Ilustrasi perpustakaan, Foto: Istimewa

Ilustrasi perpustakaan, Foto: Istimewa

Puluhan Perpustakaan SMP Swasta di Grobogan Tak Sesuai Standar

Pengelolaan perpustakaan bisa disesuaikan saat pandemi, yakni melalui digitalisasi.

Rabu, 07 Oktober 2020 | 12:12 WIB - Didaktika
Penulis: Ririn . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Grobogan – Sebanyak 64 sekolah menengah pertama (SMP) swasta dan satu atap belum memiliki perpustakaan sesuai standar. Untuk itu, Dinas Pendidikan (Disdik) Grobogan tetap memberikan pelatihan pengelolaan kepada guru maupun pegawai yang menangani perpustakaan tersebut.

Kepala Disdik Grobogan Amin Hidayat melalui Kabid Pembinaan SMP Nur Huda menyatakan masih banyak sekolah swasta yang memiliki perpustakaan ala kadarnya. Bahkan ada yang nempel gedung lain.

BERITA TERKAIT:
Simulasi Pembelajaran Tatap Muka, SMP Swasta di Jepara Jadi Klaster Corona
Empat SMP Swasta di Tegal Belum Dapat Bantuan Kuota
Puluhan Perpustakaan SMP Swasta di Grobogan Tak Sesuai Standar
SMP Swasta di Kudus Belum Mendapatkan Murid

”Semua sekolah, pasti memiliki perpustakaan atau ruang baca. Tetapi belum sesuai standar. Masih kurang layak. Standarnya memiliki gedung sendiri. Tetapi banyak sekolah yang tak memiliki lahan,” ujarnya.

Ia menambahkan kriteria perpustakaan yang sesuai standar harus memiliki koleksi buku pengayaan dengan perbandingan 70 persen non-fiksi dan 30 persen fiksi. Penambahan koleksi dilakukan setiap tahun. Sekolah juga harus memiliki gedung perpustakaan sendiri dengan luas paling minimal 0,4 meter persegi x jumlah siswa.

”Di gedung tersebut harus ada ruang koleksi, baca, kerja, dan multimedia. Lokasinya juga harus ada di pusat kegiatan pembelajaran yang mudah dijangkau peserta didik,” imbuhnya.

Ia pun mengaku mulai mengumpulkan setiap SMP baik swasta dan negeri, MTs, dan Satap untuk diberikan pelatihan pengelolaan perpustakaan melalui workshop. Sehingga mereka tetap bisa melayani pelayanan peminjaman buku dengan baik.

perpustakaan, lanjut dia, bisa menyesuaikan di masa pandemi ini. Terutama melalui digitalisasi. Ia berharap pelatihan ini dapat segera diterapkan ke sekolah-sekolah. Petugas harus menyediakan layanan jarak jauh. Sehingga anak-anak tetap memiliki hobi literasi agar di masa pandemi mereka tak jenuh.

”Selama ini digitalisasi baru ada di beberapa SMP kota dan SMP besar di setiap kecamatan. Ada pula yang sudah terakreditasi A seperti SMPN 1 Purwodadi dan akreditasi B yakni SMPN 7 Purwodadi, SMPN 6 Purwodadi, SMPN 3 Purwodadi dan SMPN 2 Purwodadi. Harapannya digitalisasi merata, sehingga mampu membantu belajar siswa di rumah,” tutupnya. 

***

tags: #smp swasta #grobogan #perpustakaan #standar

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI