Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah saat menggelar bincang sastra secara daring, pada Selasa (13/7/2021). (Foto: Humas Balai Bahasa)
BBPJT Gelar Bincang Sastra Bedah Novel Karya Gunoto Saparie
Gunoto Saparie mengatakan bahwa dirinya hanya ingin menggambarkan keadaan masa lampau saat kolonialisme berjalan di Kabupaten Kendal.
Jumat, 16 Juli 2021 | 13:27 WIB - Budaya
Penulis:
. Editor: Wis
KUASAKATACOM, Semarang- Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah (BBPJT) menggelar bincang sastra bertajuk "Bedah novel" Bau Karya Gunoto Saparie, secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting, pada Selasa (13/7/2021). Acara tersebut menghadirkan narasumber dosen Magister Ilmu Susatra Universitas Diponegoro Dr Sukarjo Waluyo, dan sastrawan sekaligus penulis novel Bau, Gunoto Saparie .
Sukarjo mengungkapkan bahwa penulis novel Bau ini ingin menggambarkan bagaimana kebesaran pesisir Jawa saat masa lampau. Hal itu dilakukan untuk memacu anak-anak muda sekarang agar menjadi lebih bersemangat.
BERITA TERKAIT:
BBPJT Resmi Buka Pendaftaran Duta Bahasa Jawa Tengah 2024
BBPJT Adakan Bimtek Pengajar Utama Revitalisasi Bahasa Daerah Tingkat SMP
Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Gelar Bimtek Penyuntingan untuk 16 Mahasiswa Magang
Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Terima 17 Mahasiswa Magang dari Undip dan Unpad
Mahasiswa PBSI UPGRIS Gelar Seminar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
“Bisa jadi Mas Gunoto ingin menyampaikan dan mengingatkan memori besar masa lalu yang kita miliki sehingga kita dapat bangkit kembali,” ujar Sukarjo.
Sukarjo menjelaskan, novel yang menjadi nomine Penghargaan Prasidatama Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah tahun 2020 itu merupakan novel sejarah. Di dalamnya terdapat narasi-narasi yang menggambarkan kejadian-kejadian pada masa lampau.
“Memori kolektif kejayaan masa lalu mengenai Mataram, Majapahit, dan Demak menjadi bagian tak terpisahkan dalam novel tersebut. Penulis novel ini tentu telah melakukan riset untuk menghidupkan suasana dalam novelnya,” bebernya.
Dia megatakan, dalam novel tersebut ditemukan fakta-fakta sejarah. Namun, fakta sejarah itu tentu berbaur dengan imajinasi penulis. Dengan demikian, kata dia, terdapat perpaduan antara fakta sejarah dan imajinasi penulis.
Sementara itu Gunoto Saparie mengatakan bahwa dirinya hanya ingin menggambarkan keadaan masa lampau saat kolonialisme berjalan di Kabupaten Kendal. Dia menceritakan itu melalui tokoh Bau yang sangat keras, jujur, dan lugu dengan sikap kejawennya. “Saya ingin menggambarkan bagaimana sang tokoh utama Bau berani melawan VOC untuk menjaga bangsanya,” terag Gunoto.
Menurut Ketua Dewan Kesenian Jawa Tengah itu, novel tersebut cocok untuk orang-orang yang tertarik akan psikologis dan keadaan kejiwaan masyarakat Kabupaten Kendal pada masa kolonial. “novel ini berasal dari perkembangan cerpen karya saya yang berjudul Sang Baureksho. novel ini saya tulis pada tahun 2018,” terangnya.
Gunoto menjelaskan bahwa ia ingin menggambarkan bagaimana keadaan Kabupaten Kendal pada masa kolonialisme dan bagaimana nasionalisme serta perjuangan pribumi melawan Belanda.
“Dalam novel ini digambarkan bentuk tindakan kolonialisme yang dilakukan bangsa Eropa kepada pribumi. Juga tentang nasionalisme untuk memperjuangkan kehormatan pribumi,” pungkas dia.
tags: #balai bahasa provinsi jawa tengah #novel #universitas diponegoro
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
Hanya Demi Konten, Dua Pemuda Jepara Ini Lempar Kucing ke Laut
29 Maret 2024
Empat Tempat Hiburan Malam di Semarang Disegel Satpol PP
29 Maret 2024
RD Minta Pemainnya Jaga Tren Positif Saat Lawan PSIS
29 Maret 2024
PT Pelni Cabang Semarang Kerahkan Enam Armada Kapal untuk Mudik Lebaran
29 Maret 2024
Rembang Perlu Kerja Keras Turunkan Angka Kemiskinan
29 Maret 2024
Polda Jateng Bagi-bagi Sembako dan Gelar Layanan Kesehatan di Magelang
29 Maret 2024
Membahayakan! Kapolres Pati Imbau Orangtua Tak Belikan Anak Sepeda Listrik
29 Maret 2024
Jelang Lengser, Jokowi Ingin Indonesia Kuasai 61 Persen Saham Freeeport
29 Maret 2024
Perputaran Uang Selama Ramadan dan Lebaran 2024 Diprediksi Tembus Rp157,3 Triliun
29 Maret 2024