Anggota MPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Agustina Wilujeng Pramestuti, SS, MM bersama narasumber saat sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan,Selasa (24/11) di Kono Room Sultan Hotel Solo, menunjukkan contoh berita viral tapi tidak benar di media sosial.
Agustina Wilujeng Jelaskan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Modal Sosial
Mengutak-atik lagi kebhinekaan adalah sebuah langkah mundur,
Selasa, 24 November 2020 | 17:17 WIB - Didaktika
Penulis:
. Editor: Kuaka
KUASAKATACOM, SOLO - Anggota MPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Agustina Wilujeng Pramestuti, SS, MM menyayangkan jika masih ada pihak-pihak yang memberikan pernyataan atau sikap yang mengusik kebhinnekaan. Menurutnya, ketika era informasi kian deras, saat kita juga susah menghadapi wabah pandemi, justru ikatan kebhinekaan harus terus dieratkan dan dijadikan modal sosial.
''Kebhinnekaan itu harus jadi ikatan dan modal sosial, sehingga kita dapat bersatu padu menghadapi tantangan global, menghadapi wabah pandemi Covid-19, dengan kebersamaan, tidak ada lagi keterpecahan. Saya sangat menyayangkan jika ada pihak yang menganggap golongannya paling hebat, paling benar, dan menganggap yang lain rendah atau sebagai gangguan. Ini saatnya justru kita melupakan semua beda, menjadikan tujuan kebangsaan sebagai perekat utama,'' tegasnya dalam Sosialiasi empat pilar Kebangsaan di Kono Room Hotel The Sultan, Solo, 24 November 2020.
BERITA TERKAIT:
Agustina Wilujeng: Persatuan dan Kesatuan Bangsa Berakar dari Pendidikan Berbasis UUD 1945
Agustina Wilujeng: Penting, Penguatan Komunitas untuk Empat Pilar Kebangsaan
Hadiri Sidang Tahunan MPR, Presiden Jokowi Kenakan Pakaian Adat Tanibar
Wapres Maruf Amin Kenakan Pakaian Demang Khas Betawi di Sidang Tahunan MPR
Agustina Wilujeng Minta generasi Muda Menjadi Produksi Informasi Kebangsaan Berbasis Sejarah
Dalam sosialisasi yang dihadiri 30-an tokoh masyarakat dan pemerhati media itu, Agustina berharap munculnya kesadaran bahwa mengutak-atik lagi kebhinekaan adalah sebuah langkah mundur, dan justru membuat energi bangsa ini akan terbuang sia-sia. Dia menilai ada upaya untuk terus membuat kita tidak utuh dan maju, karena masih saja ada isu primordialisme, kesukuan, keagamaan, yang dijadikan pemantik ketegangan di masyarakat.
''Kita jadi tegang dan tidak nyaman ketika ada golongan yang merasa paling benar. Ini energi negatif untuk bangsa ini. empat pilar kebangsaan, Pancasila, NKRI, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika itu adalah pondasi dan panduan hidup berkebangsaan. Jadi, jika pilar atau pondasi itu diutak-atik, ya yang rugi kita sendiri. Masa kita harus mundur lagi, harus menghabiskan energi untuk sesuatu yang sudah final dan selesai. Harusnya justru pondasi itu kita perkuat, kita jadikan dasar untuk meletakkan cita-cita kebangsaan,'' tegasnya.
Tapi, Agustina menyadari bahwa era informasi yang sangat deras ini memang memberi manfaat positif dan negarif. Negatifnya, ketika informasi hadir tanpa filter, maka ada pihak tertentu yang memanfaatkannya. Tujuannya agar ramai atau viral. Agar mendapatkan perhatian. Tapi, dampaknya justru jadi berbeda dan bisa menjadi efek bola salju. Agustina yang tengah menempuh S3 di Fakultas Ilmu Budaya Undip itu mengharapkan banyak pihak untuk selalu menyaring apa yang akan mereka bagikan di media sosial. Dia meyakini, selama informasi itu tersaring, mencari dari sumber yang terpercaya, dan berorientasi pada pesan-pesan positif, maka kebhinnekaan sebagai modal sosial akan cepat terwujudkan.
''Karena itu, peran media arus utama sangat penting di era ini, untuk memberi kejelasan dari banyak hal yang kadang kita temukan di media sosial. Media sosial itu rimba informasi. Tak jelas sumber dan kredibilitasnya, kadang hanya rumor, hanya humor, yang berkembang jadi serius karena diviralkan. Nah, media umum atau mainstream harus mengambil peran menjadi penjelas dan penegas kenbhinnekaan itu. Sehingga masyarakat jadi mengerti dan paham, sehingga mendapatkan informasi yang tepat dan jernih,'' ungkapnya panjang.
Pembicara lain, Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia Dr Teguh HP juga mengamini apa yang dikatakan Agustina. Teguh dengan jelas lalu mengungkapkan perbedaan media sebagai pers dan yang bukan pers atau media sosial. Karena itu, doktor dari Undip ini meminta audiens selalu mengutamakan informasi dari media yang terverifikasi Dewan Pers, daripada media sosial.
''Media yang sudah diverifikasi Dewan Pers, otomatis beritanya jelas. Ada tujuan, ada aspek kehati-hatian, ada kepastian dan kejelasan sumber, dan juga selalu dalam konteks menjaga nilai-nilai empat pilar. Ini yang tidak dimiliki media sosial. Makanya, tugas kita untuk meliterasi warga tentang media sosial juga penting, agar mereka tidak menganggap apa yang viral sebagai kenyataan atau bahkan kebenaran,'' tandasnya.
Pemred Wawasan Aulia Muhammad yang tampil di sesi ketiga, lebih menitikberatkan pada sosialisasi empat pilar untuk kalangan milenial. Dia memandang ada aspek histori yang kadang tidak dipahami oleh milenial, terutama tentang keutamaan menjaga empat pilar Bangsa itu. Aulia berharap sosialiasi kepada milenial lebih praktis dan dalam contoh dan perilaku keseharian.
''Tapi tentu, menggunakan juga bahasa yang dipahami milenial. Media sosial yang dikuasai milenial justru harus menjadi ajang atau ruang promosi empat pilar tersebut. Sehingga pondasi bangsa ini hadir dalam kehidupan mereka juga, mereka pahami aspek historisnya, dan lalu secara etis dan praktis menjadi laku dalam kehidupan mereka.''
Agustina saat menjawab pertanyaan peserta, juga memberikan contoh bagaimana media sosial memberikan gambaran yang tidak benar dan cenderung mengejar keviralan daripada kebenaran. Dengan memaparkan beberapa contoh, peserta jadi memahami bagaimana memilah informasi yang benar di media sosial, dan kemudian memviralkan kebenaran itu.
''Memang harus ada gerak bersama untuk menjadian kebhinnekaan ini sebagai modal sosial, sebagai ikatan bersama menghadapi tantangan ke depan. Saya selalu percaya, dengan bersatu, bersama, kita bisa melewati tantangan apapun. Karena kita kuat di dalam, kita bersatu untuk mencapai tujuan berbangsa,'' tutupnya.
***tags: #mpr ri #agustina wilujeng #empat pilar
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
Jelang Lebaran, Petugas Gabungan Sidak Takaran BBM di 40 SPBU Kabupaten Semarang
29 Maret 2024
Pria Grobogan Ini harus Berlebaran di Penjara karena Edarkan Sabu
29 Maret 2024
Hanya Demi Konten, Dua Pemuda Jepara Ini Lempar Kucing ke Laut
29 Maret 2024
Empat Tempat Hiburan Malam di Semarang Disegel Satpol PP
29 Maret 2024
RD Minta Pemainnya Jaga Tren Positif Saat Lawan PSIS
29 Maret 2024
PT Pelni Cabang Semarang Kerahkan Enam Armada Kapal untuk Mudik Lebaran
29 Maret 2024
Rembang Perlu Kerja Keras Turunkan Angka Kemiskinan
29 Maret 2024
Polda Jateng Bagi-bagi Sembako dan Gelar Layanan Kesehatan di Magelang
29 Maret 2024
Membahayakan! Kapolres Pati Imbau Orangtua Tak Belikan Anak Sepeda Listrik
29 Maret 2024