Peternak sapi Desa Pagerjurang Kecamatan Musuk, Nur Amir menunjukan saluran biogas miliknya. Rabu (27/10/2021). Foto: Istimewa.

Peternak sapi Desa Pagerjurang Kecamatan Musuk, Nur Amir menunjukan saluran biogas miliknya. Rabu (27/10/2021). Foto: Istimewa.

Peternak Boyolali Sulap Limbah Kotoran Sapi Jadi Biogas

Membuat biogas rumahan berawal dari kesenjangan sosial terkait limbah kotoran sapi.

Kamis, 28 Oktober 2021 | 16:35 WIB - Ragam
Penulis: Fauzi . Editor: Ririn

KUASAKATACOM, Boyolalipeternak sapi di Desa Pagerjurang, Kecamatan Musuk memanfaatkan limbah kotoran sapi. limbah akhir hewan ternak tersebut mampu disulap hingga dapat dijadikan biogas yang bermanfaat bagi rumah tangga.

Pemanfaatan limbah kotoran sapi yang dikelola peternak sapi bernama Nur Amir mengaku selama pandemi Covid-19 ini banyak hikmah yang didapat, mulai dari pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas hingga cairan limbah sapi menjadi pupuk cairan yang difermentasi untuk tanaman. 

BERITA TERKAIT:
Tingkatkan Kualitas Hasil Ternak, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jateng Gelar Sarasehan Ternak Ayam Petelur Se-Jateng
Usai Viral Aksi Buang Susu, Pelaku Industri dan Peternak Sapi Sepakat Damai
Kok Bisa Susu Impor Australia-Selandia Baru Bebas Pajak? Peternak Sapi Lokal Nelangsa
Menteri Pertanian Tahan Izin Impor Lima Perusahaan, Imbas Peternak Buang Susu
Dihargai Murah, Jadi Penyebab Peternak Sapi di Sejumlah Daerah Buang Susu Hasil Produksi

“Jadi kami berembug bersama warga lainnya, bagaimana limbah ini bermanfaat bagi lingkungan. Ya, akhirnya terjawab, kotoran sapi menjdi biogas, air kotoran sapi jadi pupuk tanaman.” tuturnya, Rabu(27/10/2021). 

Amir menuturkan, biogas yang dibuat berkapasitas sekitar 11 kubik dan dapat menghasilkan gas rumahan sekitar lima sampai enam rumah dengan biaya keseluruhan sekitar Rp 5 juta.  “Kami sudah memulai sekitar enam bulan. Dari 11 kubik ini dapat dimanfaatkan lima sampai enam rumah. Ternak sapi disini ada 20 ekor.” terangnya.

Kedepan, pemanfaatan limbah kotoran sapi tersebut akan dibudidayakan satu desa. Mengingat, warga di desanya hampir semua memiliki ternak sapi. “Jadi ke depan ada rencana pengembangan seluruh desa, karena disini ini mayoritas peternak dan pertanian,” pungkasnya. 

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pemanfaatan limbah tersebut sudah berjalan enam bulan yang lalu. Terlebih dimasa pandemi seperti ini, pemanfaatan limbah sapi tersebut dapat menghemat pengeluaran untuk pembelian gas ukuran tiga kilogram. 

Menurutnya, membuat biogas rumahan berawal dari kesenjangan sosial terkait limbah kotoran sapi di desa tempat tinggalnya. “limbah kotoran sapi di desa bermula menjadi konflik sosial antar warga. Karena di desa kami ini hampir setiap orang memiliki ternak sapi dan limbahnya tersebut menjadikan kesenjangan antar warga.” tukasnya.

***

tags: #peternak #sapi #limbah #kotoran

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI