Ilustrasi

Ilustrasi

Empat BUMN Keroyokan Bentuk Sub Holding Baterai EV

Kolaborasi 4 BUMN ini, akan membentuk value chain baterai hingga siap digunakan sebagai bahan bakar kendaraan listrik.

Selasa, 08 Desember 2020 | 19:12 WIB - Ekonomi
Penulis: Wisanggeni . Editor: Wis

KUASAKATACOM, Jakarta- Empat BUMN yakni MIND ID, PT Antam Tbk, PT PLN (Persero), dan PT Pertamina (Persero) berencana membentuk sub holding BUMN baterai EV. Sub holding itu nantinya memiliki proyek utama memiliki pabrik baterai untuk kendaraan listrik.

Sub holding itu, kata Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak memang belum terbentuk, tapi saat ini tengah dipersiapkan.

BERITA TERKAIT:
Pertamina Raih Penghargaan sebagai BUMN dengan Belanja B2B Terbaik untuk UMKM di 2024
Kementerian BUMN Adakan Pelatihan Digital Marketing
Pandemi Membuat Hutang BUMN Membengkak
Empat BUMN Keroyokan Bentuk Sub Holding Baterai EV
Kembalikan Uang Penumpang Rp500 Juta, Petugas KRL Panen Apresiasi dari BUMN

"Untuk pendirian holding baterai Indonesia saat ini belum terjadi. Dalam artian belum satu PT yang dibentuk. Dan diharapkan awal tahun depan bisa ada kesepakatan dengan calon mitra," katanya dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta beberapa waktu lalu.

Saat ini pihak MIND ID maupun Antam terus melakukan negosiasi dengan calon investor yakni Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. (CATL) dan LG Chem.

"Secara sendiri-sendiri sesuai penugasan yang diberikan oleh Pak BUMN'>Menteri BUMN, Antam melanjutkan dengan CATL, dan Pertamina memimpin negosiasi dengan LG. Tapi secara bersama-sama seluruh tim mendukung pimpinan negosiasi ke calon-calon mitra ini," bebernya.

Sedangkan menurut Direktur Utama Antam Dana Amin, pihaknya sudah mulai memetakan lahan untuk menjamin ketersediaan bahan baku pabrik baterai. Dalam artian, Antam berperan sebagai pemasok bahan baku dalam sub holding baterai tersebut.

"Pekerjaan Joint Venture ini memang sudah dimulai dari kepemilikan lahan tambang. Aset ke tambang itu, dipastikan cukup untuk membawa Indonesia ke era baru itu," terang Dana Amin.

Antam, tambah Orias, nantinya akan berperan sebagai pemasok nikel untuk bahan baku pabrik baterai. Sedangkan di hilir, akan masuk PLN dan Pertamina.

"Kalau Pertamina dan PLN kan mereka lebih ke hilir, itu mereka berperan. Mau nggak mau, karena terkait listrik kan PLN. Kemudian kendaraan untuk power dari Pertamina kan, makanya mereka terlibat," sambungnya.

Kolaborasi 4 BUMN ini, lanjut Orias akan membentuk value chain baterai hingga siap digunakan sebagai bahan bakar kendaraan listrik.

"Di dalam value chain baterai ini baik dari tambang, sampai ke battery pack, dan juga masuk kepada daur ulangnya itu bisa disepakati. Negosiasi berjalan terus dengan masing-masing pihak," ungkapnya.

Saat ini BUMN'>Menteri BUMN Erick Thohir telah membentuk Tim percepatan baterai EV, yang dipimpin oleh Komisaris Utama MIND ID Agus Tjahajana Wirakusumah, dan beranggotakan dirut dari Antam, PLN, Pertamina.

Ke-4 BUMN, tegas Orias sudah menyiapkan segala hal untuk membentuk joint venture holding industri baterai. Holding itu, diharapkan bisa terbentuk secepatnya.

"Timing kita yang putuskan, sepakat sih sudah kita ber-4. Tetapi timing-nya kapan? Kan daripada kita bentuk, pekerjaannya toh dikerjakan, negosiasinya kan bisa dipimpin Antam atau Pertamina langsung kan. Jadi kalau sudah jadi barangnya, baru holding-nya jadi. Supaya kita nggak buang biaya untuk direksi, komisaris, dan lain-lain," pungkasnya.

***

tags: #kementrian bumn #menteri bumn #bumn #pertamina #empat bumn keroyokan bentuk sub holding baterai

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI