Ilustrasi peternakan ayam petelur. Foto: Istimewa.

Ilustrasi peternakan ayam petelur. Foto: Istimewa.

Harga Pakan Meroket-Nilai Jual Telur Anjlok, Sejumlah Peternak Ayam Petelur Gulung Tikar

Penyebab lain peternak ayam gulung tikar yakni harga telur ayam di pasaran anjlok di kisaran Rp 15.000 per kg.

Senin, 11 Oktober 2021 | 09:59 WIB - Ragam
Penulis: Fauzi . Editor: Ririn

KUASAKATACOM, Klaten - Sejumlah peternak ayam petelur di Klaten, Jawa Tengah, gulung tikar. Pasalnya harga pakan ternak terus meroket. Kondisi tersebut diperburuk dengan anjloknya harga telur di pasaran yang masih jauh di bawah harga pokok produksi (HPP).

Salah seorang peternak ayam di Klaten, Suwarto (41) mengaku terpaksa menjual ayamnya supaya bisa bertahan. Sebagian hasil jual ayam digunakan untuk membayar cicilan hutang di bank.

BERITA TERKAIT:
Alfamart Gelar Pelatihan Budidaya Ayam Petelur, Demi Cegah Stunting di Kota Semarang
Peternak Ayam Boyolali Bagikan Telur Rebus hingga Dadar Gratis
Pakan Ternak Semakin Mahal, Telur Kian Meroket
Harga Pakan Meroket-Nilai Jual Telur Anjlok, Sejumlah Peternak Ayam Petelur Gulung Tikar
Peternak Ayam di Boyolali Terancam Gulung Tikar Gegara Harga Pakan Naik

“Dulu punya 7.000 ekor ayam. Sekarang tinggal 3.500 ekor. Sebagai peternak, sangat terdampak pandemi. Harga telur ayam di tingkat peternak pernah anjlok Rp 14.800 per kg. Seharusnya sekitar Rp 21.000 per kg.” tuturnya.

Sementara, Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Klaten Sunaryo menjelaskan, harga jagung sebelumnya sekitar Rp 4.500 per kg. Namun sekarang naik di kisaran Rp 5.200-Rp 5.400 per kilogram (kg).

“Penyebab harga jagung naik, karena hasil panen sedikit. Tidak bisa memenuhi kebutuhan peternak. Harus berebut dengan pabrik yang tidak boleh impor jagung. Peternak dengan populasi ayam petelur sekitar 2.000 ekor ke bawah, jadi korbannya.” jelasnya, Sabtu (9/10/2021).

Sunaryo menuturkan, Klaten sudah menerima subsidi pakan ternak dari pemerintah pusat. “Jumlahnya sekitar 2.000 ton (jagung) . Ada pun yang sudah terealisasi, baru 100 ton. Sehingga masih ada 1.900 ton untuk Oktober-November ini.” paparnya.

Ia berharap pemerintah tetap memberikan subsidi pakan ternak pada Desember mendatang.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa penyebab lain peternak gulung tikar yakni harga telur ayam di pasaran anjlok di kisaran Rp 15.000 per kg. Harga tersebut jauh di bawah HPP telur ayam yakni Rp 20.700 per kg. Anjloknya harga tersebut, disebabkan panen telur ayam melimpah, namun tidak dimbangi penyerapan dari konsumen.

“PPKM juga mempengaruhi. Kondisi ini sudah berlangsung dua bulan. Masyarakat tidak boleh hajatan. Resto dan tempat wisata belum buka 100 persen. Dari 73 peternak ayam petelur di Klaten, beberapa sudah kolaps.” tukasnya.

***

tags: #peternak ayam petelur #klaten #gulung tikar

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI