Dewan juri, panitia, dan para juara Lomba Cipta Puisi Mahasiswa, Foto: KUASAKATACOM

Dewan juri, panitia, dan para juara Lomba Cipta Puisi Mahasiswa, Foto: KUASAKATACOM

Pemenang Lomba Cipta Puisi Mahasiswa Diumumkan!

Diharapkan ada keberlanjutan dari acara ini, misalnya pembacaan puisi.

Kamis, 31 Desember 2020 | 18:08 WIB - Didaktika
Penulis: Ririn . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Semarang – Hari ini, Kamis (31/12) 27 peserta terbaik diundang dalam penganugerahan hasil Lomba Cipta Puisi Mahasiswa yang diadakan oleh Kemendikbud. Ke-27 peserta ini diperas dari 100 karya terbaik. Diberitakan sebelumnya, lomba ini diikuti oleh 712 mahasiswa dari Sabang sampai Merauke.

Pada acara ini, akan diumumkan juara 1-3 dan harapan 1-3. Para juara ini ditentukan oleh tiga dewan juri, yakni Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, seniman Rieke Dyah Pitaloka, dan Wakil Ketua Komisi X DPR RI yang bermitra dengan Kemendikbud.

BERITA TERKAIT:
UPGRIS Peringkat 1 Praktisi Mengajar Angkatan 2
Udinus Resmi Kantongi Izin PJJ dari Kemendikbud, LLDIKTI Harap dapat Berkontribusi dengan Jangkauan Lebih Luas
Kemendikbud Kandaskan Mimpi Dosen UI yang Diakui Dunia Jadi Profesor 
Dosen UI: Kemendikbud Pernah Luluskan Profesor Dalam 12 Hari
Komisi X Minta Nadiem Buat Terobosan Hukum soal Guru Honorer Jadi PPPK

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Agustina Wilujeng Pramestuti mewakili juri mengumumkan juara lomba. Mereka adalah mahasiswa Universitas Diponegoro Ranu Dipo Alam (juara 1) dengan puisi “Ambivalensi Pandemi”, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta Adiba Nikmatul Ulya S (juara 2) dengan puisi ”Litani dan Toleransi”, dan mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan Achmad Sudiyono Efendi (juara 3) dengan puisi Fragmen-Fragmen Kepulangan. Masing-masing mendapatkan hadiah Rp10 juta (juara 1), Rp7 juta (juara 2), dan Rp3 juta (juara 3).

Kemudian juara harapan 1-3 yakni mahasiswa Politeknik Negeri Jayapura D E Bettay dengan puisi “Toleransi Sosial”, mahasiswa Universitas Mataram Raja Ali Haji (Kepri) Derlina Siregar dengan judul puisi “Penyambung Toleransi”, dan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Buton (Sulteng) Fardani S dengan judul puisi “Nilai Toleransi dalam Pandemi”. Ketiganya masing-masing mendapat hadiah Rp1,5 juta.

Agustina mengatakan puisi juara pertama Ranu Dipo Alam memakai cara baru yang belum dilihat sebelumnya dalam menulis puisi. Ranu membuat puisi seperti esai. Namun, kalimatnya membawanya ke maksud yang ingin penulis.

“Kata-katanya indah. Jika saya baca, membawa kita masuk ke dalam pikirannya,” ujarnya.

Sesuai tujuan karya sastra, imbuh Agustina, puisi Dipo ini menarik dan menghiprnotis pembaca. Walaupun puisi itu terkesan sebagai surat sedih dan membuat ikut sedih.

“Mudah-mudahan Dipo menjadi penulis puisi hebat. Saya siap meng-endorse, support, membantu penerbitan bukunya. Suatu hari barangkali Pak Dirjen juga bisa meng-support misalnya pembacaan puisinya,” lanjutnya.

Terpisah, Ranu Dipo Alam mengaku tak mau puas. Ia bertekad untuk terus berkarya. Baginya, menang atau tidak, bukanlah masalah.

