Screen capture pesan korban dan pelaku

Screen capture pesan korban dan pelaku

Modus Penipuan Online di Semarang: Mengaku sebagai Guru Korban

Pelaku meminta korban mengirim uang Rp19 juta.

Selasa, 26 Oktober 2021 | 14:04 WIB - Ragam
Penulis: - . Editor: Ririn

KUASAKATACOM, Semarang - Kasus penipuan marak terjadi di mana-mana, tidak memandang tokoh publik atau hanya orang dari kalangan biasa. Di era sekarang ini, kasus penipuan tidak hanya dilakukan secara langsung, tetapi juga dilakukan secara online melalui akun sosial media.

penipuan online semacam ini baru terjadi pada seorang ibu bernama Asri pada Rabu (13/10). Ibu yang berprofesi sebagai guru olahraga ini menceritakan kalau ada nomor tidak dikenal mengirimkan pesan kepadanya melalui WhatsApp. Setelah melihat profilnya, Asri mengenali foto yang terpasang dan tercantum nama salah satu gurunya dulu.

BERITA TERKAIT:
Hotel @Hom Sajikan 50 Menu Setiap Hari Selama Ramadan 2024 Lewat Promo Bukber Sajadah 
Roemah Coklat, Bisnis Kuliner yang Berawal dari Hobi Makan Coklat
Meski Hujan, Pendukung Ganjar-Mahfud Tetap Semangat Ikuti Hajatan Rakyat
Hari Terakhir Kampanye, Ganjar-Mahfud Gelar Hajatan Rakyat di Solo dan Semarang
Polda Jateng Akui Minta Video ke Sejumlah Akademisi, tapi Untuk Pemilu Damai

Asri membalas pesan dari gurunya tersebut yang sudah lama tidak berkabar. Hingga tiba pada bahasan penawaran kendaraan lelang. Orang yang mengaku guru dari Asri itu mengirimkan brosur yang berisi lelang dengan penjelasan yang sangat meyakinkan. Pelaku menjanjikan kepada Asri kalau peluang mendapat kendaraan lelang sangat besar. Pelaku meminta KTP, KK, dan NPWP kepada korban. Tanpa berpikir panjang, ibu dari dua anak itu langsung mengirimkan data yang diminta pelaku.

“Saat itu saya masih berada di sekolah dan benar-benar tidak merasa curiga. Saya mengirimkan data yang diminta oleh pelaku saat tiba di rumah," ucap Asri, beberapa waktu lalu.

Setelah mengirimkan data-data miliknya, warga Kecamatan Gunungpati Semarang ini baru merasa curiga. "Saya baru menyadari ada yang ganjil setelah dia meminta saya menyiapkan uang sebesar Rp19 juta untuk ditransfer ke nomor rekeningnya. Lima menit kemudian, saya menelpon nomor tersebut tetapi saat diangkat nada suaranya berbeda dengan guru saya. Suaranya terdengar gelisah, lalu menutup sambungan telpon," jelasnya.

Guru olahraga yang mengajar di salah satu SD di Kecamatan Gunungpati ini segera menghapus data yang sudah dikirimkan, karena khawatir data tersebut disalahgunakan. Saat ditelpon lagi berulang-ulang, pelaku tidak mengangkat telpon.

"Foto profil yang dia gunakan sudah tidak ditampilkan dan beberapa chatting yang menawarkan lelang kendaraan sudah ditarik lagi," katanya.

Lebih lanjut, ia mengaku khawatir kalau KTP dan KK yang telah dikirimkan akan digunakan untuk peminjaman online yang mengatasnamakan dirinya.

*Berita di atas ditulis oleh kontributor KUASAKATACOM Dwi Endah NA

***

tags: #semarang #penipuan #gunungpati #mengaku guru

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI