Perekam Kematian George Floyd Dibully di Medsos
Aku tidak mengharapkan orang-orang yang saat itu tidak berada di posisiku untuk memahami kenapa dan bagaimana yang aku rasakan,"
Selasa, 02 Juni 2020 | 18:10 WIB - Internasional
Penulis:
. Editor: Wis
KUASAKATACOM, New York - Video terbunuhnya George Floyd oleh anggota polisi Minnesota yang menindih leher floyd dengan lututnya, membuat gempar seluruh dunia serta menimbulkan reaksi demonstrasi yang terus meluas hingga kini di wilayah Amerika Serikat.
Perekam video berdurasi 10 menit tersebut, Darnella Frazier, remaja 17 tahun itu mengungkap bahwa dirinya harus menghadapi perundungan akibat video yang diunggahnya tersebut.
BERITA TERKAIT:
Berawal dari Lowongan Kerja, Seorang Wanita Ditemukan Tewas di Demak
Pembunuhan Wanita di Hotel Semarang, Polisi: Pelaku Bayar Rp 600 Ribu, Kecewa “Layanan” Korban
Terungkap, Pembunuh Dwi Hastuti Sudah Rencanakan Aksi Sehari Sebelum Eksekusi
Polda Jateng Gandeng LPSK untuk Lindungi Keluarga Korban Pembunuhan Bayi
Mayat Ibu dan Anak Ditemukan di Tandon Air Rumahnya di Tambora
Alih-alih mendapatkan pujian karena berhasil merekam kejadian mengerikan tersebut dan menyediakan bukti kepada polisi, Darnella justru mendapat kekerasan verbal yang datang lewat pesan teks di media sosial.
Di laman Facebook, remaja itu mencurahkan isi hatinya dan menyatakan mendapat banyak pertanyaan dari netizen. Sebagian besar mengritik kenapa saat itu dia tidak membantu George Floyd dan lebih memilih merekam peristiwa tersebut.
Darnella mengaku terlalu takut melawan empat polisi tersebut atau membantu George Floyd saat lehernya ditekan dengan lutut. Dia juga tidak ingin terlibat lebih jauh karena tidak ingin ada orang lain yang juga terbunuh atau diperlakukan seperti George.
"Aku tidak mengharapkan orang-orang yang saat itu tidak berada di posisiku untuk memahami kenapa dan bagaimana yang aku rasakan," tulisnya.
Menurut Darnella, merekam video adalah usaha terbaik yang bisa dia lakukan. Jika bukan karena rekaman tersebut, empat polisi yang melakukan kekerasan terhadap George Floyd sampai meninggal mungkin akan masih bebas berkeliaran.
"Kalau bukan karena aku empat polisi itu masih punya pekerjaan, membuat masalah yang lain. Para polisi itu kemungkinan besar akan menutupi perbuatannya. Daripada mencemooh, BERTERIMA KASIHLAH padaku! Karena bisa saja itu terjadi pada orang-orang yang kamu sayangi dan kamu pasti juga ingin melihat kebenarannya. Siapapun yang ingin mengatakan hal-hal negatif tolong block aku saja. Aku tidak memaksa kalian untuk menontonku," tulisnya lagi.
Peristiwa naas tersebut, ungkap remaja putri itu dilihatnya saat dia mengantar sepupunya ke toko. Lalu dia melihat seorang pria kulit hitam menelungkup di jalan dengan seorang polisi menindih lehernya dengan lutut. Saat itulah dia memutuskan merekamnya.
Sejumlah biro hukum siap memberi perlindungan hukum untuknya, akibat bully-an yang diterima Darnella. Sebab dia masih dianggap sebagai anak di bawah umur dan menjadi saksi hidup Pembunuhan brutal yang dilakukan polisi tersebut.
***tags: #pembunuhan #george floyd #amerika serikat #perundungan #bully
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI

UEFA Larang Crystal Palace Berkompetisi di Liga Europa Musim Depan
13 Juli 2025

Pemkab Boyolali Gelar Pemantapan 50 Anggota Tagana
13 Juli 2025

Galatasaray Siap Penuhi Permintaan 75 Juta Euro Napoli demi Osimhen
13 Juli 2025

Desa Selo Boyolali Selenggarakan Festival Budaya Lintas Agama
13 Juli 2025

Petani Tawangmangu Didorong untuk Ekspor Tanaman Hias ke Luar Negeri
13 Juli 2025

Louis van Gaal Telah Bebas dari Kanker Prostat
13 Juli 2025

Bank Jateng Dukung Penguatan Ekonomi Desa Lewat Koperasi Merah Putih di Kebumen
13 Juli 2025

SPPG Sedayu Wonosobo Diresmikan, Siap Layani 4 Ribu Paket MBG
13 Juli 2025

Kemenag Tegaskan Pentingnya Data dalam Layanan Pendidikan Inklusif
13 Juli 2025

Dewa United Raih Kemenangan 2-0 Atas Liga Indonesia All-Stars
13 Juli 2025