Wakil Ketua Komisi X DPR Agustina Wilujeng Pramestuti, SS, MM, saat memberikan sambutan dalam kegiatan

Wakil Ketua Komisi X DPR Agustina Wilujeng Pramestuti, SS, MM, saat memberikan sambutan dalam kegiatan "Workshop Sosialisasi Buku dan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran" yang diadakan di Balai LPMP Jawa Tengah, Senin (20/12/2021).

DPR Minta Para Pendidik Lebih Tabah dan Kuat Agar Hasilkan Anak Didik yang Tangguh

Guna menghindari adanya dampak learning loss, menurut Agustina adanya opsi menyerahkan kurikulum ke sekolah tersebut adalah bagus.

Senin, 20 Desember 2021 | 15:47 WIB - Didaktika
Penulis: Wisanggeni . Editor: Wis

KUASAKATACOM, Semarang- Di masa pandemi ini, DPR berharap kepada para pendidik untuk lebih tabah, semangat dan kuat. Karena ditangan para pendidiklah anak-anak Indonesia ini akan menjadi siap menghadapi masa depan.

"Meski bapak ibu guru ini juga dalam posisi belajar menyesuaikan diri dengan keadaan di pandemi ini, namun saya mohon bapak ibu guru lebih tabah, tawakal, semangat dan kuat. Karena di tangan bapak ibu guru ini, anak anak kita ini mau kemana, jadi apa dan bisa apa," tandas Wakil Ketua Komisi X DPR RI Agustina Wilujeng SS, MM, disela kegiatan "Workshop Sosialisasi Buku dan kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran" yang diadakan di Balai LPMP Jawa Tengah, Senin (20/12/2021).

BERITA TERKAIT:
Agustina Wilujeng: Persatuan dan Kesatuan Bangsa Berakar dari Pendidikan Berbasis UUD 1945
Bambang Wuryanto: Masa Tenang Merupakan Hari Paling Krusial untuk Aktor Elektoral
135 Ribu Pendukung Ganjar-Mahfud Penuhi Simpanglima Semarang, Agustina Wilujeng: Akan Berdampak Positif pada Ekonomi Warga
135.000 Pendukung dan Relawan Ganjar Mahfud akan Hadiri Hajatan Rakyat di Simpanglima Semarang
Puncak Kampanye, Megawati Soekarnoputri Rencananya Hadiri "Hajatan Rakyat" di Simpanglima Semarang

Oleh itu, kegiatan yang dihadiri para pengampu kebijakan pendidikan tersebut diharapkan Agustina Wilujeng dalam proses pembuatan sistem pendidikan nasional yang lebih bermutu itu ada tata nilai yang ditetapkan dan diselaraskan untuk ditanamkan pada anak anak bangsa.

"Dan saya titip, disetiap titik literasi, nuemerasi, karakter dan perlibatan masyarakat dalam pendidikan itu ada tata nilai yang ditetapkan dan diselaraskan untuk ditanamkan kepada anak-anak kita," harap Agustina.

Agustina menambahkan adanya Pandemi Covid-19 membuat pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Riset Teknologi (Kemendikbudristek) menerapkan kurikulum darurat, sebab kurikulum yang sebelumnya dipakai tidak bisa diterapkan di saat pandemi. kurikulum darurat itu merupakan permintaan DPR saat itu.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Agustina Wilujeng Pramestuti SS, MM mengatakan diberlakukannya kurikulum darurat memang karena kebutuhan. "Bagaimana mungkin pembelajaran online dengan beban seperti sebelum pandemi, maka kita panggil Kemendikbudristek dan meminta untuk segera terbitkan kurikulum darurat. Karena apa, beban gurunya terlalu berat. Bagaimana guru itu bisa menyelsaikan materi hanya dalam waktu dua jam, serta guru juga harus memeriksa akses anak-anak saat online," ungkap politisi PDI Perjuangan itu.

Metode pembelajaran during dan luring, menurut Agustina berbeda maka kurikulum darurat itu penting. "Sekarang ini pandemi belum selesai semua, namun ada juga (sekolah) yang tatap muka maka harus ada opsi yang tetap online pakai apa, yang sudah luring namun waktunya dibatasi pakai apa. Terus kalau dalam satu kelas jumlahnya 32 anak dan dalam satu kelas ngga cukup, kalau mau separuh separuh pakai sistem apa? Nah ini harus ada opsi semuanya, itu menurut saya bagus," beber Agustina.

Guna menghindari adanya dampak learning loss, menurut Agustina adanya opsi menyerahkan kurikulum ke sekolah tersebut adalah bagus. "Opsi yang paling tahu untuk siswa adalah sekolah itu, biar sekolah berembug dengan gurunya. Ini model anak-anak di Jateng bagian pesisir metode belajarnya begini, yang di Kota Semarang mungkin cocoknya ini. Inilah yang diharapkan dapat menurunkan angka learning loss," kata Agustina.

"Kalau dihantam semuanya model belajarnya kayak anak-anak di Jakarta, ngga bisa. Yang di Maluku sana ngga ada internetnya, gurunya harus jalan-jalan. Itu juga merupakan opsi yang diberikan. Nanti suatu hari kita akan dapatkan formulanya, oh bahwa dalam keadaan ini formula ini sehingga bisa diselaraskan," ujarnya.

Oleh itu, Agustina Wilujeng meminta Badan kurikulum untuk rajin melakukan workshop."Badan kurikulum untuk rajin melakukan workshop, FGD guna mencari muatan-muatan dan masukan untuk mencari formula yang paling mirip bener," ucapnya.

Kemendikbudristek Tawarkan Empat Opsi kurikulum
Sebelumnya Plt Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Nugraheni Triastuti mengatakan dalam rangka memulihkan pembelajaran, Menteri Pendidikan Kebudayaan dan Riset Teknologi menawarkan berbagai opsi.

Opsi tersebut diantaranya yang pertama menerapkan kurikulum 2013 secara penuh, yang kedua menerapkan kurikulum 2013 yang disederhanakan, opsi ketiga yakni menerapkan kurikulum yang dikembangkan sendiri oleh sekolah dan opsi terakhir atau keempat adalah menerapkan kurikulum prototipe.

"Dalam rangka menuju ke arah peningkatan mutu pendidikan, pemerintah telah menginisiasi berbagai terobosan untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan di Indonesia termasuk kurikulum prototipe, yang merupakan salah satu gagasan terkini yang dikenalkan Kemendikbudristek," kata Nugraheni Triastuti.

Sedangkan menurut Plt Kepala Pusat kurikulum dan Pembelajaran Drs Zulfikri, MEd, saat ini kurikulum 2013 harus dievaluasi. "Pada prinsipnya kurikulum memberikan kemudahan bagi siapapun bagi guru apalagi peserta didik, semangat untuk memberikan pelayanan maksimum dengan memberikan kemudahan itulah yang selalu kita gelorakan," ucapnya.

Zulfikri menambahkan beberapa waktu lalu Mendikburistek mengingatkan kalau ini bukan sebuah kebijakan namun sebuah gerakan. "Bedanya kalau kebijakan itu perintah, sedangkan gerakanadalah kesadaran kita bersama dalam rangka menciptakan pelayanan pendidikan yang bermutu kepada peserta didik," katanya.

Menurutnya kurikulum saat ini berbeda dengan kurikulum sebelumnya. "Ini beda dengan kurikulum sebelumnya, bila sebelumnya kita kembangkan kemudian kita terapkan sekolah siap atau tidak siap harus melaksanakan. Nah kalau sekarang kita mulai menggerakan kesana, sehingga ada guru penggerak ada sekolah penggerak dan organisasi penggerak semuanya bersinergi untuk melakukan gerakkan perbaikkan dan pemulihan pembelajaran," pungkasnya.


 

***

tags: #agustina wilujeng #wakil ketua komisi x dpr ri #kurikulum #kemendikbudristek

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI