Kepala KPw BI Tegal, M.Taufik Amrozy menyampaikan sambutan dan memberikan materi.dalam acara Sosialisasi CBP Rupiah untuk kalangan pondok pesantren (Ponpes) dan LKSA secara virtual, Minggu (12/9/2021). Foto. Istimewa
Bank Indonesia Tegal Gelar Sosialisasi Cinta, Bangga dan Paham Rupiah.untuk Kalangan Ponpes dan LKSA
Kebanggaan terhadap Rupiah ditanamkan dengan cara menjaga kedaulatan uang Rupiah sebagai simbol negara berdaulat, dengan cara menggunakan uang Rupiah dalam setiap transaksi.
Minggu, 12 September 2021 | 21:35 WIB - Ekonomi
Penulis:
. Editor: Wis
KUASAKATACOM, Tegal - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Tegal menggelar Sosialisasi Cinta, Bangga dan Paham (CBP) Rupiah. Sosialisasi bertema “Edukasi Rupiah Melalui Cinta, Bangga dan Paham” untuk kalangan pondok pesantren dan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) ini, digelar secara virtual, Minggu (12/9/2021).
Kegiatan ini juga di ikuti oleh masyarakat secara umum.
Kepala KPw BI Tegal, M.Taufik Amrozy mengatakan, sosialisasi yang diadakan ini berguna untuk menambah literasi terhadap pemahaman uang Rupiah dan ekonomi syariah di kalangan pondok pesantren dan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA).
BERITA TERKAIT:
140 Anggota IPNU dan IPPNU Tegal Ikuti ToT Cinta Bangga Rupiah
Kredit yang Disalurkan Perbankan di eks Karesidenan Pekalongan Tercatat 7,2 Persen
Bank IndonesiaTegal Sediakan Kebutuhan Uang untuk Puasa dan Lebaran Rp5,05 Trriliun
Layani Pemudik Lebaran yang Melintas di Jalan Tol, BI Tegal Buka Layanan Penukaran Uang di Rest Area
Penuhi Kebutuhan Masyarakat Jelang Hari Raya Idul Fitri, BI Tegal siapkan Uang Rupiah Rp4,12 T
Dikatakan, kecintaan terhadap Rupiah ditumbuhkan dengan cara mengenali filosofi uang Rupiah, bagaimana merawat uang Rupiah, dan menjaga diri dari tindak kejahatan uang palsu dengan pengetahuan ciri-ciri keaslian uang Rupiah.
"Kebanggaan terhadap Rupiah ditanamkan dengan cara menjaga kedaulatan uang Rupiah sebagai simbol negara berdaulat, dengan cara menggunakan uang Rupiah dalam setiap transaksi, dan memaknai uang Rupiah sebagai alat pemersatu bangsa," kata Taufik.
Dijelaskan, pemahaman terhadap Rupiah dikampanyekan dengan menjelaskan fungsi Rupiah tidak hanya sebagai alat pembayaran, namun juga sebagai alat penyimpan nilai sehingga menumbuhkan sikap bijak berbelanja dan sikap hemat. "Hal ini akan menumbuhkan budaya menabung dan berinvestasi untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional," tandasnya.
Selain itu, terang Taufik, dalam sosialisasi ini diberikan pula materi terkait dengan literasi ekonomi syariah. "Bank Indonesia concern dalam pengembangan ekonomi syariah agar dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru nasional yang strong, balance, sustainable and inclusive," tegasnya.
Menurut Taufik, Indonesia sebagai salah satu negara dengan populasi masyarakat muslim terbesar dunia harus mampu menjadi negara produsen produk halal sebagaimana negara-negara lain seperti: Thailand (bumbu-bumbuan halal), Brazil (ayam halal), Australia dan New Zealand (daging sapi halal), dan Tiongkok (tekstil berlabel halal).
"Negara-negara tersebut adalah negara dengan penduduk mayoritas non muslim," paparnya.
Taufik menambahkan, berkembangnya usaha produktif berbasis pesantren pada akhirnya dapat mendorong akselerasi ekonomi syariah nasional sebagai penopang pertumbuhan ekonomi nasional.
Selain ekonomi syariah, ucap Taufik, Bank Indonesia juga berkontribusi nyata dalam upaya pemulihan ekonomi nasional baik melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana sebagai bagian dari sinergi kebijakan Bank Indonesia dan Pemerintah untuk pendanaan APBN 2021. "Hingga 15 Juni 2021, pembelian SBN di pasar perdana tercatat sebesar Rp116,26 triliun yang terdiri dari Rp40,80 triliun melalui mekanisme lelang utama dan Rp75,46 triliun melalui mekanisme Greenshoe Option (GSO)," tandasnya.
Selanjutnya, tutur Taufik, pada tanggal 23 Agustus 2021, Bank Indonesia bersama Kementerian Keuangan melakukan penandatanganan SKB III yang mengatur pembelian surat berharga negara di pasar Perdana oleh Bank Indonesia, pengaturan partisipasi antara Pemerintah dan BI untuk pengurangan beban negara, untuk pendanaan anggaran penanganan kesehatan dan kemanusiaan dalam rangka penanganan dampak Covid-19 termasuk pembelian vaksin Covid-19.
Pada sosialisasi CBP Rupiah, kata Taufik, Ketua IDI Cabang Tegal, dr M Sofwan Arifi sebagai salah satu narasumber untuk memberikan sosialisasi kebiasaan baru masyarakat di era pandemi Covid-19. "Hal ini, merupakan wujud nyata dari kepedulian Bank Indonesia dalam meningkatkan wawasan kesehatan kepada masyarakat di lingkungan pondok pesantren dan LKSA di era pandemi Covid-19," pungkas Taufik.
***Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
OJK Cabut Izin Usaha PT Crowde di Jakarta
12 November 2025
KAI Daop 4 Semarang Berangkatkan 540.136 Penumpang KA di Oktober 2025
12 November 2025
KAI Buka Pemesanan Tiket Nataru secara Bertahap
12 November 2025
Hari Pahlawan, Telkomsel Gelar Operasi Katarak untuk Veteran dan Keluarganya di Surabaya
12 November 2025
Edit Foto Siswi-Alumni Sekolah Negeri di Semarang, Chiko Jadi Tersangka
12 November 2025
Paduan Suara Unwahas Semarang Raih Dua Medali Emas di MCE ICF Kuala Lumpur
12 November 2025
DPRD Dorong Pemkot Semarang Bangun Jembatan Metro 2 Tembalang yang Hancur Terseret Banjir
12 November 2025
Dorong Budaya Inovasi, UNNES Berikan Penghargaan Melalui Innovation Award 2025
12 November 2025
