Ujaran Kebencian Bawa Nama Agama Berpotensi Picu Konflik
Informasi bernada ujaran kebencian dapat memicu terjadinya percekcokan antarumat beragama maupun di lingkup agama itu sendiri.
Minggu, 26 September 2021 | 14:57 WIB - Ragam
Penulis:
. Editor: Fauzi
KUASAKATACOM, Jakarta - Wakil Menteri agama Zainut Tauhid Sa'adi menyoroti konten ujaran kebencian yang mengatasnamakan agama di media sosial berpotensi menimbulkan konflik horizontal.
"Maraknya konten ujaran kebencian yang mengatasnamakan agama yang berpotensi menimbulkan konflik horizontal, baik internal umat beragama maupun antarumat beragama," ungkapnya saat menghadiri acara Kegiatan HUT Karang Taruna Ke-61 secara virtual, Minggu (26/9).
BERITA TERKAIT:
Usut Dugaan Ujaran Kebencian oleh Senator AWK, Polda Bali Periksa Tiga Saksi
Polisi Tangkap Pelaku Penyebaran Ujaran Kebencian soal Meninggalnya Lukas Enembe
Ade Armando Dilaporkan ke Polda DIY, Ini Penyebabnya
Dorong Semua Pihak Awasi Pemilu 2024, Bawaslu Jateng Tegaskan Hoaks dan Ujaran Kebencian Jadi Ancaman Terbesar
Aiman Witjaksono Penuhi Panggilan Polisi terkait Kasus Dugaan Ujaran Kebencian
Zainut awalnya mengatakan di era kemajuan teknologi seperti saat ini, masyarakat banyak mempelajari soal agama melalui internet dan media sosial. Tak jarang pula ditemukan konten provokatif, seperti ujaran kebencian terhadap suatu agama.
"Terlebih lagi kecenderungan masyarakat kita yang menyukai judul berita sifatnya provokatif dan heboh serta cenderung langsung percaya isi konten tanpa verifikasi dan tabayun. Hal tersebut turut berkontribusi pada hoaks, kebohongan yang rencana untuk mengecoh dan menipu orang lain," ujarnya.
Zainut mengatakan informasi bernada ujaran kebencian dapat memicu terjadinya percekcokan antarumat beragama maupun di lingkup agama itu sendiri. Menurutnya, fenomena ini merupakan bagian yang tak terelakkan dari disrupsi perkembangan teknologi.
"Pada tantangan di atas situlah, agama harus bisa menjawabnya, mengisi kembali nilai-nilai kemanusiaan dan keagamaan yang terancam karena perkembangan teknologi dan perubahan zaman untuk senantiasa menghadirkan nilai agama moderat dan merupakan solusi atas ekstremitas sumbu agama, satu sumbu yang konservatif serta sumbu lainnya yang liberal," ucapnya.
Untuk itu, Zainut meminta masyarakat dapat mempelajari ilmu agama secara menyeluruh, sehingga tidak terjebak oleh sikap moderat.
"Moderasi beragama yang berprinsip pada nilai keadilan dan keseimbangan perlu terus diperkuat dengan diperluasnya setiap individu dalam mempelajari agama secara komprehensif sehingga tidak terjebak pada perbedaan pengetahuan agama yang kerap digunakan sebagai pemicu kebencian dan kekerasan," pungkasnya.
***tags: #ujaran kebencian #agama
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
Kenapa Paskah Berkaitan dengan Telur? Ini Penjelasannya
29 Maret 2024
Tujuh Iklan Jadul Tema Puasa Ramadan, Bikin Nostalgia
29 Maret 2024
Daftar Harga Pangan di DIY Hari Ini Jumat 29 Maret 2024
29 Maret 2024
Harga Beras Masih Tinggi, Banjir di Demak Kudus Pengaruhi Pasokan
29 Maret 2024
11 Tahun Jateng Bersholawat Digulirkan, Nana Sudjana: Semoga Musibah Segera Berlalu
29 Maret 2024
Tahun Ini, Pemkab Purbalingga Buka Formasi Guru Lebih Banyak Lewat Seleksi PPPK
29 Maret 2024
Persis Terus Jaga Performa Pemainnya Selama Ramadan
29 Maret 2024
Ramadan Ini, Harga Sayuran di Pasar Agribisnis Ngablak Fluktuatif
29 Maret 2024
Pekan Depan Pemkab Cilacap akan Adakan Pasar Murah di Desa Kuripan Kidul
29 Maret 2024