Presiden RI Joko Widodo

Presiden RI Joko Widodo

Untuk Rakyat, Presiden Minta Jajarannya Bekerja Secara Extraordinary di Masa Pandemi

Presiden siap rombak kabinet

Senin, 29 Juni 2020 | 10:36 WIB - Ragam
Penulis: Wisanggeni . Editor: Wis

KUASAKATACOM, Jakarta - Saat menyampaikan arahan kepada para menteri, dengan raut wajah serius, suara Presiden Jokowi terdengar bergetar dan meninggi. Hal itu terlihat saat Jokowi membuka sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada 18 Juni 2020 dan videonya dirilis di YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (29/6/2020). 

Dalam pembukaannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan siap mempertaruhkan reputasi politiknya demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia. Penegasan ini disampaikan Jokowi seraya menegur para menteri untuk bekerja ekstra luar biasa dalam menangani pandemi virus Korona.

BERITA TERKAIT:
Lima Menteri Kesayangan Jokowi, Pak Bas "Si Paling Usil" Salah Satunya
Johny G Plate Ditetapkan Tersangka Korupsi, Jokowi Sedang Bersih-bersih Menteri Partai NasDem? 
Jokowi akan Lantik Menpora Pengganti Zainuddin Amali Pekan Depan 
Temui Jokowi, Mentan Sebut Laporan Panen Raya dan Bukan Soal Reshuffle 
Seolah Keramat, Deretan Keputusan Penting yang Diumumkan Jokowi di Hari Rabu 

Terlihat sesekali Presiden Jokowi juga mengangkat tangannya untuk menegaskan pesan penting yang disampaikannya saat membuka rapat kabinet paripurna tersebut.

Dalam awal arahannya Presiden Jokowi menggambarkan bahwa suasana tiga bulan ke belakang dan ke depan adalah suasana krisis. Sehingga dia meminta jajarannya memiliki senstivitas yang sama bahwa apa yang dilakukan pemerintah itu berdampak besar terhadap kehidupan seluruh warga Indonesia.

"Kita juga mestinya juga semuanya yang hadir di sini sebagai pimpinan, sebagai penanggung jawab, kita yang berada di sini ini bertanggung jawab kepada 267 juta penduduk Indonesia. Ini tolong digarisbawahi, dan perasaan itu tolong kita sama. Ada sense of crisis yang sama," kata Jokowi.

Presiden lantas memaparkan mengenai pertumbuhan ekonomi yang diprediksi melemah drastis di masa pandemi COVID-19 ini. Presiden pun minta dalam situasi seperti ini, Jokowi melihat justru masih ada pejabat yang bekerja biasa-biasa saja.

"Kalau saya lihat bapak-ibu dan saudara-saudara masih melihat ini sebagai masih normal, berbahaya sekali. Kerja masih biasa-biasa saja. Ini kerjanya memang harus ekstra-luar biasa, extraordinary. Perasaan ini tolong sama. Kita harus sama perasaannya. Kalau ada yang berbeda satu saja, sudah berbahaya. Jadi, tindakan-tindakan kita, keputusan-keputusan kita, kebijakan-kebijakan kita, suasananya harus suasana krisis. Jangan kebijakan yang biasa-biasa saja menganggap ini sebuah kenormalan. Apa-apaan ini?" ulas Presiden Jokowi.

Jajarannya, diingatkan Jokowi, untuk tidak memakai hal-hal standar dalam suasana krisis. Manajemen krisis, menurutnya, sudah berbeda semuanya.

"Kalau perlu kebijakan perppu, ya perppu saya keluarkan. Kalau perlu perpres, ya perpres saya keluarkan. Kalau saudara-saudara punya peraturan menteri, keluarkan untuk menangani negara, tanggung jawab kita kepada 267 juta rakyat kita. Saya lihat, masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ. 'Ini apa nggak punya perasaan?' Suasana ini krisis," ungkap Jokowi.

Setelah menyampaikan hal itu, Presiden berbicara mengenai belanja-belanja di Kementerian yang belum dikeluarkan. Pembayaran tunjangan dokter dan tenaga medis hingga bantuan sosial, menjadi hal yang paling disoroti Jokowi.

"Di bidang ekonomi juga sama. Segera stimulus ekonomi bisa masuk ke usaha kecil, usaha mikro, mereka nunggu semuanya. Jangan biarkan mereka mati dulu baru kita bantu, nggak ada artinya. Berbahaya sekali kalau perasaan kita seperti nggak ada apa-apa. Berbahaya sekali," ucapnya lagi.

Presiden pun dalam kesempatan tersebut berbicara mengenai progres penanganan dampak ekonomi akibat Korona yang tidak menggembirakan. Pada poin inilah, Presiden menegaskan siap mempertaruhkan reputasi politik demi rakyat dan negara.

"Usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, usaha gede, perbankan, semuanya yang berkaitan dengan ekonomi. Manufaktur, industri, terutama yang padat karya. Beri prioritas pada mereka supaya nggak ada PHK. Jangan sudah PHK gede-gedean. duit serupiah pun belum masuk ke stimulus ekonomi kita," imbuhnya.

"Hanya gara-gara urusan peraturan, urusan peraturan. Ini extraordinary. Saya harus ngomong apa adanya nggak ada progres yang signifikan. Nggak ada. Kalau mau minta perppu lagi saya buatin perppu. Kalau yang sudah ada belum cukup. Asal untuk rakyat, asal untuk negara. Saya pertaruhkan reputasi politik saya," tegas Presiden.

Presiden pun melanjutkan demi kepentingan rakyat, dirinya siap membubarkan lembaga hingga merombak kabinet. Jokowi ingin para menteri bekerja ekstra-luar biasa di masa pandemi Corona ini.

"Sekali lagi, langkah-langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan. Dan saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah-langkah kepemerintahan. Akan saya buka. Langkah apa pun yang extraordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara. Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Udah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat perppu yang lebih penting lagi. Kalau memang diperlukan," tegasnya lagi.

***

tags: #reshuffle #presiden #jokowi #kementerian #korona

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI