#ButuhDriver Aplikasi Bantu Ojol di Masa Pandemi

Kalau dibilang ini sudah mencapai target apa belum, saya bilang belum, tapi kalau ditanya ini membantu atau nggak? Ya, ini sangat membantu. Jadi, satu driver yang hanya dapat 2 atau 3 orderan #butuhdriver ini,"

Rabu, 29 April 2020 | 18:11 WIB - Ragam
Penulis: VoA . Editor: Wis

KUASAKATACOM, Jakarta - Ketika pemerintah mulai mengimbau masyarakat untuk bekerja, belajar dan beribadah dari rumah akibat perebakan Pandemi virus corona pertengahan Maret lalu, ketika itu pula ladang pendapatan para pengendara Ojol (Ojek Online) mulai menyusut. Sebagian besar pelanggan Ojol hilang akibat kebijakan diam di rumah.

Peraturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yang diterapkan di sejumlah daerah, membuat pengendara motor tak lagi boleh membawa penumpang.

BERITA TERKAIT:
Polisi Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk Pengemudi Ojek Online di Jepara
Pinka Haprani Minta Driver Ojol di Wonogiri Jaga Soliditas
Driver Ojol Ditemukan Meninggal Dunia di Pinggir Jalan, Ini Penyebabnya
Innalillahi, Driver Ojol Tewas Terjepit Pintu Pabrik
Dua Kurir Narkoba Kelas Kakap Ditangkap Polisi, Begini Modus Pelaku

Liam, salah satu pengendara Ojol di Jakarta, mengaku bahwa kebijakan tersebut memangkas penghasilannya lebih dari separuh.

“Semenjak WFH diberlakukan kan memang orderan itu menyusutnya drastis, lebih dr 50%. Jadi banyak teman-teman saya itu yang sehari, dari pagi, termasuk saya, dari pagi sampe siang, sore, sampe balik malam itu paling dapat hanya 3, 4, 5 orderan, yang sebelumnya bisa 20-30 trip yang kita dapatkan,” ungkapnya.

Sepinya permintaan Ojol tak jarang membuat ia bersama rekan-rekannya sesama pengendara Ojek Online pulang dengan tangan hampa. Pasalnya, pendapatan minimum harian yang harus mereka penuhi untuk bisa mencairkan penghasilan narik setiap harinya kerap tidak terpenuhi di tengah masa Pandemi.

“Minimum pengambilan itu Rp 50.000. Kadang kalau hanya 2 atau 3 trip aja, dengan tarif minimum yang hanya Rp 9.800, kita tetap ga bisa withdraw (ambil uang) karena penghasilan di bawah Rp 50.000 per hari. Sedangkan bensin untuk kita muter wilayah cari-cari orderan segala macem itu kadang nggak imbang, untuk kebutuhan makan, atau beli kopi, beli bensin, itu sama sekali nggak mencukupi,” tambahnya.

Keadaan yang kian rumit membuatnya putar otak, Liam pun membangun komunitas Ojek Online lewat Twitter dan grup WhatsApp mereka bersama-sama menciptakan tagar #ButuhDriver di Twitter, dengan harapan aksi ini bisa mencoba membantu dirinya dan sesama driver Ojol. Melalui tagar tersebut, mereka menawarkan jasa diri sebagai pengendara Ojol di linimasa, dengan harapan ada warganet yang tertarik menggunakan jasa mereka.

Masyarakat pun menyambut baik tagar itu hingga sempat menjadi trending topic di Twitter dengan ribuan cuitan. Di sinilah seorang pengusaha startup muda lulusan Institut Teknologi Bandung bernama Muhammad Faiz Ghifari, melihat kesempatan untuk dapat berkontribusi.

“Sekarang kan pesanan Ojol lagi sepi banget di Jakarta, tapi dari pihak aplikator masih masang potongan 20%, jadi masih ada potongan 20%, yang maksudnya itu untuk menggaji karyawan juga, bisa dimengerti. Tapi untuk Ojol itu memberatkan... Jadi bagi Ojol 20% itu bisa jadi gede banget potongannya, apalagi di masa-masa krisis seperti ini,” ucap Faiz panggilan akrab Muhammad Faiz Ghifari.

Faiz pun menciptakan aplikasi Ojek Online sederhana, di mana dirinya sebagai pembuat aplikasi mengklaim tidak mengambil keuntungan sepeserpun dari tiap pemesanan ojek melalui aplikasinya. Dengan demikian, pengendara Ojol bisa mendapatkan 100% penghasilan dari setiap layanan yang mereka berikan bagi pelanggan.

“Saya gak ada niatan untuk ngehasilin buat saya, karena saya ada penghasilan dari tempat lain. Ini kan niat awalnya short term, seenggaknya waktu COVID-19 ada tambahan penghasilan. Kalau pun misalnya potensinya besar, pinginnya dibalikin lagi ke komunitas Ojol,” jelasnya.

Aplikasi buatan Faiz tersebut diberi nama sesuai tagar #ButuhDriver, pengendara Ojek Online dan calon pelanggan bisa saling berkomunikasi untuk menegosiasikan ongkos layanan sesuai tarif dasar Ojol yang ditetapkan pemerintah.

Liam, sebagai pengendara Ojol dan salah satu pencetus tagar #ButuhDriver, mengapresiasi aplikasi yang diciptakan Faiz. Ia sendiri mengaku sudah berulangkali memanfaatkan aplikasi tersebut bersama rekan sesama Ojol.

“Kalau dibilang ini sudah mencapai target apa belum, saya bilang belum, tapi kalau ditanya ini membantu atau nggak? Ya, ini sangat membantu. Jadi, satu driver yang hanya dapat 2 atau 3 orderan #butuhdriver ini, minimal mereka pulang pasti ada penghasilan. Minimal itu,” katanya.

Meski begitu, Faiz mengaku masih terus mengembangkan aplikasi sederhana bagi Ojol yang diciptakannya. Ia mendengarkan masukan dari banyak pihak, termasuk dari Liam, yang kini ia ajak bekerjasama untuk membantu memverifikasi akun-akun driver agar terhindar modus kejahatan.

Faiz berharap aplikasi #ButuhDriver tersebut dapat membawa manfaat bagi masyarakat.

“Harapannya sih yg pertama, kita bisa ngebantu teman-teman driver sih, itu yang utama yg sekarang, bisa agak ngebantu mereka, satu. Karena saya ngelihatnya juga driver ini kan sangat penting, mereka itu kayak sekarang tulang punggung logistik negara. Kalo misalnya ga ada driver, UMKM bisa tambah turun, terus kayak ga ada yg bisa anterin sembako, dan seterusnya, itu dampaknya bisa parah banget kalo misalnya driver ini sampe tidak terakomodir dengan baik,” pungkasnya.

***

tags: #ojek online #ojol #pandemi #korona

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI