Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.

Percepat Realisasi Investasi UEA, Jokowi Bentuk Tim Khusus

UEA masih ada di urutan ke 20-an dalam daftar negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia.

Kamis, 11 November 2021 | 18:10 WIB - Ekonomi
Penulis: Wisanggeni . Editor: Wis

KUASAKATACOM, Jakarta- Guna mempercepat realisasi investasi Uni Emirat Arab (UEA) di Indonesia, Presiden Joko Widodo membentuk tim khusus. Hal itu disampaikan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers daring, Kamis (11/11/2021).

Bahlil menambahkan tim teknis tersebut terdiri dari tim yang menangani investasi melalui Indonesia Investment Authority (INA atau Lembaga Pengelola Investasi/LPI) dan investasi langsung. "Di mana tim teknis urusan INA itu oleh Pak Erick Thohir (Menteri BUMN) dan investasi langsung (FDI) dipegang kami, Kementerian Investasi, dan sebagai komandannya yaitu Menko Marves Pak Luhut karena beliau adalah Menkonya," ucap Bahlil.

BERITA TERKAIT:
Kemenag RI Buka Pendaftaran Jadi Imam Masjid di Uni Emirat Arab
Banjir Besar Terjadi di Dubai, Rumah hingga Bandara Tergenang
Menang Lawan UEA, Shin Tae-yong Soroti Finishing Garuda Muda
Indonesia U-23 Vs Uni Emirat Arab U-23: Garuda Menang Tipis 1-0
Religiusitas dan Spiritualitas Berbasis Agama Bisa Dukung Perilaku yang Tak Etis

Strategi yang akan dilakukan untuk bisa mempercepat realisasi investasi UEA senilai 44,6 miliar dolar AS itu, menurut Bahlil telah dikabarkan oleh pihaknya. 

Bahlil menyatakan pihak Kementerian Investasi sendiri juga telah membentuk satuan tugas (task force) agar bisa menangani belasan proyek investasi tersebut dari awal hingga akhir. "Jadi nanti Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Investasi, akan mendatangi itu perusahaan, nanti seluruh perizinannya kita yang urus. Seluruh masalah dalam negerinya kita urus, nanti urusan mereka adalah membawa teknologi, membawa modal dan membawa pasar," ungkapnya.

Hal itu dilakukan, lanjut Bahlil agar ada kolaborasi dalam upaya mempercepat realisasi investasi. Pemerintah Indonesia, tegasnya tidak bisa lagi hanya duduk di belakang meja untuk bisa dapat investasi. 

Sehingga pola yang ia terapkan kini adalah jemput bola. "Kami di Kementerian Investasi, polanya adalah menjemput bola, bukan menunggu bola. Karena rakyat dan negara akan mendapatkan multiplier effect ketika mereka sudah bisa beroperasi. Kalau baru komitmen, dapat izin, itu belum selesai," ujarnya.

Kementerian Investasi, sambungnya akan mengawal realisasi investasi mulai dari financial closing, pembangunan infrastruktur hingga kemudian bisa berproduksi. "Kita kawal terus, jangan diganggu-ganggu, jangan ada hantu-hantu yang main di lapangan ganggu ini barang. Kalau nggak, bagaimana bisa jalan. Kita kawal sampai dia produksi, baru kita lepas," ucapnya.

UEA, ungkap Bahlil masih ada di urutan ke 20-an dalam daftar negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia. Pemerintah pun terus mendorong agar investasi UEA bisa terus meningkat sehingga negara Timur Tengah itu bisa masuk dalam daftar lima besar investor utama Indonesia.

Meski begitu, Bahlil mengakui aturan di Indonesia memang masih berbelit. Meski, di sisi lain, tidak mudah meyakinkan investor UEA untuk menanamkan modal di Tanah Air. karena karakteristik investor UEA bisa dibilang merupakan kombinasi dari semua investor yang sudah pernah ditemuinya mulai dari investor Jepang, China, AS, Korea hingga Eropa.

Bahlil menandaskan harus ada ikatan khusus untuk bisa membangun hubungan dengan investor UEA. Di samping itu, mereka juga sangat berkomitmen terhadap lingkungan. "Jadi ini gabungan, makanya tidak gampang," katanya.

***

tags: #uni emirat arab #bahlil #presiden joko widodo #menteri investasi

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI