh Indonesia.

Namun demikian, menurut dia, pengelolaan masjid masih menghadapi tantangan besar, terutama dalam merespons isu-isu aktual seperti kemiskinan, perceraian, pinjaman daring, hingga rapuhnya institusi keluarga.

Untuk itu, Kemenag mendorong sejumlah langkah strategis. Pertama, menjalin kolaborasi multipihak dengan menjadikan masjid sebagai pusat kesejahteraan umat.

Kedua, memperkuat koordinasi antara BKM pusat dan daerah dalam menyusun arah kebijakan kemasjidan tahun 2025.

Langkah ketiga adalah menggali isu-isu aktual seputar kemasjidan dan persoalan sosial serta keluarga, untuk kemudian dirumuskan menjadi solusi yang kontekstual.

"Keempat, menyusun panduan program atau kegiatan kemasjidan yang aplikatif dan dapat diterapkan oleh BKM di berbagai daerah," kata dia.

Sarasehan dan Lokakarya Nasional ini akan berlangsung hingga 9 Juli 2025. Akan ada sesi diskusi yang menghadirkan sejumlah narasumber yang dimulai pada Selasa.

Melalui kegiatan tersebut, Kemenag berharap masjid dapat memainkan peran sentral dalam membangun masyarakat Islam yang sejahtera, harmonis, dan berdaya.

***

tags: #kemenag #masjid #kesejahteraan

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI