Lokasi tempat tinggal 15 KK Kampung Cebolok Semarang di Komplek Makam Mbah Siwalan (Foto; KuasaKatacom).

Lokasi tempat tinggal 15 KK Kampung Cebolok Semarang di Komplek Makam Mbah Siwalan (Foto; KuasaKatacom).

Kampung Cebolok Semarang Digusur, Belasan Warga Pilih Tinggal di Makam Mbah Siwalan Arteri Soekarno Hatta

Tali asih untuk masing masing warga bervariasi tergantung kondisi rumah waktu itu.

Selasa, 06 April 2021 | 10:02 WIB - Ragam
Penulis: Holy . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Semarang - Adanya penggusuran ratusan rumah liar di Kampung Cebolok, Kota Semarang, Jawa Tengah pada pertengahan februari kemarin terus berbuntut. Kini sebagian warga diketahui tinggal di pelataran makam Mbah Siwalan di Jalan Arteri Soekarno Hatta sebelum terowongan menuju USM. 

Dalam pantauan tim KuasaKatacom di lapangan pada Senin (5/4), ada sejumlah warga yang tinggal di pelataran makam berukuran sekitar 8x8 meter. Mereka tinggal melebur menjadi satu tanpa sekat. Untuk terhindar dari hujan, warga hanya memasang dua terpal di samping kiri. 

BERITA TERKAIT:
Mobil di Semarang Terparkir Malah Kehilangan Empat Ban
Faktor Keterpilihan Agustin-Iswar karena Program Kerja
BMKG Prediksi Potensi Hujan di Berbagai Wilayah Indonesia
Antisipasi Krisis Air, PJT I Bantu IPAH dan Sumur Resapan di Semarang
Polisi Tembak Siswa SMK di Semarang Tuai Kecaman: Tindakan Pelaku Tidak Benar

Salah seorang warga yang tinggal di tempat itu bernama Andrean Nanang Saputra (22) mengatakan dirinya bersama warga lain sudah menempati disitu sekitar satu setengah bulan pasca penggusuran pada 18 Februari. Tak kuatnya kemampuan finansial mengakibatkan 15 KK mau tak mau bertahan hidup di tempat. 

"Kalau tali asih dari pengembang ya ada. Tali asih untuk masing masing warga ini bervariasi tergantung kondisi rumah waktu itu. Tapi tali asih ini menurut saya pribadi kurang manusiawi. Ada yang dua juta, ada yang lima juta. Kalau cuma dua juta kan enggak bisa untuk ngontrak," kata Nanang

Karena tak manusiawinya tali asih itu mengakibatkan 15 KK mau tak mau mengungsi di tempat itu. Sementara ratusan KK lainnya ada yang mengontrak rumah dan ada yang pulang ke kampung halaman. 

Nanang menambahkan, sebelum memilih tinggal di tempat itu, dirinya bersama beberapa warga lainnya sempat bertahan di Kampung Cebolok dengan membuat tenda seadanya. Namun dalam perkembangan waktu dirinya memilih pindah demi keamanan bersama. 

"Kami sempat bikin tenda di Cebolok. Tapi karena waktu itu didatangi preman preman terus ya mau gak mau warga harus mundur. Kalau benturan terus kan warga ya kalah. Kasihan warga," jelasnya

Dia menuturkan waktu itu preman datang tidak hanya sekali. Namun berulang kali. "Kalau seperti ini terus kan kasihan mental warga. Udah digusur malah didatangi preman," ujar dia

Nanang menerangkan setelah didatangi preman, dirinya dan warga lainnya yang kurang mampu memilih tinggal di komplek makam tersebut. Menurutnya, tempat itu adalah satu satunya yang bisa dijadikan tempat tinggal. Dia dan warga lainnya mengaku tak merasa cemas bila suatu saat dari pihak pemerintah kota datang memergoki warga tinggal di tempat itu 

"Kalau ada dari pemerintah kota suatu saat datang dan memergoki, ya kami tinggal cerita realita yang sebenarnya saja," imbuhnya

Ia sendiri mengakui ratusan rumah di Kampung Cebolok waktu itu bukan hak warga. Namun bagaimana pun juga warga meminta pemerintah kota memberikan tempat tinggal pengganti yang layak kepada warga. 

"Rumah itu memang bukan hak warga. Tapi warga kan punya hak bangunan. Nah sekiranya kami harap bisa dapat tempat tinggal yang layak dan cocok," tandas Nanang

***

tags: #semarang #kampung cebolok #makam #mbah siwalan

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI