BPBD Banjarnegara Intensifkan Pemantauan Wilayah Rawan Bencana
Adanya sosialisasi itu, memungkinkan masyarakat mengetahui tingkat bahaya.
Rabu, 21 Oktober 2020 | 11:10 WIB - Ragam
Penulis:
. Editor: Wis
KUASAKATACOM, Banjarnegara- Pemantauan terhadap sejumlah wilayah di Banjarnegara, Jawa Tengah, yang rawan bencana tanah longsor terus diintensifkan Badan Penanggulangan bencana Daerah (BPBD) setempat.
"Pemantauan terus kami lakukan di wilayah rawan tanah longsor sebagai upaya mitigasi bencana," ucap Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara Aris Sudaryanto di Banjarnegara, Selasa (20/10/2020).
BERITA TERKAIT:
BPBD Minta Warga Banjarnegara Waspada Curah Hujan Tinggi
Tebing di Pagentan Banjarnegara Longsor, BPBD Pantau Lokasi
BPBD Banjarnegara Gencar Bentuk Desa Tangguh Bencana
BPBD Banjarnegara Mitigasi Bencana dengan Upaya Strategis
Banjarnegara 13 Kali Longsor dalam Tiga Hari
Adanya peningkatan curah hujan di Banjarnegara, kata Aris Sudaryanto, membuat pihaknya terus meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana longsor.
Aris mengatakan ada sejumlah kecamatan yang dikhawatirkan rawan bencana tanah longsor antara lain Wanayasa, Banjarmangu, Susukan, Pagentan dan Punggelan.
"Pada saat ini kami prioritaskan pemantauan di desa-desa yang ada di lima kecamatan tersebut," lanjutnya.
Masyarakat pun diminta Aris untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana. "Masyarakat agar tidak panik menghadapi peningkatan curah hujan namun harus tetap waspada dan selalu berdoa, agar kondisi tetap aman terkendali," tandasnya.
SebelumnyaDr. Indra Permanajati, seorang akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) mengingatkan bahwa sosialisasi bencana hidrometeorologi perlu digencarkan dengan memanfaatkan media sosial guna mempercepat informasi.
Informasi itu, kata Indra yang juga merupakan koordinator bidang bencana geologi Pusat Mitigasi bencana Unsoed tersebut mengatakan perlu diberikan ke mastarakat agar mereka mengetahuit potensi bencana yang bisa terjadi di wilayah tempat tinggalnya.
Tiap daerah, jelas Indra mempunyai potensi yang berbeda tergantung kondisi geologi dan lingkungan sekitarnya.
"Bentuk aliran sungai, besarnya daerah aliran sungai, morfologi dan morfometri kelerengan bukit, pemukiman, intensitas aliran sungai dan kerusakan-kerusakan lingkungan sekitar merupakan parameter yang bisa dijadikan acuan menentukan tingkat bahaya bencana," terangnya.
Adanya sosialisasi itu, lanjut Indra, memungkinkan masyarakat mengetahui tingkat bahaya. Sedangkan kemungkinan bencana dapat dibedakan dari besarnya potensi yang ada.
"Masyarakat yang hidup di daerah perbukitan yang rawan longsor dan sepanjang aliran sungai menjadi fokus area yang paling berisiko terhadap bencana hidrometerologi," ungkapnya.
***tags: #bpbd banjarnegara #bencana #rawan longsor #kabupaten banjarnegara
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
Gedung Hubdam Diponegoro Terbakar, Enam Truk Damkar Terjun Jinakkan Api
29 Maret 2024
DAMRI Terus Siapkan Armada untuk Beri Layanan Terbaik ke Pemudik
29 Maret 2024
1,1 Juta Warga Palestina Hadapi Kerawanan Pangan Ekstrem
29 Maret 2024
Sekjen Kemenag Ingatkan Proyek SBSN Diselesaikan Tahun Ini
29 Maret 2024
Jelang Lebaran, Petugas Gabungan Sidak Takaran BBM di 40 SPBU Kabupaten Semarang
29 Maret 2024
Pria Grobogan Ini harus Berlebaran di Penjara karena Edarkan Sabu
29 Maret 2024
Hanya Demi Konten, Dua Pemuda Jepara Ini Lempar Kucing ke Laut
29 Maret 2024
Empat Tempat Hiburan Malam di Semarang Disegel Satpol PP
29 Maret 2024