Mesin Pemotong Padi Senilai Rp400 Juta Raib, Petani Boyolali Lapor Polisi
Mesin combine senilai sekira Rp400 juta itu hibah dari Joko Widodo.
Kamis, 06 Agustus 2020 | 05:23 WIB - Ragam
Penulis:
. Editor: Ririn
KUASAKATACOM, Boyolali - Alat mesin pertanian (alsintan) berupa mesin pemotong padi milik Petani Tanjungsari, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali Petani hilang. Hilangnya alsintan itu lantas dilaporkan ke polisi, Rabu (5/8/2020). Alsintan tersebut merupakan hibah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Perwakilan Petani Tanjungsari, Suroso, menjelaskan, dia dan dua rekannya, Sulistiyo dan Heri K. telah mendatangi Polres Boyolali untuk melaporkan hal tersebut pada Rabu siang.
BERITA TERKAIT:
Sambut Ramadan, Pemkab Boyolali bakal Meriahkan Tradisi Padusan
Jelang Ramadan, Pemkab Boyolali Gelar Pasar Murah
Sebanyak 844 Calon Jemaah Haji asal Boyolali Siap ke Tanah Suci Tahun Ini
Ratusan Pelajar Ikuti Lomba MTQ XXX Tingkat Kabupaten Boyolali
POPDA Boyolali 2024 Jadi Ajang Pencarian Bibit Atlet Berbakat
"Tadi sudah ditemui Kasatreskrim langsung. Kami sudah sampaikan persoalan yang terjadi berkaitan mesin combine bantuan dari pemerintah itu," ungkapnya.
Mesin combine senilai sekira Rp400 juta itu dihibahkan kepada Petani di Tanjungsari, Banyudono, Boyolali pada tahun 2016. Kemudian mesin itu dikelola gabungan kelompok tani (gapoktan) setempat.
Hilangnya mesin tersebut bermula ketika disewakan oleh sejumlah orang dalam kepengurusan gapoktan Banyudono, Boyolali, kepada seseorang di Sragen pada awal Januari 2019. Namun hingga saat ini alat tersebut tidak kunjung kembali.
Berdasarkan informasi, alat pertanian itu disewakan oleh empat orang pengurus gapoktan. Hal tersebut juga telah disampaikan dalam rapat antara pengurus gapoktan, kelompok tani, dan perangkat pemerintah desa, serta sejumlah perwakilan Petani, pada 2 Mei 2020.
Menurut Petani lainnya, Heri K., sebelum disewakan kepada orang Sragen, alat pertanian itu juga pernah dikerjasamakan kepada operator di Klaten, mulai 2017 hingga 2018. Namun dari kerja sama tersebut tercium ketidakberesan dalam hal keuangan.
Dikatakan dalam kerja sama itu pihak operator telah mengirimkan uang dengan cara transfer ke dua rekening berbeda. Transfer pertama dilakukan ke rekening gapoktan Desa Tanjungsari senilai Rp43.500.000. Laporan keuangannya telah dibuat dan dipertanggungjawabkan oleh pengurus gapoktan. Namun ada transfer lain ke rekening BNI milik Kelompok Tani Sari Tani II senilai Rp17.500.000.
"Menurut informasi dari pihak operator, diminta secara paksa dan mengancam akan membawa Petani Desa Tanjungsari untuk melakukan demo pada operator combine bila tidak ditransfer. Itu menurut informasi dari pihak operator," kata dia. Sedangkan uang hasil tranfer ke rekening kedua tersebut tidak pernah dipertanggungjawabkan dan dilporkan kepada gapoktan dan kelompok tani terkait di Boyolali.
Sementara itu, menurut Petani Tanjungsari lainnya, Sulistiyo, setelah kerja sama dengan operator di Klaten selesai, kemudian alat kembali disewakan ke orang Sragen dengan harga yang menurutnya sangat murah. Alat itu disewakan senilai Rp40 juta. Nilai tersebut juga ditentukan tanpa musyawarah dengan pengurus serta anggota Petani lainnya.
Oleh sebab itu, para Petani di Tanjungsari meminta agar pihak kepolisian mengusut dan menindaklanjuti laporan tersebut. Selain itu Petani meminta agar mesin yang disewakan bisa kembali dalam kondisi baik dan dapat digunakan dengan baik.
"Jika tidak dikembalikan dalam kondisi baik, kami minta agar bisa diproses secara hukum. Sebab alat itu adalah bantuan pemerintah, deberikan oleh Presiden, yang semestinya bisa dipertanggungjawabkan," kata dia.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Boyolali, Iptu Ahmad Masdar Tohari, mewakili Kapolres Boyolali, AKBP Rachmad Nur Hidayat, membenarkan sudah menerima laporan tersebut.
"Benar [ada laporan]. Untuk kasus penggelapannya dulu sudah P21. Kemudian yang baru dilaporkan pengurus yang menyewakan alat tersebut, tapi mau kami gelarkan dulu," ungkapnya.
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
Jelang Lengser, Jokowi Ingin Indonesia Kuasai 61 Persen Saham Freeeport
29 Maret 2024
Perputaran Uang Selama Ramadan dan Lebaran 2024 Diprediksi Tembus Rp157,3 Triliun
29 Maret 2024
99 Napi Nasrani di Lapas Semarang Ikuti Ibadah Paskah
29 Maret 2024
Pria Asal Banyumas Ditemukan Tewas di Kamar Kos Bergas Semarang
29 Maret 2024
Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi karena Diduga Mau Perang Sarung
29 Maret 2024
Tersandung Kasus Korupsi Timah, Ini Peran Suami Sandra Dewi
29 Maret 2024
Kenapa Paskah Berkaitan dengan Telur? Ini Penjelasannya
29 Maret 2024
Tujuh Iklan Jadul Tema Puasa Ramadan, Bikin Nostalgia
29 Maret 2024
Daftar Harga Pangan di DIY Hari Ini Jumat 29 Maret 2024
29 Maret 2024