Tiga Kapal Tiongkok Aktif Terlibat Pengangkatan KRI Nanggala-402

Kemudian Tiongkok mengirimkan kapal-kapal angkatan laut ke lokasi untuk membantu tugas search and rescue pada tanggal 26 April.

Selasa, 18 Mei 2021 | 16:42 WIB - Ragam
Penulis: Wisanggeni . Editor: Wis

KUASAKATACOM, Denpasar- Pencarian dan pengangkatan badan kapal KRI Nanggala-402 yang jatuh di perairan utara Bali, saat ini melibatkan tiga kapal milik China, serta enam kapal perang Indonesia. 

Kini kapal kapal yang berada di perairan Bali itu sudah beranjak ke tugas pengangkatan setelah sebelumnya melakukan observasi lokasi tenggelamnya KRI Nanggala-402. 

BERITA TERKAIT:
TNI AL Tegaskan KRI Nanggala Kecelakaan Bukan Meledak
Tiga Kapal Tiongkok Aktif Terlibat Pengangkatan KRI Nanggala-402
Liferaft KRI Nanggala-402 Berhasil Diangkat ke Permukaan
Buka Rapat Paripurna DPR, Puan Singgung Larangan Mudik dan Ketersediaan Sembako Saat Lebaran
Galang Dana Pembelian Kapal Selam, Pria di Magelang Jual Kaus

Menurut Atase Militer Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Senior Colonel Chen Yongjing pihaknya telah melakukan berbagai tugas dalam pencarian hingga pengangkatan kapal selam buatan Jerman itu. Dalam tugas search and rescue itu China melibatkan kapal Tug Nantuo-195 dan Xing Dao-863. Kedua kapal itu milik angkatan laut Tiongkok.

Satu kapal lagi yang dilibatkan dari China yakni kapal Tan Suo ER, merupakan kapal dari Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok yang membawa alat penyelam surveilance. 

Tidak hanya membawa kapal, Tiongkok dalam tim itu juga melibatkan puluhan tim penyelam, tim medis, tim operasi alat search and rescue dan lain-lain.

Chen menyatakan alat penyelam timnya telah melakukan 13 operasi bawah laut di perairan Bali. "Secara mendasar sudah mengetahui keadaan reruntuhan kapal selam di bawah laut saat ini, mengumpulkan banyak gambar dan video dan sukses mengangkat bagian-bagian yang ringan. Dan semua itu sudah diserahterimakan ke pihak Indonesia pada waktu pertama," jelasnya, Selasa (18/5/2021).

Rapat koordinasi, ucap Chen terus dilakukan pihaknya dengan TNI AL. "Kapal-kapal kami bekerja sama erat dengan TNI AL selama menjalankan tugas salvage ini dan kedua belah pihak sudah menyelenggarakan rapat koordinasi menjaga komunokasi yang erat proses salvage," sambungnya.

Pengangkatan di bawah laut yang sangat dalam, disebutkan Atase Militer Tiongkok itu sebagai masalah yang rumit di seluruh dunia. "Kami akan berupaya penuh melaksanakan pengangkatan di bawah laut berdasarkan keadaan nyata di bawah laut dan juga kemampuan-kemampuan kapal kami sendiri," katanya.

Saat KRI Nanggala-402 hilang kontak di perairan utara Bali pada 21 April, sebut Senior Colonel Chen Yongjing, pimpinan Tiongkok sangat memperhatikan kejadian tersebut.

"Setelah Indonesia mengumumkan KRI Nanggala-402 mengalami subsunk atau tenggelam, Presiden Xi Jinping pada kesempatan pertama mengirimkan pesan belasungkawa kepada Presiden Joko Widodo. Anggota dewan negara merangkap menteri pertahanan Jenderal Wei Fenghe juga telah mengirimkan belasungkawa kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto," ungkapnya.

Kemudian Tiongkok mengirimkan kapal-kapal angkatan laut ke lokasi untuk membantu tugas search and rescue pada tanggal 26 April. Pada 1 Mei 2021 kapal itu tiba di lokasi kejadian dan langsung segera membangun komunikasi dengan kapal-kapal TNI AL. Dua kapal langsung melakukan observasi terhadap obyek di bawah laut setelah bertemu dengan kapal penelitian Tan Suo 2 dari Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok yang tiba di lokasi pasa tanggal 5 Mei.

"Mereka juga sudah menjalin komunkasi mekanisme teknis seperti komunikasi di lapangan, serah terima hasil temuan dan lain-lain melalui kantor atase Keduataan Besar Tiongkok di Indonesia," urainya.

***

tags: #kri nanggala #china #tiongkok #tni al #bali

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI