Ragam Budaya Warnai Semarak Pawai Kendaraan Hias STQHN 2025

Menag Nasaruddin berharap semangat kebersamaan dalam pawai ini terus berlanjut.

Sabtu, 11 Oktober 2025 | 14:33 WIB - Ragam
Penulis: Hafifah Nurchasanah . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Kendari — Ribuan warga tumpah ruah di sepanjang jalan Kota Kendari menyaksikan pawai kendaraan hias Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadist Nasional (STQHN) 2025 yang berlangsung meriah pada Sabtu (11/10/2025). Rute pawai dimulai dari Lapangan Benua-Benua dan berakhir di Alun-alun Kota Kendari dengan Tugu Religi sebagai ikonnya. pawai ini menjadi ajang unjuk kebersamaan dan keberagaman budaya dari seluruh kafilah provinsi di Indonesia.

Kafilah Sulawesi Tengah menjadi rombongan pertama yang tiba di garis finish, menampilkan rumah adat dengan tulisan “Raha Adati Tobungku” yang melambangkan kearifan lokal dan semangat pelestarian budaya.

BERITA TERKAIT:
Kemenag Tutup STQH Nasional di Kendari
STQH Nasional 2025 Dongkrak Pendapatan Warga Kendari
Teleskop dan Teodolit Jadi Daya Tarik Pengunjung STQH Nasional 2025
STQH Nasional XXVIII Dimeriahkan Festival Seni Budaya Islam
Menag Nasaruddin Umar Nilai Merawat Lingkungan Bentuk Zikir Sosial

Kafilah Papua menampilkan miniatur Rumah Hanoi, disusul Jawa Tengah dengan kebaya adat ciri khas berwarna gelap yang merepresentasikan keanggunan, kesederhanaan, kesopanan, dan ketaatan.

Dari Papua Barat, hadir simbol Satu Tungku Tiga Batu sebagai lambang persaudaraan yang kokoh. Simbol ini juga memiliki makna bahwa falsafah hidup masyarakat Fakfak, Papua Barat, yang melambangkan persatuan, kerukunan, dan toleransi antarumat beragama. Secara harfiah, tungku merupakan simbol kehidupan, sedangkan tiga batu melambangkan "kau, saya, dan dia" (merujuk pada agama yang berbeda: Islam, Kristen Protestan, dan Kristen Katolik), yang harus hidup berdampingan secara harmonis di bawah satu atap (tungku).

Sementara Maluku Utara memukau penonton dengan perahu kora-kora, busana pengantin adat, dan representasi empat etnis besar, seperti Tobelo, Galela, Ternate, dan Makian. Tak kalah menarik, Kalimantan Utara menampilkan ornamen bernuansa keharmonisan, sejalan dengan predikatnya sebagai salah satu provinsi dengan Indeks Kerukunan Umat Beragama tertinggi secara nasional, mencapai 79,46 pada 2022.

Kafilah Sulawesi Selatan juga menampilkan pawai dengan ikon perahu Pinisi, simbol kejayaan dan semangat pelaut Bugis-Makassar yang legendaris.

Menteri Agama Nasaruddin Umar yang turut menyaksikan pawai mengapresiasi semangat dan kreativitas seluruh peserta. “pawai ini bukan sekadar hiburan, tapi wujud nyata dari semangat persaudaraan dan cinta tanah air yang ditampilkan melalui kearifan budaya masing-masing daerah,” ujarnya.

Ia juga menilai bahwa antusiasme masyarakat menunjukkan kuatnya dukungan publik terhadap kegiatan keagamaan yang menumbuhkan nilai moderasi. “Luar biasa, semangat para peserta kafilah dan masyarakat Kendari patut diapresiasi. Ribuan orang hadir menyaksikan, dan ini turut menggerakkan roda perekonomian serta pariwisata daerah,” tambah Menag.

Menag Nasaruddin juga berharap semangat kebersamaan dalam pawai ini terus berlanjut hingga pelaksanaan STQHN 2025 selesai. “Kegiatan ini menjadi bukti bahwa nilai-nilai keagamaan, kebangsaan, dan kebudayaan dapat berpadu indah. Inilah Indonesia yang sesungguhnya—beragam, rukun, dan penuh semangat untuk berprestasi,” pungkasnya.

***

tags: #stqhn #pawai #kemenag

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI