dr Joni Wahyuhadi

dr Joni Wahyuhadi

Driver Ojol di Surabaya yang Dimakamkan Ratusan Rekannya Ternyata Positif Korona

Dalam pemeriksaan yang dilakukan RSU dr Soetomo, ditemukan adanya flek pada paru-paru pasien yang bersangkutan. Yang bersangkutan juga mempunyai penyakit bronkitis

Rabu, 10 Juni 2020 | 17:28 WIB - Kesehatan
Penulis: Holy . Editor: Wis

KUASAKATACOM, Surabaya - DAW, seorang driver ojek online (ojol) di Surabaya yang beberapa hari lalu meninggal dunia dan dimakamkan tanpa protokol kesehatan ternyata positif korona. Hal itu dipastikan oleh Ketua Gugus Kuratif Penanganan Korona Jawa Timur, dr Joni Wahyuhadi. 

"Dalam pemeriksaan yang dilakukan RSU dr Soetomo, ditemukan adanya flek pada paru-paru pasien yang bersangkutan. Yang bersangkutan juga mempunyai penyakit bronkitis," ujar dr Joni, di Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Selasa (9/6/2020). 

BERITA TERKAIT:
Polres Pekalongan Gelar Pengecekan Kesehatan Gratis untuk Pengemudi Ojek
Menjadi Driver Anjem: Usaha Mahasiswa dengan Segudang Cerita dan Pengalaman Unik
Selama Libur Nataru, Nepal Van Java Dikunjungi 5.000 Wisatawan
Pengemudi Ojek Daring Tidak Hanya Berasal dari Pengangguran
Driver Ojol di Surabaya yang Dimakamkan Ratusan Rekannya Ternyata Positif Korona

dr Joni menungkapkan, sebelum meninggal, driver berjenis kelamin wanita itu mengalami patah tulang karena kecelakaan. Ketika rapid test, wanita itu dinyatakan non-reaktif. Kemudian pihak rumah sakit melakukan city scan dengan hasil lebih sensitif. Setelah itu, selang beberapa hari pasien menjalani swab test.

"Kami memiliki sistem scoring, apakah pasien ini berisiko terpapar korona atau tidak. Karena memenuhi scoring, akhirnya dilakukan swab. Swab perlu untuk mendiagnosa adanya korona atau tidak," sambungnya.

Setelah dilakukan swab test, pasien itu sempat akan dioperasi lantaran patah tulang. Tetapi  sebelum dioperasi malah pasien dinyatakan tutup usia.

dr Joni menyebut, pihak keluarga korban sebenarnya mengerti bahwa pasien ini positif korona. Namun keluarga pasien ngeyel hasil rapid test non-reaktif. 

"Pemulasaran jenazah diminta pihak rumah sakit agar sesuai protokol karena korban berstatus pasien dalam pengawasan (PDP), tetapi keluarga tidak berkenan sesuai protokol. Padahal justru rapid test yang hasilnya negatif malah berbahaya karena belum terbentuk antibodi," tandas dr Joni yang juga menjabata sebagai Direktur Utama RSU Soetomo. 

***

tags: #ojek #driver #meninggal dunia #positif #online

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI