KKN UIN Walisongo Adakan Podcast Relevansi Ajaran walisongo di Masa Sekarang

KUASAKATACOM, Semarang- Kelompok 130 KKN RDR 77 UIN Walisongo Semarang mengadakan podcast atau bincang santai lewat live instagram, pada Selasa (16/11/2021) pukul 13.00 WIB.

podcast itu membahas Relevansi ajaran Walisongo di masa sekarang dengan Narasumber Ketua PC IPNU Kabupaten Pemalang, M. Khafsin Nizar. Acara tersebut dipandu oleh koordinator kelompok 130 Muhammad Fahim Masruh, ia memberikan beberapa pertanyaan kepada narasumber seperti halnya siapa saja walisongo itu, peran walisongo dalam menyebarkan ajaran Islam di tanah Jawa, ajaran walisongo di masa lampau dan juga relevansi ajaran walisongo jika di terapkan di masa sekarang. 

BERITA TERKAIT:
Launching Studio Podcast dan Radio Red Q UMC, Rektor Unsiq : "Bangun Citra dan Daya Tarik!"
Bose Segera Jawab Kebutuhan Masyarakat Terhadap Produk Open Earbuds yang Mumpuni
Bahas Kasus Sianida Jessica Wongso, Podcast Dokter Richard Lee Sempat Kena Take Down YouTube
Promosi Video Podcast Kasus Jessica Wongso, Unggahan Deddy Corbuzier Dihapus Instagram
Raffi Ahmad Datangi KPK Hari Ini, Ada Apa?

M. Khafsin Nizar menjelaskan bahwa sebenarnya wali itu ada banyak tidak hanya sembilan, tetapi pada umumnya masyarakat luas hanya mengetahui sembilan wali yang sangat masyhur di sebut walisongo. Mulai dari Sunan Gresik, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Muria dan lain sebagainya. 

Walisongo, lanjut Khafsin Nizar memiliki peran sangat penting sekali dalam menyebarkan ajaran Islam di tanah Jawa. Walisongo menyebarkan Islam dengan menggunakan dua metode yaitu metode asimilasi dan metode sinkretisme. 

Dimana metode asimilasi merupakan penyatuan dua budaya sehingga menimbulkan budaya yang baru. Karena di ketahui bahwa masyarakat dahulu memiliki budaya yang buruk sebelum Islam masuk dan harus disempurnakan. Sedangkan sinkretisme merupakan paham aliran baru. 

Ajaran Walisongo, menurutnya masih sangat relevan di masa sekarang dengan melihat banyaknya kegiatan moderasi beragama yang hari ini merupakan suatu gerakan yang sangat banyak dilakukan oleh semua kalangan. Sama seperti zaman dahulu walisongo menyebarkan ajaran Islam di Jawa dengan penuh rasa damai, menghormati orang lain yang non islam yang kemudian diajak masuk islam dengan cara damai. Oleh karena itu islam berkembang pesat di Nusantara karena mengedepankan ajaran yang baik dan sangat toleran sampai saat ini. 

Walisongo dalam berdakwah berprinsip tidak boleh takut kalau itu benar. "Karena sebenar-benarnya kebenarannya adalah yang hak (ajaran Allah) dan kita juga jangan sampai melupakan Dzikir, fikir dan amal shaleh sebagai manusia," pungkasnya.