Sebanyak 68 Anak Diduga Keracunan usai Santap MBG di Tulungagung
Penghentian sementara dilakukan sebagai langkah pencegahan.
Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:17 WIB - Ragam
Penulis:
. Editor: Fauzi
KUASAKATACOM, Tulungagung - Puluhan siswa mengalami gangguan pencernaan (keracunan) diduga usai menyantap hidangan dalam kegiatan Makan Bergizi Gratis (MBG). Akibatnya, Operasional dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung, dihentikan sementara.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung Ana Septi Saripah menjelaskan, penghentian sementara dilakukan sebagai langkah pencegahan sambil menunggu hasil uji laboratorium dan penyelidikan epidemiologi untuk memastikan penyebab kejadian tersebut.
BERITA TERKAIT:
Tinjau SPPG Pengkok, Wabup Sragen Tegaskan MBG Amanah Besar untuk Gizi Anak Bangsa
Wabup Sragen Ajak Warga Sukseskan MBG
Pemkab Sragen Resmikan SPPG Mondokan 3
Kemenag Siapkan Instrumen Monitoring Jaminan Produk Halal SPPGĀ
Kapolres Lilik Ardhiansyah Beri Penghargaan kepada 17 Anggota Berprestasi Polres Brebes
"Seluruh sampel makanan dan swab penjamah sudah kami kirim ke laboratorium, termasuk BBLK Surabaya dan RSUD dr. Iskak. Kami masih menunggu hasilnya untuk memastikan sumber gangguan pencernaan itu," kata Ana dikutip, Rabu.
Sebanyak 68 siswa dari SMPN 1 Boyolangu dan SDN 1 Tanggung dilaporkan mengalami gejala gangguan pencernaan setelah mengikuti kegiatan MBG pada Senin.
Dari jumlah itu, 63 siswa sempat dirawat di puskesmas, sementara lima lainnya dirujuk ke RSUD dr. Karneni Campurdarat.
"Hingga hari ini, sebagian besar siswa sudah membaik. Sebanyak 59 siswa telah diperbolehkan pulang dan delapan lainnya masih dalam perawatan," ujarnya.
Ana menambahkan, seluruh biaya pengobatan dan perawatan korban akan ditanggung oleh Badan Gizi Nasional (BGN). "Mekanismenya masih menunggu dari BGN," katanya.
Dinas Kesehatan mengirim sampel makanan yang diduga menjadi sumber keracunan, antara lain nasi kuning, ayam kecap, irisan tomat, timun, buah salak, serta susu UHT.
Selain itu, tim surveilans juga melakukan pengumpulan data terhadap siswa yang tidak menunjukkan gejala meski turut mengonsumsi makanan tersebut.
Sebagai langkah pencegahan, Dinkes akan memperkuat edukasi kepada sekolah dan siswa terkait pengecekan kelayakan makanan program MBG.
"Jika makanan tercium basi atau berbau tidak wajar, sekolah berhak menolak dan melaporkannya. Penguatan juga dilakukan lewat UKS dan guru pendamping," kata Ana menegaskan.
***tags: #sppg #tulungagung #mbg #keracunan
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
OJK Cabut Izin Usaha PT Crowde di Jakarta
12 November 2025
KAI Daop 4 Semarang Berangkatkan 540.136 Penumpang KA di Oktober 2025
12 November 2025
KAI Buka Pemesanan Tiket Nataru secara Bertahap
12 November 2025
Hari Pahlawan, Telkomsel Gelar Operasi Katarak untuk Veteran dan Keluarganya di Surabaya
12 November 2025
Edit Foto Siswi-Alumni Sekolah Negeri di Semarang, Chiko Jadi Tersangka
12 November 2025
Paduan Suara Unwahas Semarang Raih Dua Medali Emas di MCE ICF Kuala Lumpur
12 November 2025
DPRD Dorong Pemkot Semarang Bangun Jembatan Metro 2 Tembalang yang Hancur Terseret Banjir
12 November 2025
Dorong Budaya Inovasi, UNNES Berikan Penghargaan Melalui Innovation Award 2025
12 November 2025

