Menkopolhukam Persilakan Publik Telusuri Dugaan Bisnis PCR Luhut dan Erick Thohir
Mekopolhukam mempersilakan masyarakat untuk bertanya ke Badan Pemeriksa Keuangan dan Bea Cukai untuk mengecek kebenaran persoalan ini.
Senin, 15 November 2021 | 08:24 WIB - Ragam
Penulis:
. Editor: Ririn
KUASAKATACOM, Jakarta - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD membenarkan Menko Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir mendirikan sebuah yayasan untuk membantu masyarakat dalam pengadaan obat dan alat tes Covid-19. Dalam hal ini. Kemenpolhukam menyebut yayasan tersebut mendirikan PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) yang kegiatannya antara lain melakukan pengadaan PCR yang distribusinya ada yang berbayar dan ada yang digratiskan.
Pemerintah Dinilai Tak Bijak
BERITA TERKAIT:
Empat Juta Orang Indonesia Main Judi Online, Anak-anak sampai Orang Tua
164 Wartawan Terjangkit Judi Online, Menkopolhukam: Ini Rambah Semua Profesi
Berantas Judi Online, Satgas Ambil Tiga Langkah Operasi Hukum
Jokowi Bentuk Satgas Pemberantasan Judi Online, Diketuai Hadi Tjahjanto
Jokowi Nilai Hadi Tjahjanto Mampu Jabat Menkopolhukam
Zainal Arifin Mochtar selaku Ahli Hukum Tata Negara dari UGM, mengatakan bahwa pemerintah tidak bijak membiarkan menteri terlibat dalam bisnis pengadaan PCR. Ia beralasan akan ada konflik kepentingan antara pejabat tersebut dengan bisnis tersebut.
"Tidak mungkin orang bisa dibenarkan ketika dia pejabat publik, lalu kebijakannya berimplikasi sama dengan yang dimiliki secara privat. Itu konflik kepentingan," jelas Zainal secara daring pada Sabtu (13/11/2021) malam.
Menurut Zainal, kondisi darurat yang disampaikan Mahfud MD juga tidak tepat jika dijadikan alasan bagi pejabat publik untuk terlibat dalam bisnis pengadaan PCR. Karena itu, ia mendorong pemerintah untuk mengakhiri praktik konflik kepentingan dalam bisnis PCR.
Ia merekomendasikan pemerintah sebaiknya menunjuk BUMN yang memiliki usaha sejenis untuk bisnis PCR ketimbang melalui pejabat atau orang perseorangan. Namun, dengan catatan tetap dilakukan audit dan pemantauan terhadap harga eceran PCR yang jelas. Sebab, ia masih menemukan harga PCR di lapangan masih di atas dari harga eceran terendah yang ditentukan pemerintah.
Masyarakat Dipersilakan Telusuri Dugaan bisnis PCR Luhut dan Erick Thohir
Mahfud menjelaskan bahwa pendirian yayasan tersebut untuk menjawab seruan Presiden RI Joko Widodo yang meminta semua pihak kreatif dalam penanganan Covid-19 yang tidak menentu pada awal 2020. "Saya tidak membela, kritik saja hitung uangnya berapa. Dari ratusan ribu PCR itu, ini hanya kebagian 2,5 persen itu berapa. Belum lagi yang diberikan ke masyarakat secara cuma-cuma," ujar Mahfud dalam diskusi "Menguji Konsistensi Kebijakan Penanganan Pandemi Covid-19 Terhadap UUD 1945" secara daring pada Sabtu (13/11/2021) malam.
Oleh karena itu, Mekopolhukam mempersilakan masyarakat untuk bertanya ke Badan Pemeriksa Keuangan dan Bea Cukai untuk mengecek kebenaran persoalan ini. Ia meyakini kebenaran tentang dugaan keterlibatan dua menteri ini dalam bisnis PCR ini nanti akan terungkap. Mahfud MD menekankan, pemerintah juga tidak antikritik dalam penanganan pandemi COVID-19. Namun, Mahfud juga meminta masyarakat untuk tidak menuding pemerintah antikritik jika menjawab kritik tersebut.
"Di negara demokrasi itu menjawab kritik dan mengadu logika, adalah bagian dari mujadalah, mencari kebenaran. Silakan kritik, dan izinkan yang dikritik menjawab dan mengkritik balik," katanya.
Mahfud mengatakan pro-kontra terhadap penanganan Covid-19 sejak awal tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan di seluruh dunia. Menurutnya, sejumlah negara kewalahan, tampak panik dan gagap. Termasuk negara-negara yang dianggap mempunyai sistem kesehatan yang baik, seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Italia, Spanyol.
***tags: #menkopolhukam #mahfud md #bisnis pcr #luhut bisnar pandjaitan #erick thohir
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI

Temani Ponakan Buat Visa, Seorang Pria Jadi Korban Perampokan di Jakpus
27 Maret 2025

Oknum Polisi Jalani Patsus dan Dicopot dari Jabatannya akibat Minta THR
27 Maret 2025

Ambulance Udara Disiagakan di Tol Trans Jawa untuk Antisipasi Darurat Saat Mudik
27 Maret 2025

Kondisi Kesehatan Menurun, Titiek Puspa Dilarikan ke Rumah Sakit
27 Maret 2025

Plafon Masjid di Bekasi Ambrol, Polisi Lakukan Pemeriksaan
27 Maret 2025

USM Raih Akreditasi Unggul, Rektor: Perjalanan Panjang
27 Maret 2025

Mayat Bayi Perempuan Ditemukan di Bawah Bendungan Pintu Air Tangerang
27 Maret 2025

Polisi Gagalkan Pengiriman 93 Kilogram Sabu, Tiga Orang Ditetapkan sebagai Tersangka
27 Maret 2025