“Saya harap, teman-teman juga tetap terus semangat berkarya. Untuk Kemendikbud, saya senang karena mengadakan lomba, sehingga membuat saya terus berkarya,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Ketua Panitia Teguh Hadi Prayitno menyebut lomba ini ditutup pada 18 Desember 2020, dengan total lebih dari 700 naskah yang masuk. Peserta paling banyak berasal dari Universitas Diponegoro (222 orang). Kemudian diikuti Universitas Dian Nuswantoro Semarang (55), Universitas Muhammadiyah Semarang (35), Universitas Aisyiyah Yogyakarta (28), Politeknik Kudus (16), Universitas Negeri Semarang (14), dan Politeknik Negeri Semarang (9).

Selebihnya menyebar dari universitas luar Jawa diantaranya dari Sumatera (Universitas Aisyiah Sumbar, Universitas Maritim Raja Ali Haji Riau, Universitas Bangka Belitung, Universitas Negeri Padang, Universitas Pring Sewu Lampung), Kalimatan (Sekolah Tinggi Teknologi Kesehatan dan Sain Wiyata Husada Samarinda, Unmuh Palangka Raya), Universitas Muhammadiyah Button Sulawesi, Politeknik Kesehatan Jayapura, Universitas Muhammadiyah Mataram.

Sedangkan yang dari Jawa di luar Jawa Tengah antara lain Universitas Indonesia, UNJ, STAN, UPN Veteran, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Sekolah Tinggi Farmasi Tangerang, Universitas Negeri Surabaya, Unisma Malang, Universitas Negeri Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Trunojoyo Madura, UGM, ISI Yogyakarta, Universitas PGRI Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, UAD Yogyakarta, STIKES Aisyah Yogyakarta.

Juli Maheswari SS, salah satu panitia lomba mengatakan, dengan lomba ini, diharapkan ada gambaran yang lebih utuh bagaimana mahasiswa merespon kasus Covid-19, dan mengembangkan toleransi di masa pandemi ini.

“Melalui puisi, diharapan didapatkan gambaran bagaimana mahasiswa merespon wabah Covid-19 ini, terutama berkaitan dengan budaya toleransi dan kegotongroyongan. Sikap mahasiswa yang diwujudkan dalam bentuk puisi itu, bagaimana pun adalah cermin dari kenyataan yang sebenarnya. Sehingga dapat juga menjadi ukuran bagaimana di tengah pandemi, generasi muda kita, kaum milenial, merespon hal itu,” katanya, baru-baru ini.

Sementara itu, Ketua Galeri Gallery Semarang,Dr Teguh Hadi Prayitno, MM MHum MM tidak menyangka peserta yang akan membludak begitu banyak, mereka bersaing menjadi yang terbaik dalam lomba cipta puisi tersebut. Hadiah yang disediakan pun cukup besar, mencapai total Rp27,5 juta.

Peserta yang dari perguruan tinggi di Jawa Tengah di antaranya Universitas Diponegoro, Universitas Dian Nuswantoro, Universitas Muhammadiyah Semarang, Politeknik Kudus, Universitas Negeri Semarang, Akademi Statistika Muhammadiyah Semarang, dan Universitas Tidar Magelang.

Kemudian Universitas Stikubank, Universitas Jenderal Soedirman, Universitas PGRI Semarang, UIN Walisongo, Universitas Sultan Agung Semarang, UNS Solo, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Unwahas Semarang, Poltekes Negeri Semarang, Unisnu Jepara, Universitas Muhammah Kudus dan beberapa perguruan tinggi lainnya.

“Ini menunjukkan bawa mahasiswa memiliki perhatian pada dunia sastra, khususnya puisi. Padahal tidak semua perguruan tinggi itu memiliki fakultas ilmu budaya atau fakultas sastra,” kata Teguh.

***

tags: #kemendikbud #lomba cipta puisi mahasiswa

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI