Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPRD Jateng Wahyudin Noor Aly. Foto Istimewa.

Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPRD Jateng Wahyudin Noor Aly. Foto Istimewa.

Harga Oksigen Medis Tembus Rp 2 Juta, DPRD Desak Gubernur Jateng Turun ke Lapangan

Pemerintah seharusnya menjaga agar mereka bisa mendapatkan barang yang dibutuhkan dengan harga yang wajar.

Jumat, 02 Juli 2021 | 13:49 WIB - Kesehatan
Penulis: Wisanggeni . Editor: Wis

KUASAKATACOM, Semarang– DPRD Jawa Tengah mendesak Pemerintah Provinsi Jateng untuk turun ke lapangan guna mengatasi kenaikan harga oksigen medis yang melonjak hingga dua kali lipat. Saat ini, oksigen medis banyak dicari masyarakat setelah kasus positif Covid-19 di Jateng terus naik. Selain harganya naik gila-gilaan, stok oksigen di lapangan juga semakin langka.
 
Menurut Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPRD Jateng Wahyudin Noor Aly, kenaikan harga oksigen medis hingga diluar nalar ini diantaranya terjadi di Kabupaten Brebes dan Kota/Kabupaten Tegal. Dari pantauan di lapangan, lanjutnya, harga tabung oksigen medis beserta isi dan regulatornya melambung hingga diatas Rp2 juta. Padahal sebelumnya oksigen medis hanya seharga Rp 1,1 juta. 
 
“Seminggu yang lalu harga oksigen masih Rp 1,1 juta, saat ini temuan di Brebes dan Tegal harganya sudah tembus diatas Rp 2 juta,” kata pria yang akrab disapa Goyud ini.
 
Bahkan, harga aksesoris oksigen seperti regulator juga ikut naik. “Ada keluarga pasien Covid-19 yang hanya punya tabungnya tapi regulator nggak dapat, beli regulatornya saja harganya di pasaran mencapai Rp 900 ribu. Padahal semula harga tabung saja Rp 800 ribu, artinya harga regulator seharusnya hanya berkisar Rp 300 ribu,” ungkapnya, Jumat (2/7/2021).
 
Dia mendesak Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Dinas Kesehatan Jateng, hingga kepolisian turun ke lapangan untuk mengendalikan kenaikan harga tersebut. Sebab, kondisi seperti ini merugikan masyarakat. Dia khawatir, melonjaknya permintaan oksigen medis ini dimanfaatkan sejumlah oknum untuk mencari keuntungan dengan menaikkan harga setinggi-tingginya. 
 
“Bicara tentang hukum ekonomi, ini sangat memberatkan masyarakat. Ini menyangkut nyawa. Produsen, distributor hendaknya jangan mengambil keuntungan yang tidak wajar, harus ada rasa empati ke masyarakat yang sedang menderita. Saya berharap Gubernur, Kepala Dinas Kesehatan, polisi untuk bersama-sama menindak jika ada oknum yang bermain. Pemerintah punya kewajiban menjaga kestabilan harga,” tegasnya. 
 
Disaat kasus Covid-19 terus naik, menurut Goyud, oksigen medis sangat dibutuhkan, terutama bagi penderita Covid-19 yang mengalami keluhan sesak nafas. Terlebih saat ini rumah sakit di Jateng sudah kewalahan menampung pasien Covid-19. Maka, banyak penderita Covid-19 melakukan isolasi mandiri di rumah. Dia tak ingin nantinya hanya masyarakat yang mampu saja yang bisa membeli oksigen medis karena harganya sangat mahal.
 
“Pemerintah harus menjamin kesehatan masyarakat. Terlebih jika pasien Covid-19 gejala ringan dirawat di rumah, itu berarti mereka berobat dengan biaya sendiri tanpa bantuan pemerintah. Maka pemerintah seharusnya menjaga agar mereka bisa mendapatkan barang yang dibutuhkan dengan harga yang wajar,” katanya. 

Dia menambahkan, sidak di lapangan hendaknya tak hanya untuk tabung oksigen, tapi juga memantau stok dan harga obat-obatan. "Jangan sampai obat-obatan tertentu hilang di pasaran, nanti begitu muncul harganya sudah naik berkali-kali lipat," tutupnya.

BERITA TERKAIT:
Bawaslu Gerebek Pertemuan Kades di Semarang, Berikut Tanggapan Tokoh PDI Perjuangan
Ganjar: Politik Machiavellian Gunakan Penegak Hukum Jadi Alat Pembuat Rasa Takut
Akan Memasuki Usia 79 Tahun, Berikut Gubernur yang Pernah Menjabat di Jawa Tengah
Mantan Ajudan Ganjar Pranowo Maju Pilkada Tegal, Ambil Formulir Cawabup di Panti Marhaen 
Prabowo Wacana Tambah Menteri Jadi 40 Jabatan, Ganjar Ingatkan Politik Akomodasi  

***

tags: #ganjar pranowo #pan #gubernur jawa tengah #ketua fraksi #oksigen medis

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI